JUNGKOOK

10.5K 702 2
                                    

"Everybody's laughing in my mind." Suara indah mengalun merdu di pendengaranmu. Kamu berjalan selangkah mendekati sumber suara.

"Rumors spreading 'bout this other guy." Kembali kamu menangkap suara merdu itu.

"Do you do what you did when you did with me, does he love you the way I can." Matamu menangkap sesosok pria yang tengah memainkan sebuah piano.

"Did you forget all the plans that you made with me, cause baby I didn't."

'Jungkook Sunbae ?' Ucapmu dalam hati. Tidak berniatu untuk menganggunya.

"That should be me holding your hand." Suara Jungkook yang berat kembali masuk pendengaranmu. Namun tidak hanya telingamu yang mendengar, hatimu juga.

"That should be me making you laugh." Pesan yang ia sampaikan masuk ke dalam hatimu.

"That should be me this is so sad." Jungkook memainkan piano dengan mata terpejam. Begitu pula dirimu, merasakan kepedihan yang Jungkook lantunkan. "That should be me, That should be me."

"That should be me feeling your kiss."

"That should be me buying you gifts."

 "This is so wrong, i can't go on.

"Untill you believe."

"That should be me."

Nyanyian Jungkook selesai, tapi tidak dengan dentingan pianonya, dia terus memainkan beberapa melodi tanpa menyanyikannya. 

Kamu memperhatikan kakak tingkatmu itu. Bagaimana bisa hanya lewat nyanyian kamu merasakan apa yang Jungkook rasakan.

"Masuklah." Ucapan Jungkook mengagetkanmu.

"Eh ?"

"Aku tahu kau daritadi mendengarkanku, masuklah."

Kamu mengangguk samar lalu membuka pintu kelas musik yang memang tidak tertutup sempurna. Hari ini kelas kosong, merasa jenuh dengan suasana kelas yang sangat ramai kamu berniat berjalan-jalan mengelilingi gedung sekolahmu.

"Kau.." Jungkook mengamatimu atas sampai bawah. "Murid baru ?" Tanyanya.

Kamu menggeleng. "A-aku adik tingkat Sunbae.." Lirihmu yang entah mengapa jadi tergugup. Memperhatikan Jeon Jungkook -kakak kelas terkenal yang mempunyai jutaan fans dan segudang prestasi- lebih dekat sangat tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Jungkook dari jarak sedekat ini terlihat jauh lebih tampan seratus derajat dibandingkan dengan yang kamu lihat dari teman-temanmu.

"Ahh, duduklah sini." Jungkook menepuk kursi di sampingnya.

"Ne ?"

"Here." Ucapnya lebih lembut dan menarik tanganmu guna duduk di sampingnya.

Begitu terduduk kamu diam, momen canggung tercipta seketika. Kamu sangat gugup hingga kedua kakimu mengetuk-ngetuk lantai dan itu membuat Jungkook tertawa sadar akan kegugupanmu.

"Kau tau lagu yang baru aku nyanyikan ?" Jungkook memulai percakapan seraya memencet tuts piano asal.

"Justin Bieber - That Should be Me." Anggukmu menoleh ke arah Jungkook.

Jungkook mengangguk tanpa melihatmu. "Ya, itu seharusnya aku." Gumamnya pelan kemudian memainkan musik awal dari lagu yang ia nyanyikan tadi.

"Aku patah hati dengan seorang gadis." Ucapnya. Kamu menoleh ke arahnya lagi bersiap mendengarkan. "Sudah lama aku mencintainya, tapi dia tak pernah sadar kalau aku mencintainya." Lanjut Jungkook, tangannya tak berhenti memainkan piano. "Kami berteman sudah cukup lama, dari SMP, tapi aku tidak pernah menganggapnya sebagai seorang sahabat, berbeda dengannya yang hanya menganggapku sebagai sahabat kecilnya."

Kamu melihat Jungkook tertunduk. Ingin sekali kamu mengelus punggung Jungkook memberikan kekuatan. Walau kalian bukan teman dekat -tentu saja Jungkook bahkan baru mengenalmu tidak lebih dari lima menit yang lalu-.

"Sampai akhirnya dia berkata padaku, dengan wajah yang berseri-seri, sungguh dia sangat cantik dengan senyumannya itu, dia bilang, dia diterima oleh laki-laki yang dia cintai dua tahun terakhir. Laki-laki yang beruntung mendapatkan perempuan semanis dirinya." Suara Jungkook menghilang.

"Seharusnya dari dulu aku bilang bahwa aku mencintainya."

Entah mengapa perasaaanmu seperti tercabik mendengar suara parau seniormu yang semakin melemah, menandakan dia sudah tidak kuat lagi menahan airmata.

"Seharusnya laki-laki yang ada dihatinya itu aku."

Reflek, tanganmu mengelus punggung Jungkook. Mendekatkan dirimu kepadanya memeluk Jungkook dari samping. "Sunbae.." Lirihmu menenangkan.

"Apa semua waktu yang aku beri, semua hal yang aku kasih itu kurang ?"

"Sunbae tenanglah." Ucapmu masih terus mengelus punggung Jungkook.

"Harusnya waktu itu aku tidak mendukungnya."

"Oppa.." Lirihmu, airmatamu perlahan menetes melihat Jungkook senior yang selama ini dibanggakan, mempunyai banyak orang yang sayang padanya, ternyata punya masalah percintaan yang begitu memilukan. Perasaan yang Jungkook punya untuk perempuan itu pasti sangat besar hingga akhirnya dia terjatuh sedalam ini. Pria bukan mahluk lemah apalagi sampai menetaskan airmata jika tidak menyangkut kelemahan terbesarnya.





END

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang