JHOPE

4.2K 290 4
                                    


"Pagi Manis." Hoseok mengecup bibirmu sekilas -salah, Hoseok melumatnya sekilas- kemudian berjalan santai ke arah kulkas, meminum air mineral kebiasaan paginya.

Meninggalkan dirimu yang masih shock akibat lumatan Hoseok yang tidak tahu tempat itu.

"Setidaknya kumur-kumur dulu sebelum menciumku, kau bau tau!" Protesmu kesal. Tidak sepenuhnya kesal sih sebenarnya.

"Wae? Kita bahkan sudah sering bertukar saliva dan kau masih protes karena aku menciummu ketika belum sikat gigi?" Ucapnya lalu duduk disampingmu.

"Itu--- uhmmm itu karena aku tidak punya pilihan lain. Kau tidak pernah mau melepaskan aku saat sedang berciuman." Kau membela diri.

"Waaah, padahal kau sendiri sering menciumku diam-diam saat aku tidur dan aku tidak pernah protes." Hoseok juga tidak mau kalah.

"Ish kapan aku seperti itu?"

"Diiih pura-pura amnesia, padahal sebenernya doyan." Ejeknya dan berakhir dengan satu cubitan diperut Hoseok.

"Aaaw, sakit ih."

"Mandi sana, kebiasaan abis latihan dance ga pernah mandi."

"Kan capeeee."

"Ya Makanya jangan sampe malem latihannya."

"Kau protes karena aku selalu latihan sampai malam atau karena aku pulang malam jadi kita tidak pernah bercinta?" Hoseok menyenggol bahumu dengan bahunya.

'Buuug'

Kali ini kau memilih untuk memukul kepalanya dengan menggunakan bantal karena sudah menggodamu.

"Diiih malah mukul, malu yaaaah? Ketahuankan selama ini suka nahan. Padahal bilang aja kalau mau, bruno bisa bangun kapanpun ko. Dia tidak pernah lelah, iyakan bruno?." Hoseok menepuk pahanya sambil tertawa dengan note yang tinggi.

"Jeeeey iiiih." Kau mencubit perutnya berkali-kali, agar dia berhenti tertawa.

"Yeeey ketahuan, hahahaha." Hoseok tertawa semakin keras.

"Udah aaah, mandi sana!" Kau mendorong tubuhnya yang menempelimu seperti permen karet.

"Mau mandi bareng?"

"ENGGA!!"

"Yaudah hari ini libur mandi. Kita pelukan ajaaa." Tawanya memang berhenti, tapi kali ini Hoseok bergelayut manja memelukmu.

"Awas ah bau!" Kau mendorongnya kuat sampai pelukannya terlepas.

"Katanya sayang, baru bau asem gini aja ga mau peluk."

"Soalnya pasti nanti ujung-ujungnya aku bakal ada dibawahmu."

"Emang ga mau gitu? Biasanya suka ndusel-ndusel manja di ketek aku. Nih sekarang aku kasih gratis, mau ga?" Hoseok mengangkat tangan kirinya, menggodamu dengan memperlihatkan ketiaknya karna saat ini dia memakai kaos hitam tanpa lengan.

"Engga usah, thank you anyway." Kau menolak.

"Yakin?" Hoseok mendekat dengan tangannya yang masih terangkat.

"Apasih ih, awas." Kau menghindar.

"Nih sok ndusel manja." Hoseok meraih kepalamu lalu menempatkan wajahmu tepat diketiaknya- menahanmu dengan mengampit lehermu menggunakan lengannya.

"JEEEY!!! Hmmppph, engap sialaaan!" Kau mengumpat sambil memukul-mukul lengannya sedangkan Hoseok tertawa puas.

"Siapa suruh ngejekin aku bau! Hisaplah aroma tubuhku sayang."
Hoseok makin menekan wajahmu diketiaknya.

"Astaga Jey sumpaaah bau!! Jorok banget ih!" Kau memukul dadanya agak keras setelah akhirnya terbebas.

"Lagi? Kurang ndusel-ndusel manjanya?" Hoseok tertawa lepas disaat kau sedang mengisi ulang stok oksigen diparu- parumu.

"Ga mau!!! Jorok!! Mandi sanaa!!!" Kau berteriak, menghindari Hoseok karena saat ini dia sedang bersiap untuk menyerangmu lagi. Tidak pernah ada pagi yang tenang saat bersama kekasihmu Jung Hoseok.

-end-

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang