MIN FAMILY

2.7K 161 1
                                    

- part 14 -

"Eommanim.." Suga menghampiri ibumu yang tengah terduduk di samping ranjang rumah sakit. Meraih tangannya lalu menggenggamnya.

Ibumu diam bergeming.

"Mianhe.." Kali ini dia duduk berlutut menaruh kepalanya menyentuh lutut ibumu.

Setelah hening yang lama, ibumu menatap menantunya. "Min Suga..."

Suga menjawabnya dengan mengeratkan genggamannya. Mengartikan bahwa dia siap mendengar apa yang akan ibumu katakan.

"Eomma sudah memberi kepercayaan Eomma dengan menyerahkan Y/n kepadamu." Suaranya halus, tenang, namun sangat menghantam bagi Suga.

"Tapi kenapa.."

"Maafkan aku Eommanim." Suga memotong ucapannya membenamkan kepalanya semakin dalam. Seumur hidup, Suga tidak pernah merasa semengecewakan ini.

"Y/n-ah hamil dua bulan dan kau tidak tau nak?"

'Tidak Eomma.' Suga menjawabnya dalam hati. Enggan mengucapkannya karena itu akan semakin menyakiti ibumu.

"Dan kemana kau saat dia mengalami pendarahan hebat karena keguguran ?"

Suga menggeleng. Merasa terpukul karena akhir-akhir ini dia sibuk dengan duniany sendiri. Konser yang tiada henti, belum lagi kemarin dia sibuk memproduseri sunbaenya, pula dengan debut di Jepang. Semua aktivitasnya mengharuskan dia, mengabaikanmu.

"Maafkan aku Eomma." Menggenggam erat jemari ibumu. Memohon dimaafkan atas segala kesalahannya.

"Kandungannya masih lemah." Ibumu kembali berdialog, kali ini tidak menatap Suga melainkan menatapmu yang terbalut selang infus. "Aku masih ingat saat dia menghubungiku minggu lalu, dengan suara bahagianya, memberitahukan bahwa dia tengah mengandung anakmu Nak.."

Suga memejamkan mata. Sama seperti ibumu, minggu lalu juga dia dihubungi olehmu namun karena lelah yang tak terbendung, dia tidak bertanya ada apa tiba-tiba kamu menghubunginya.

"Aku sangat bahagia mendengarnya Yoongi-ah." Jika ibumu sudah memanggil Suga dengan nama aslinya berarti, dia berbicara dengan serius. "Aku tidak pernah mendengar putriku sebahagia itu dalam hidupnya."

Suga diam. Tidak bisa menjawab apapun.

"Waktu aku ke kediaman kalian, waktu aku menatap matanya yang berbinar, melihat senyumnya yang tak pernah hilang, melihat dirinya yang berulang kali mengelus perutnya, dia tidak pernah secerah itu. Aku kagum denganmu yang berhasil memberinya sebuah kebahagiaan."

Ucapan ibumu seakan mencekik Suga. Dia bahkan tidak pernah tau kau hamil. Apalagi melihat semua yang ibumu katakan.

"Kau tau Yoongi-ah, Y/n-ah memang ceroboh. Bahkan dia terlihat bodoh." Suga mengangguk mengiyakan. Dia tau kamu sangat ceroboh dalam beberapa hal, berulang kali menyakiti dirimu sendiri tanpa sengaja, seperti terkena pisau, terantuk meja, tertabrak pintu, berulang kali terjadi dan itu yang membuat Suga menikahimu. Melindungimu ikrarnya.

"Tapi dasar kecerobohannya itu merenggut bayinya." Ya Suga pula mendengar itu. Begitu dirinya selesai konser di Hongkong dia mendapat telfon dari rumah sakit yang menyatakan, kau mengalami pendarahan, akibat keguguran.

"Awalnya Eomma tenang." Tangan kanan ibumu mengelus surai Suga. "Ada suaminya disampingnya, ada kamu yang menjaganya."

Suga merasa terpukul.

"Tapi ternyata tidak."

"Maafkan aku Eomma, maaf." Rasanya Suga ingin sekali menangis. Merutuki keegoisannya yang membuatnya menyesal seperti ini.

"Gwenchana.." Ibumu tersenyum lembut. "Mungkin kali ini belum saatnya."

Suga mengangguk sebelum menangis dalam diam.

"Oppa..." Kamu memanggil Suga dengan suara yang nyaris tak terdengar. Begitu terbangun dari kritis kamu mendapati Suga yang tengah menggenggam erat tanganmu, duduk disamping ranjangmu dengan mata terpejam.

Sejak kapan dia berada di rumah sakit. Menunggumu seperti ini. "Oppa.." Tidak berniat membangunkannya kamu merasa telah membuat Suga sedih. Bukan kabar bahagia seperti janjimu yang ia dapat selesai konser melainkan kabar duka, kehilangan bayi yang belum ia sapa.

Tetes airmatamu mengalir. "Oppa.."

"Hey hey Sweety kenapa nangis." Suga panik begitu membuka matanya mendapatimu tengah menangis.

"Oppa mianhe.." Sesegukan meminta maaf kepada Suga karena kamu gagal menjaga anak kalian.

"Bukan salahmu Sayang, jangan nangis." Suga meraih kepalamu membawanya dalam pelukan.

"Harusnya.. aku.."

"Tenanglah Sayang." Suara lembut Suga menenangkanmu. Harum aroma tubuhnya, pelukan hangatnya. Membuat tangismu perlahan reda.

Begitu kau mulai sedikit tenang. "Ini bukan salahmu ingat." Suga mengelus pipimu. "Oppa yang salah, Oppa yang gabisa menjagamu, menjaga calon anak kita." Dihapusnya airmatamu yang kembali menetes.

"Uljima... Oppa sedih liat kamu nangis.." Tidak bohong, melihatmu terus menyalahi dirimu sendiri membuat hati Suga teriris.

Kamu mengangguk memeluk kembali dada yang membuatmu nyaman.

"Tidurlah.. ini larut malam."

Lagi kamu mengangguk. Membenamkan kepalamu semakin dalam.

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang