JIN

7.5K 341 1
                                    

"Nuna, ya ampun Jin-Hyung pasti baik-baik aja." Maknae BTS kesayangan member berucap padaku ketika kau berulang kali merisaukan Jin yang pergi ke hutan.

"Dia udah besar Nuna, aku yakin ko pasti Hyung baik-baik aja." Kali ini Kim Taehyung yang berbicara.

"Ne, Nun, jadi berhentilah meneleponnya." Sambung Jimin.

"Lagian di hutan mana ada sinyal." JHope ikut berbicara.

"Tapi ya ampun, kalian tau sendiri kan, Jin itu orangnya kagetan, lihat laba- laba aja dia bisa jerit- jerit kalau misalnya dia ketemu uler gimana ? macan ? singa ? buaya ? kuda--"

"Lebih serem klo Jin-Hyung ketemu Nona-nona manis di sana sih Nun." Jungkook memotong ucapanmu tiba-tiba dan berhigh-five ria dengan Taehyung di sampingnya.

"ISH ! Nyebelin semua !!!!." JHope tertawa lihat tingkah lakumu yang kesal karena di jahili para maknae.

Sudah hampir lebih dari seminggu Jin pergi untuk syuting Law of The Jungle di Indonesia, tanah lahirmu. Reality Show- dokumenter yang membuat para idol/artist dilepas di hutan yang masih liar.

Tentu saja kamu merasa khawatir Jin berpergian jauh di tengah hutan kali ini. Walaupun tentu saja banyak kru dan member lain yang akan membantu tapi tetap saja kamu tidak bisa membayangkan kekasih yang seperti anak kecilmu itu dilepas di alam liar.

"Nunaa !!! Jin-Hyung nyampe korea malem ini !!" Jimin berlari menghampirimu yang kabur ke taman.

"Seriusan Chim ?!!!" Kamu bangkit dari dudukmu. Antusias.

"Iya !! Tadi Manajer-hyung nelfon, katanya sekarang mereka berangkat dari Indo ke Korea."

"Kapan nelfonnya ? Barusan ?"

"Ani.." Jimin menggeleng melihat layar handphonenya. "Tadi pagi jam 11an."

Dan sekarang sudah jam 5 sore. Jarak korea indo cuma butuh waktu 6 jam.

"Itu udah lama Chimm!! Kenapa baru bilang sekaraaaaaang."

"Kan nuna baru dateng sekarang." Jimin membela diri.

"Tapi kenapa Jin oppa belum datang juga?"

"Moella." Jimin menggelengkan kepalanya. Sudah lebih dari dua jam kamu menunggu Jin di dorm, tapi sampai saat ini belum ada tanda- tanda kehidupan darinya.

"Nuna, pulang aja deh, besok nuna kerja." Kamu bergegas pergi karena memang sudah hampir jam 8 malam.

Sepanjang jalan, kamu tidak berhenti menggerutu. Tentu saja masih merasa kesal pada Jin. Kemana dia pergi, dimana dia sekarang semua pertanyaan itu terus saja berdatangan dibenakmu.

Biasanya waktu tempuh dari dorm ke rumahmu hanya membutuhhkan tiga puluh menit, namun kali ini kamu hampir menghabiskan waktu satu jam. Sialnya saat kamu lelah seperti ini jalanan Seoul malah dipadati orang.

Saat tiba dirumah kamu ingin langsung merebahkan diri di kasur karena rasa kantukmu yang luar biasa, namun rasa itu menghilang ketika kamu mendapati rumahmu yang sedikit berantakan.

"Seolma, tidak mungkin ada pencuri masuk kan?" kamu berspekulasi sendiri saat melihat pintu kamarmu terbuka, lalu berinisiatif untuk mengambil panci dari dapur. Perlahan kamu mendekati kamar, walau sebenarnya takut. Mengintip dari balik pintu, kamu melihat sosok lelaki bertubuh tinggi sedang memunggungimu dengan baju yang sobek dibebebrapa bagian. Kali ini kamu benar- benar yakin bahwa dia adalah pencuri. Kamu mendekatinya bermaksud untuk memukulnya, saat

Jarakmu hanya sekitar dua langkah darimya, lelaki itu berbalik. Spontan kamu berteriak, dan melayangkan panci ketubuhnya.

"KYAAAAAA, beraninya kau mask kerumahku." Beberapa kali kamu memukul lelaki itu dengan panci.

"aw aw awa waw sakiiit. Yaaaah hentikan, Shin Y/n sakiiiit." Kamu berhenti memukulnya saat dia memanggil namamu. Darimana dia tahu?

"Kau siapa?" Kamu berlari menjauhinya beberapa langkah karena takut dia akan membalas.

"Yaaah, aku hanya pergi satu minggu dan kau sudah melupakan pacarmu sendiri?" Kamu menatapnya heran. Pacar? Dia Jin oppa?

"Jin oppa?"

"Memangnya kau punya pacar berapa?" Setelah menganalisa wajahnya, ternyata memang benar itu kekasihmu Kim Seokjin. Hanya saja dia terlihat berbeda, jika biasanya wajah Jin putih mulus, sekarang kulitya sedikit coklat ditambah lagi rambut disekitar wajahnya yang membuat Jin tampak berbeda.

"Omooo, oppa maaf. Sakit yah?" Kamu menghampiri Jin yang dari tadi mengusap- usap badannya karena kesakitan.

"Menurutmu dipukul dengan panci setebal itu ga sakit? Emangnya aku hulk." Jin mendengus kesal.

"Abisnya kenapa ga bilang kalau ada dirumah. Aku nungguin oppa di dorm. Terus juga oppa sekarang bewokan, jadi aku sedikit pangling." Kamu berusaha menahan tawa melihat penampilannya sekarang, takut semakin marah.

"Wae? Bukannya oppa jadi terlihat sexy?" Jin menarik tubuh kearahnya.

"Hmmm sedikit." Kau tersenyum sambil mengelus wajahnya.

"Well, kalau begitu aku akan memperlihatkan sisi sexy oppa yang lainnya." Jin memperlihatnya smirknya, sebelum menjatuhkan tubuh kalian berdua keatas kasur.

Well, sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk kalian.

End

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang