BTS IMAGINE

JHOPE

"THE BEGINNING"
●●●●●

Januari akhir, bulan dimana salju sudah berhenti menyapa bumi namun udara masih saja terasa sangat dingin di kota Kwangju. Dikota ini, beberapa menit lagi dua sejoli akan mengucap janji suci. Merasa gugup sebelum pernikahan memang bukan hal yang mudah untuk dihindari. Namun anehnya Masih saja kau bisa tersenyum, mengingat betapa lucunya Hoseok calon suamimu berkata bahwa ia ingin menikah pada akhir Januari dengan merengek seperti anak kecil yang meminta permen padamu. Itu bukan yng pertama kalinya, mungkin sekitar lima atau tujuh kali ia melakukannya. Bukan dengan sengaja tentunya kau mengundur rencana pernikahan yang ia buat, hanya saja kau masih mempunyai beberapa pekerjaan yang tidak bisa kau tunda. Beberapa alasan ia lontarkan padamu agar kau menyetujui keinginannya, namun alasannya kali ini membuatmu merelakan segalanya.

"Sebentar lagi Februari."Kau mengangguk, paham akan maksud dari ucapannya. Februari adalah bulan kelahirannya jika kalian belum tahu.
"Entah kenapa Februari kali ini aku ingin sesuatu yang berbeda. Hmmm, seperti menyandang status sebagai suamimu salah satunya. Kau... bisakah kau mewujudkannya?" Matanya menatapmu lekat, terlihat penuh pengharapan. Percayakah kalian jika seorang rapper yang selalu bertingkah konyol lah yang mengatakannya?

Jika biasanya kau melontarkan seribu alasan, kali ini kau mengangguk menerima permintaannya yang sedetik kemudian langsung disambut dengan pelukan hangatnya ditubuhmu. Demi Tuhan, bahkan jika hari itu terjadi badai salju aku akan tetap melakukan janji suciku di depan pendeta.

*tok tok tok*
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanmu. Kau tersenyum menyambut kedatangan seorang pria dengan tuxedo hitam yang ia kenakan, membuatnya terlihat tampan meski ini bukan pertama kalinya tubuhnya berkenal dengan pakaian yang terlihat mahal itu.

"Hei bukankah mempelai laki- laki dilarang menemui mempelai wanita sebelum upacara berlangsung?" Ucapmu, yang dibalas Hoseok dengan senyuman.

"Aku sangat gugup, aku berfikir aku harus bertemu denganmu untuk menguatkanku." Hoseok menggenggam tanganmu erat sambil memposisikan dirinya didepanmu.

"Bilang saja kau sudah tidak sabar ingin melihatku, iyakan?" Kau menggodanya, sengaja membuatnya sedikit relax.

"Memang kau tidak gugup?"

"Bohong jika aku bilang bahwa aku baik- baik saja, aku gugup setengah mati. Namun dengan membayangkan betapa lucunya saat kau meminta kita untuk segera menikah membuat gugupku hilang." Hosoek tersenyum mendengar ucapanmu.

"Kau menangis?" Tanyamu saat mendapati kedua pipinya mulai basah dengan air mata.

"Maaf, akhir- akhir ini ku sangat sensitif. Aku bisa tertawa lalu menangis seharian. Banyak sekali hal yang aku pikirkan. Mulai dari merebut perhatianmu dari laki- laki lain, mempertahankanmu, melamarmu, sampai meminta izin dari fansku yang tentunya tidak mudah." Hoseok menghela nafas, menenangkan dirinya sebelum kembali berbicara.

"Aku... aku hanya masih merasa ini semua seperti mimpi. Menikahimu, benar- benar sebuah hal yang tidak terduga." Tambahnya dengan air mata yang lebih banyak dari sebelumnya.

"It's not dream. We are getting married in a few minutes latar. Dan asal kau tahu, aku menyesal karena tidak menyetujuinya lebih awal." Kau mengusap pipinya yang basah.

"Gomawo..." Hoseok memegang tanganmu yang menempel dipipinya.

"For what?"

"For everything you gave to me." Matamu mulai berkaca- kaca mendengar ucapannya.

"Stop it Jey, kau tidak ingin aku terlihat seperti panda saat upacara pernikahan nanti bukan?" Kalian tertawa melihat satu sama lain tengah menangis.

"Boleh aku merusak lipsticklipstick sedikit? Mungkin bisa membantuku menghilangkan gugup." Ucapnya, memajukan sedikit wajahnya mendekat padamu.

"Nee.." Kedua mata kalian terpejam sebelum bibir kalian bertemu.

"Uhuuuk, maaf tuan tapi upacara akan segera dimulai." Refleks kau melepaskan ciumanmu ketik seorang WO datang.

"Ah nee, mianhe." Hoseok membungkuk, meminta maaf lalu bergegas pergi. Tepat didepan pintu keluar, Hoseok berbalik kembali melihatmu.

"I love you." Hoseok memberimu sebuah finger heart lalu pergi, sementara kau kembali merpihkan lipstickmu. Kau bisa menebak nanti malam bukan hanya lipstickmu saja yang akan dirusak olehnya.

=THE END=