Seventy One

906 90 10
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

Dengan jas putihnya, Joanna segera memasuki ruangan baru yang kini resmi menjadi ruangannya.

Setelah Brian dan timnya mengurus beberapa hal penting mengenai penelitian mereka, akhirnya beberapa orang dari tim itu kembali ke AS dan meninggalkan Joanna beserta 3 orang lainnya untuk mengurus penelitian ini di Indonesia.

Karena itu, Joanna diberi ruangan khusus sebagai wakil ketua tim penelitian. Selain itu, ini juga merupakan permintaan Irvan karena selain mengurus penelitian ini, Joanna akan banyak praktek untuk mengejar spesialisasinya.

"Ruangan gede buat gue sendiri terlalu boros ga sih?" Monolog Joanna sambil membereskan barang-barang yang akan dia gunakan hari ini.

Meskipun sudah tidak bertugas di IGD, dia harus tetap berkeliling untuk mengecek pasien yang selesai menjalani oprasi, juga Kania wanita yang dia tolong beberapa hari lalu yang hingga saat ini belum sadar.

###

Setelah memeriksa 2 kamar berisi tiga pasien, Joanna melanjutkan perjalanan ke ruang VIP yang menjadi kamar rawat inap Kania.

"Selamat Pagi!" Sapa Joanna pada Kania, meskipun wanita itu tidak akan meresponnya.

"Hei Kan! Ga bosen nih tidur terus? Ibu Cinta udah balik ke panti yah, sendiri bae." Tanya Joanna pada Kania sambil memeriksa cairan infus di samping ranjang.

Yap, wanita yang bernama Kania ini adalah salah satu pasien jantung koroner yang selama ini hidup di panti asuhan. Dia juga merupakan pasien teman Reza yang waktu itu sempat meminta tolong pada Joanna. Dunia memang sekecil itu ternyata.

Joanna membuang bunga yang berada di pot bunga itu. Lalu memasukkan bunga segar yang baru yang sudah Cinta siapkan sebelum kembali ke panti.

"Demi lo gue pakai masker dua lapis Kan, soalnya kata bu Cinta lo suka bunga segar kayak gini jadi wajib diganti tiap hari."

Tok tok tok

Ketokan pintu membuat Joanna mengalihkan pandangannya ke arah pintu tersebut.

"Selamat pagi bu dokter!" Sapa orang itu.

"Eh kok?" Joanna terkejut melihat siapa yang datang itu.

"Mau jenguk Kania dok, mungkin aja dia bakalan sadar pas pacar yang ga pernah dia putusin ini dateng kan?"

"Hah? Gimana?"

####

Tepat pukul 22.00 Joanna akhirnya bisa kembali pulang. Dia segera merapikan barangnya sebelum akhirnya meninggalkan ruangan dengan nuasansa putih tersebut.

Parkiran dokter saat ini mulai sepi karena hanya beberapa dokter saja yang yang bertugas malam ini. Bahkan Joanna pun harusnya pulang pukul 20.00 tapi karena harus menunggu Cinta kembali dari panti, membuat dia baru bisa pulang sekarang.

"Eh, kok ban mobil gue bisa kempes sih?" Tanyanya ketika melihat ban kiri mobilnya yang sudah sangat kempes, dan jelas saja dia tidak bisa pulang dengan keadaan itu.

Joanna membuang napasnya berat, lalu segera menghubungi Ajun untuk menjemputnya yang ternyata sekarang berada di kampung karena anaknya yang tiba-tiba sakit.

Dengan gerakan lambat, Joanna mengambil beberapa barang penting di mobilnya lalu segera berjalan keluar rumah sakit.

Pipp pipp

Sebuah motor membunyikan klaksonnya tepat di belakang Joanna, yang membuat dia segera memutar tubuhnya.

"Eh? Ngapain lo kesini?" Tanya Joanna pada Fabiolla yang tiba-tiba saja membawa motor R15 milik suaminya.

Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang