PARK FAMILY

2.4K 162 0
                                    

●●●

Aku baru saja kembali dari minimarket terdekat setelah mengingat kalau isi kulkas sudah kosong hanya bersisa coklat putih milik Jimin.

"Pantesan aku panggilin ga ada yang nyaut, ga taunya kamu pergi."

Kulihat Jimin menghampiriku dari arah kamar mandi. Tumben banget dia udah mandi jam segini. Biasanya masih mau nge-gym dulu baru mandi.

"Tadi beli bahan masak sekalian. Oh iya, tumben jam segini mandi? Mau pergi?"

"Lagi pengen aja mandi pagi mumpung ga ada kerjaan."

"Ya udah aku masak dulu. Nanti kalo udah aku panggil kalo udah selesai."

"Perlu aku bantu ga? Daripada aku tidur lagi nanti kalo masuk ke kamar."

Aku menimang apakah perlu bantuan Jimin atau tidak. Kalau misal dibantu Jimin, aku tidak bisa jamin selesai dengan cepat. Apalagi kalau nanti dia iseng gangguin. Tapi kalau membiarkan Jimin tidur lagi juga aku tidak rela.

"Kamu bantu ngerapiin belanjaan ke dalam kulkas aja deh."

"Siap sayang."

Tak berapa lama kemudian Jimin sudah selesai dengan tugasnya merapikan belanjaanku ke dalam kulkas. "Bee, ini yang bukan sayuran taruh di mana? Masih ada sabun, pasta gigi sama alat kecantikanmu nih."

"Oh itu taruh aja di kamar kalo kamu ga tau harus taruh di mana. Nanti biar aku yang rapiin."

"Yes, maam!"

"Thank you, Jim."

"Anything for you, Bee."

Tinggal menunggu rebusan wortel dan daging ayam matang, selesai sudah masakanku. Sembari menunggu matang aku sempat mengecek isi kulkas. Sekedar melihat bagaimana kerja Jimin menata belanjaan tadi.

"Hmm, not bad. Udah cocok jadi ba--"

"Udah bener kan aku taruhnya?" Suara Jimin menginterupsiku. Ia mempersilahkan kedua lengannya memeluk pinggangku dari belakang tanpa beban.

Memelukku seakan aku ini tiang listrik yang berada di pinggir jalan.

"Masakannya belom jadi?"

"Tinggal bentar lagi. Tunggu wortelnya matang."

Aku membalikkan tubuhku, menghadapnya dengan jarak yang begitu mendebarkan. "Rambut kamu masih basah gini. Dikeringin lagi ya, daripada nanti masuk angin."

Aku bergerak melepaskan kungkungan lengannya untuk mengambil handuk dari kamar.

Hmm, sepertinya Jimin berniat cukuran pagi ini. Pasalnya, kulihat ia meninggalkan alat pencukurnya ada di atas meja riasku.

"Jim, sini. Sekalian ambil baskom sama air hangat ya."

Aku mendudukan diriku di atas sofa ruang depan sambil mencari posisi ternyaman menonton acara pagi.

"Nih airnya. Buat apa emang?"

"Udah sini. Duduk di bawah. Habis itu aku bantuin cukuran."

"Oalah."

Jimin mendudukkan dirinya di karpet untuk mempermudah kegiatanku mengeringkan rambutnya.

"Tahun baru kamu maunya ke mana, Bee?"

"Hmm. Terserah aja. Asalkan sama kamu."

"Kalo misal aku ajak nonton perform sambil tahun baruan juga ga masalah?"

"Bukannya udah tiap tahun kita kayak gitu? Ga usah sok nanyain aku mau ke mana deh."

"Wkwk ciah ngambek nih? Padahal mau kuajak ke Hongkong."

"Ngapain?"

"Lha katanya mau ke Disneyland sana."

"Maunya Paris."

"Ya udah Jepang aja."

"Ga mau! Maunya Paris."

Aku menyudahi kegiatan mengeringkan rambutnya. Lalu beranjak pergi menengok masakanku yang kemungkinan sudah matang.

"Mau makan dulu ga ini? Mumpung udah matang."

"Nanti aja nunggu kamu selesai semuanya."

"Ya udah biar cepet selesai semua, lepas bajunya."

"Hah? Kok kamu jadi agresif gini sih, Bee?"

Astagaaaa. Sekalinya otak byuntae memang susah ya dinetralkan. Sudah melekat mutlak byuntae-nya.

"Apa ha apa?! Kamu ngira aku mau ngapain!? Aku tuh mau nyukurin tuh armpit kamu."

"Oalah. Ya udah sini, sini."

"Katanya international idol, tapi bulu ketek aja kayak amazon." Ucapku sambil mengoleskan cream pada area yang hendak kucukur.

"Kan aku pake yang ketutup sayang. Jadi ga masalah. Cuma di rumah aja pake kayak gini."

"Itu waktu mic drop kamu pake ketekan gini juga. Ga guna pake jaket kalo akhirannya juga masih ada 'kecelakaan' ga sengaja tebar."

"Beda ceritanya kalo udah di stage, sayang. Itu beneran 'kecelakaan'. Kan ka--- awww!"

"Tuh liat saking tebelnya sampe udah kayak jualan rambut."

"Ya tapi jangan main cubit sembarangan gitu dong, Bee. Ini ketek juga butuh dibelai manja."

"Ck, sini biar dibelai manja sama cukuranmu. Kita gundulin ini hutan amazonnya Korea Selatan."

"Wkwk.. pelan-pelan aja sayang. Nanti kalo lecet, kamu yang diserbu ARMY satu dunia."

"Ya udah kalo gitu, sebelum diserbu satu dunia. Mau aku ukir dulu biar ga sia-sia mereka nyerbu aku."

"EH EH SEJAK KAPAN KAMU PSYCHO GINI BEE. AWW!"


===== the end =====

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang