MIN FAMILY

2.6K 156 0
                                    

- part 15 -

"Oppa, kau mau mengajakku kemana?" Kali ini kamu duduk di kursi roda-kedua kakimu masih lemas dan belum boleh berkerja terlalu lama, akibat keguguran.

Yoongi tidak menjawabnya. Dia tersenyum terus mendorongmu melewati lorong rumah sakit dan masuk ke dalam tempat bermain anak.

Sepi. Itu kesan pertama yang kau dapat. Untuk ukuran tempat bermain anak yang ada dirumah sakit ini cukup sepi. "Pada.. Kemana ?" Tanyamu heran saat Yoongi kini mendorong kursi rodamu menuju piano kecil yang ada di pojok ruangan.

"Ini malam Sweety, anak-anak pasti udah tidur."

Kamu mengangguk paham. Berada di rumah membuatmu tidak tahu mana siang mana malam.

"Oppa mau ngapain." Kamu penasaran sedari tadi Yoongi tidak banyak bicara. Hanya tersenyum kemudian berbicara padamu ingin menunjukan sesuatu untukmu.

"Main piano." Jawabnya kemudian duduk di kursi yang kekecilan untuk tubuhnya--perlu di tekankan kembali kalau itu piano untuk anak kecil.

Kamu masih tidak bisa mengikuti jalan pikirnya. Menyenderkan badan pada kursi roda, menatap Yoongi yang entah mengapa terlihat berbeda malam ini.

"Aku tadinya ingin menampilkan pertunjukan piano sebagai penghiburmu di rumah sakit." Dia memainkan beberapa tuts, mengeceknya semua berfungsi baik. "Aku tau aku kau bosan di sini, jadi kuharap, ini bisa menghilangkan bosanmu."

Selesai Yoongi berbicara sebuah alunan merdu mengalun dari piano kecil tersebut. Canon in D, karya Johann Pachelbel lagu favoritmu mulai mengisi seluruh ruangan, membuatmu merasa nyaman dan tenang.

Yoongi sangat hafal dengan dirimu, dia tau kau masih merasa sedih akibat kehilangan anak pertama kalian, bahkan sebelum kamu memberitahukannya. Kalian memang tidak membahasnya. Tapi Yoongi tidak ingin kau terus larut dalam kesedihan itu. Melihatmu yang terus menerus melamun, beberapa kali memergokimu mengahpus airmata, membuat Yoongi ingin meyakinkanmu bahwa itu bukanlah hal yang harus dibiarkan berlarut-larut.

Dan dengan memainkan lagu kesukaanmu berharap, kamu dapat mengurangi rasa sedih itu.

Denting piano masih mengalun, kamu membuka mata yang terpejam, menatap Yoongi yang kini tengah memandangmu penuh puja. Sorot matanya sedih, namun juga menguatkan, seakan semua perasaan yang ada di dalam hatinya ia sampaikan dari tatapannya.

"Oppa.."

Begitu lagu selesai Yoongi duduk di hadapanmu.

"Dengarkan aku Y/n-ah." Ucapnya menggenggam kesepuluh jemarimu. "Aku tau kita sedang berduka." Lanjutnya perlahan. "Tapi aku tidak ingin melihat wajahmu sedih setiap saat, ini bukan kesalahanmu Sayang, hanya kita yang tidak siap menerimanya terlebih aku." Dia menatapmu penuh permohonan.

"Aku masih belum siap menemanimu setiap hari, menjaga bayi kita setiap saat, menjadi suami siaga bulan bulan awal dan bulan terakhir, kau tau? Aku masih belum siap dengan diriku dan pekerjaanku saat ini." Mengelus jemarimu penuh sayang.

"Aku berjanji, begitu aku siap, begitu kau sembuh, aku akan mengabdikan diriku pada keluarga kecil kita." Dia tersenyum menatapmu. "Aku, kamu, dan little Min nanti di dalam sini."

Kamu mengigit bibir hendak menangis mendengar ucapan Yoongi.

"Uljimaa..." Dielusnya pipimu, kamu mengangguk.

"Jja, sudah malam, kalau dokter tau aku membawamu ke sini aku bisa di marahin." Yoongi berdiri berjalan ke belakangmu dan mulai mendorongmu keluar ruangan.

Kamu tertawa pelan, menghapus airmata yang tidak sengaja jatuh. "Omong-omong Oppa."

"Hmmm?"

"Bagaimana Oppa bisa buka ruangan itu? Setahuku semua ruangan kalau malam di kunci oleh suster."

"Sstt jangan bilang-bilang aku menduplikat kuncinya." Tawanya membuatmu ikut tertawa.

"Lalu Sweety."

"Hmm ?"

"Bagaimana permainanku ?"

"Bagus." Kamu tersenyum, terkagum dengan keahlian Yoongi memainkan melodi indah walau piano yang ia pakai cukup kecil untuk dirinya sendiri. "Tapi Oppa Oppa." Kamu tersenyum jahil.

"Ne Baby ?"

"Oppa kaya topeng monyet yang mainan piano hihi."

"Yaaakkk."

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang