MIN FAMILY

2.4K 153 1
                                    

- part 18 -

"Oppa.." mendapati bahwa dirimu keguguran menjadi trauma tersendiri bagimu. Memang kandungan yang kau jaga masih tergolong lemah dan riskan untuk keguguran, tapi bukan berarti kau tidak menjaganya. Kau sangat menjaga bayi kalian berdua, namun takdir berkata lain.

"Ya Sweetheart?"

Kemudian hening. Yoongi tidak pernah bertanya atau menyinggung masalah tentang kehamilan, namun sebagai seorang wanita juga seorang istri, kau tahu kalau dia juga mendambakan hadirnya buah hati. Terlebih istri para anggota Bangtan yang kerjaannya berkembang biak pesat.

"Ani." Kau memeluk lengannya dari samping, membebankan kepalamu pada pundaknya. Tempat ternyaman di dunia.

Yoongi tersenyum, melanjutkan acara menonton tevenya, sesekali mengecup kepalamu lembut.

Kalian dulu pernah membicarakan ini, dulu sekali sampai kau lupa kapan itu tepatnya. Yoongi ingin menjalankan program kehamilan denganmu, ibumu, ibunya, keluarga kalian sudah saling sepakat, hanya saja, masalah timbul dari dirimu sendiri. Kau takut akan kehilangan anakmu lagi, trauma yang muncul begitu kau keguguran. Terlebih ini anak pertama, dan Yoongi saat itu tidak ada di dekatmu.

Bagaimana jika nanti kau akan keguguran lagi? Bagaimana jika Tuhan masih belum percaya menitipkan anak di rahimku? Bagaimana jika Yoongi pergi jauh dan kau membutuhkannya? Dan semua ketakutan itu berakhir dengan kau yang menangis semalaman, membuat Yoongi mengurungkan niatnya.

"Sweety kau melamun." Yoongi mencubit pipimu dengan tangan penuh remah. Kau bahkan tidak sadar kalau dia membawa cheetos di pangkuannya.

Kau menggeleng menegakkan tubuhmu dan bersender pada sofa. Kemarin kau tidak sengaja datang ke rumah sakit dan memeriksa tubuhmu, dokter bilang rahimmu cukup bagus dan bisa memiliki buah hati secepatnya, dokter juga menyarankan beberapa makanan yang mengandung asam juga vitamin untuk tubuhmu.

Hanya saja kau belum siap. Setiap kali telat datang bulan, pikiranmu melayang kemana-mana, tubuhmu bahkan menggigil dan alat tes kehamilan menjadi musuhmu. Yoongi tahu akan hal ini namun dia sama sekali tidak membicarakannya denganmu.

"Taehyung undang kita kesyukuran rumah barunya dan," dia melirikmu sekilas. "Bayi kembar barunya juga."

Kau mengangguk. Sudah mendengar kabar itu.

"Sweety kalau kau tidak mau datang-"

"-aku mau Oppa."

Yoongi tersenyum menatapmu. "Tidak usah memaksakan diri." Mengusap pipimu dengan ibu jarinya.

Kau tersenyum lalu mengangguk. Kembali menatapnya yang fokus dengan layar kaca lagi. Yoongi terlalu tidak ingin menyakiti dirimu dan kau yang tidak ingin membuka dirimu dengannya. Maka masalah ini tidak akan selesai.

"Yoongi, aku ingin berbicara sesuatu."

Yoongi mengerutkan keningnya heran. Sangat jarang kau memanggil namanya langsung jika bukan ada pembicaraan serius.

"Ya?"

"Aku--" Kau menarik nafas. "-aku mau ikut program kehamilan itu."

Kedua manik matanya berbinar. Wajahnya berseri namun sedetik kemudian dia kembali bisa mengotrol ekspresinya. "Y/n-ah, aku tidak memaksamu kalau kamu belum-"

"-aku siap." Tegasmu yang membuatnya kembali terkejut.

"Kenapa?"

"Kau tidak mau?"

"Yes i do. Aku mau, tapi kenapa? Kau tidak perlu memaksakan diri Sayang, aku tahu kau belum siap."

Ucapan Yoongi membuatmu kembali berfikir.

"Tapi aku juga ingin membuatmu senang Yoongi-ah." Kewajiban seorang istri.

Yoongi menatapmu lama. Mencari kesungguhan dikedua bola matamu dan ya, dia menemukannya. "Baiklah." Finalnya kemudian.

"Pertama kita datangi kenalanku, dia seorang psikiater- tidak tolong jangan tersinggung." Dia menahanmu berbicara. "Aku sudah merancang ini jauh-jauh hari begitu melihatmu yang selalu ketakutkan tiap bulan Sweety. Jadi aku mohon, turuti suamimu."

Mendengar kata suami, kau mengangguk. "Lalu kita akan ke dokter kandungan dan membicarakan ini bersama."

Lagi kau mengangguk paham.

"Tapi ingat satu hal." Alismu bertaut heran. "Kita lakuin ini semuanya berdua, aku tidak mau kau jalani semua ini sendiri, jangan." Dia menarik nafas. "Ini rumah tangga kita, calon anak kita, dan bukan kau yang berjuang sendiri di sini, aku juga."

Bulir airmata jatuh dari matamu.

"Jangan simpen semuanya sendiri Sweetheart, kau punya aku, aku di sini untukmu." Kau memejamkan matamu menikmati sapuan kulitnya yang menghapus tetesan airmata.

Tidak menyangka Yoongi akan sepengertian ini. "I love you." Bisiknya tepat saat ia memelukmu.

"Love you more and more Oppa." Kau balas memeluknya. Mungkin ini awal dari perjuangan kalian bersama.

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang