BTS IMAGINE

MIN FAMILY

- part 21 -

"Sebuah berita duka dari-" Televisi yang kau tonton berubah layarnya menjadi gelap.

"Oppa!" Kau menoleh ke arah Yoongi yang memegang remote teve. "Kenapa dimatikan?"

"Kenapa kau menonton berita seperti itu."

"Ya kan namanya aku lagi nonton berita Oppaaaaa. Cepat nyalakan."

"No Sweetheart, lebih baik kau istirahat-"

"Engga Oppa, aku mau-"

"-Eomma." Putri kecilmu memanggilmu yang tengah adu mulut dengan Yoongi yang masih setia di depan pintu kamau kalian yang menghadap langsung dengan televisi. "Eomma Appa jangan berantem." Cicitnya membuatmu menghela napas.

"Kyungi, sini."

Kyungi mengangguk dan berjalan ke arahmu. "Eomma kenapa nonton layar hitam?" Tanyanya melihat teve yang masih gelap di hadapanmu.

"Eomma lagi nonton teve Sayang, tapi Daddy Yoongi mematikannya."

"Appa?"

"Ya."

"Appa jangan ganggu Eomma!!" Bentaknya sementara kau terkekeh.

"Demi kebaikan Eomma, Sayang."

"Apanya kebaikanku Oppa?"

Yoongi menghampiri kalian berdua dan duduk tepat di sebelahmu. "Itu berita duka."

"Duka?"

"Salah satu kenalan Appa ada yang meninggal-"

Kau begitu juga Kyungi langsung menundukan kepala. "Turut berduka.." Lirihmu yang diikuti anggukan oleh Kyungi.

"Gwenchana, kau tahu siapa dia." Kau mengangguk dan menyuruh Kyungi masuk ke dalam kamarnya, anak sekecil itu belom harus mendengar berita duka yang datang dari ranah pekerjaan sang Ayah.

"Siapa?" Tanyamu begitu Kyungi menutup pintu kamarnya.

"Jonghyun-"

"-astaga!" Pekikmu menutup mulutmu dengan kedua telapak tanganmu. "Jonghyung Oppa dari Shinee itu?"

Yoongi mengangguk.

"Kenapa?"

"Alasan utamanya masih simpang siur, Sweety." Yoongi meraih kepalamu dan ditaruhnya di bahunya. "Tapi yang paling utama adalah pesan yang ia kirim ke kakak kandungnya."

"Pesan?"

"Kalau dia merasa sangat menderita."

Salah satu resiko yang harus dialami setiap idola yang ada di dalam dunia entertainment, dan sudah menjadi rahasia umum bagi semua insan, kalau berada di dalam dunia hiburan harus menjalani hidup yang amat keras, persaingan comeback dengan idola baru yang datang juga fans yang berangsur menghilang, belum lagi tekanan mental dari para haters yang bisa saja sampai terdengar di telinga idola dan itu yang selalu membuatmu takut.

BTS sedang naik daun dan bukan sekali dua kali berita buruk menimpa grup suamimu, berita Jimin yang dikabarkan akan ditembak, kerjaan haters yang membuat hesteg setelah konser mereka selesai atau ketika first win mereka di acara musik, bayangkan jika Bangtan bukan grup yang bermental baja, pasti mereka sudah mengalami gangguan yang bisa saja membuat salah satu dari mereka dorp dan ini yang tidak mau Yoongi perlihatkan padamu.

"Oppa- aku-"

"Menangislah." Tau akan apa yang ada dipikaranmu Yoongi memelukmu erat.

Kau tentu tidak khawatir sekarang, tapi bagaimana nanti jika Bangtan sudah semakin terkenal dan member mulai sibuk satu persatu, tentunya di antara grup pasti ada saja seseorang yang merasa dirinya bukan apa-apa, dirinya bukan siapa-siapa, merasa tertinggal jauh dan menjadi tertekan atas ketenaran member lainnya. Dan tentunya kau tidak ingin itu terjadi di BTS juga pada hidup Min Yoongi.

"Aku akan baik-baik saja, Sweety." Ucapnya mengelus sayang puncak kepalamu. "Tidak ada yang perlu kau khawatirkan."

Kau mengangguk memeluk erat dada Yoongi yang bidang.

"Kau harus berfikir positif ingat?" Yoongi yang mengingat pesan dokter kalau kau gampang sekali terkena mental down mencoba menenangkanmu. Inilah alasan utamanya mematikan televisi yang kau tonton. "Di Bangtan, tidak akan terjadi apa-apa, percayalah, kami akan menguatkan satu sama lain."

Kau kembali mengangguk saat Yoongi menghapus bulir bulir airmatamu.

"Jjja, uljima.. masa Eommanya Kyungi nangis kaya gini.."

Kau memaksakan senyum seraya mengelus lengan Yoongi. "Oppa.."

"Heum?"

"Kalau ada masalah bilang ke aku."

"Iya Sweety."

"Jangan pendem sendiri." Karena itu akan menjadi beban untuk dirinya sendiri.

"Iya My Sweetheart."

Kau tersenyum mengelus pipinya. "Saranghae." Mencium lembut bibirnya dan Yoongi tersenyum.

"Nado Saranghae Y/n-ah."