JIN SMUT

13.9K 291 3
                                    

=KONTEN DEWASA, MOHON KEBIJAKAN PEMBACA=

IMAGINE
JIN x YOU

***

Hari ini priamu genap berusia 25 tahun umur Korea. Kamu tentunya tidak ingin melewatkan hari kelahirannya sama seperti hari-hari sebelumnya yang penuh dengan hal biasa. Malam ini kamu mempersiapkan semuanya dengan matang, mulai dari mendekor kamar kalian sedemikian rupa hingga memasak makanan yang Jin sukai. Kamu bahkan rela lembur di minggu-minggu kemarin demi meminta libur seharian khusus untuk ulang tahun priamu.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Jin belum juga pulang. Biasanya ia akan sudah sampai di rumah ketika jarum panjang tepat diangka 12, namun sampai jarum panjang di angka 3 Jin belum juga menunjukkan tanda-tanda kehadirannya. Sembari menunggu Jin pulang kamu menuju kamar dan duduk merapikan diri di hadapan cermin. Memoles wajahmu dan menebalkan liptint pada bibirmu.

GREB

"Hai, princess" sapa Jin tiba-tiba mendekapmu dari belakang, lebih tepatnya mengagetkanmu.

"Oppa! Ish ngagetin sumpah! Manggil bisa lho ga usah langsung nyosor gini" omelmu ketika Jin mulai nakal mengecup bahumu yang tak tertutupi oleh bahan.

"Hm aku ga dapet hadiah nih?"

"Hadiah apa ya? Emangnya lagi ngadain perlombaan terus menang?"

Jin memutar tubuhmu dan duduk di atas pangkuanmu, "Oh jadi mainnya sok ga tau gini? Oke deh, deal"

"Duh berat ah, awas. Kamu belom mandi, sana mandi. Keringetan ish jorok banget sih. Kamu tau kan aku ga suka keringet kayak gitu" jawabmu sambil mendorong tubuh Jin agar menyingkir dari pangkuanmu.

Hasilnya,
ya.. Jin memang menyingkir dari kedua pahamu.

Namun dengan cepat dan mendadak Jin menjatuhkan tubuhmu yang entah sejak kapan bisa mendarat tepat di atas ranjang. Kilatan mata nakalnya mulai terlihat tatkala kamu mencoba bangkit dari ranjang.
Ada satu hal yang kamu tidak sukai ketika Jin pulang larut malam, biasanya dia akan pulang ketika matahari masih terlihat lalu segera melesat menuju kamar mandi guna membersihkan diri namun jika sudah seperti sekarang ini di mana rasa lelah dan malas menjadi satu, Jin akan merayumu agar kamu tak menyuruhnya membersihkan diri.

"Awas ah, udah sana mandi keburu makin malem. Aku udah siapin air hangatnya kok, tinggal masuk aja"

"Ya udah ayo masuk berdua"

"Ih apa-apaan aku udah mandi dari sore, udah sana oppa! Kita belom makan malem"

"Ya makanya biar cepet ayo anterin aku ke kamar mandi, tanganku luka tadi kesayat sesuatu jadinya perih kalo kena air"

Mendengar penuturan Jin tentunya kamu terkejut bukan main karena Jin memang terkadang ceroboh dalam bertindak, namun tak separah Namjoon rekan kerjanya yang dapat kapanpun dimanapun melukai dirinya sendiri. Dengan cekatan kamu meneliti setiap inci tubuh Jin memeriksa siapa tahu ada luka lain yang ia dapatkan selain di tangannya.

Mengenaskan, tangan yang biasalah ia gunakan untuk membelaimu kini harus absen dalam melakukan rutinitasnya. Tangannya yang mulus namun kekar itu harus tersayat sekitar lima centi entah karena apa, tapi seperti luka sayatan pisau daging. Kamu berfikir keras apa yang ia lakukan sampai lukanya mengerikan seperti itu, kamu yakin luka itu pasti perih sekali rasanya.
Karena kasihan dengan lukanya kamu menemani Jin di kamar mandi, sekedar memantau apakah ia menggunakan tangannya dengan baik atau tidak.

Pertama, Jin kesusahan membasuh mukanya yang kusam penuh debu.
dan kamu tentu membantunya.

Kedua, Jin kesusahan menuangkan sabun muka ke atas tangannya.
dan lagi kamu masih membantunya.

Ketiga, Jin kesusahan mengeringkan wajahnya dengan kedua tangan.
dan kamulah yang menjamah wajahnya yang basah.

Keempat, Jin kesusahan melepas pakaian atasnya yang berlapis tiga.
dan kamu bersedia melepaskannya dengan perlahan tanpa mengenai lukanya.

Kelima, Jin kesusahan melepas pakaian bawahnya..
dan untuk yang satu ini kamu berhenti.

"Mengapa berhenti? Ini sudah diujung acara dan kamu ga mau nolongin aku?" tanya Jin menatapmu penuh dengan kelicikan yang dapat kamu lihat.

"A-aku ma-mau manasin makanan yang tadi, kayaknya udah dingin lagi" elakmu yang mulai merasa hal tidak beres bekerja pada otakmu.

Kamu segera mengambil bathrobe yang tertata rapi di dinding kamar mandimu dan memakaikannya pada Jin secepat mungkin, tak lupa kamu juga bekerja melepaskan pakaian tersisa yang melekat di tubuh priamu lalu segera meninggalkan kamar mandi dengan tergesa-gesa.

"Jangan keluar dari sini kalo besok masih mau nikmatin jalan"

"A-ak-hmmp" mulutmu dibungkam oleh Jin dengan bibirnya yang bergerak liar dan tak terkontrol.

Tanganmu yang terkulai bebas tanpa diperintah bergerak manja menanggalkan bathrobe dan mengusap bagian belakang lelaki berusia 25 tahun yang kini sedang memusatkan dirinya pada dirimu. Suara laknat mencelos keluar dari bibirmu ketika Jin semakin intens menjelajahi setiap keindahan mahakarya Tuhan yang melekat pada parasmu.

Berulang kali punggungmu dibenturkannya pada tembok agar dirimu tetap berdiri tegap dikala limbung. Bahkan katanya yang mengatakan kalau tangannya sakit pun hanyalah menjadi alibi dirinya untuk membuatmu terkulai lemas menggumamkan namanya. Hari ini kamar mandi menjadi saksi bisu kisah kasih dua manusia dimabuk cinta yang dijerat nafsu.

=THE END=

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang