JIMIN SMUT

7.8K 166 4
                                    

•• diharapkan yang berumur kurang dari 17 dilarang membaca ••









'Jiminie, kau masih di Seoul?' Read. 02.00 p.m

Sebuah pesan masuk dari sahabatku Y/n yang kini tinggal di Busan membuatku dengan cepat membalas pesannya.

'Ya masih.' Read. 02.01 p.m

Kami bersahabat ketika sekolah menengah atas, dan aku memutuskan untuk kuliah di Seoul sementara ia menetap di Busan karena keluarga yang melarangnya untuk kuliah jauh dari rumah.

'Aku boleh menginap di tempatmu? Eum, begini.. aku sudah di kereta, ceritanya panjang dan aku butuh tempat tinggal.. kalau kau bisa..' Read. 02.05 p.m

Lucu sekali dia canggung seperti itu. Ya walau sebenarnya kami sudah berhenti saling mengontak beberapa tahun belakangan.

'Tempatku selalu terbuka untukmu Y/n-ah.' Read 02.06 p.m

'Omo thanks Jiminie, kau yang terbaik.'

Aku tersenyum membacanya.

'Btw, aku akan sampai lima belas menit lagi.' Read 02.10 p.m

Parah, sepertinya aku harus membereskan apartemen ini karena semuanya berantakan. Dalam sepuluh menit aku berhasil membersihkannya dan hujan tiba-tiba turun dengan deras. Ah aku jadi sedikit khawatir dengan Y/n, ponselnya tidak aktif karena terakhir kali aku menghubunginya hanya dijawab operator.

Aku memutuskan untuk menjemputnya.

"Eh Jim?" Y/n berada di depan pintu apartemenku. "Syukurlah, ponselku mati, aku tadi mencatat alamat yang kau kirim, untuk saja aku tidak tersesat." Aku memperhatikan wajahnya yang tidak berubah sedari dulu. "Baru aja aku mau mencet bel, kau keluar."

Aku tersenyum, baru menyadari kalau dirinya basah kuyup dan.. pakaian dalamnya terlihat jelas dari sini.

Sial Park Jimin! Apa yang kau pikirkan.

"Ah, ini.." Dia mengikuti arah pandangku. "Tadi gerimis kecil dari stasiun ke sini, dan pas aku jalan dari halte ke apartemenmu, tiba-tiba saja hujan turun, kau tau kan hehe, aku malas berteduh."

"Dasar bodoh." Aku menariknya masuk. "Kau bisa sakit Y/n-ah." Melempar handuk kecil yang aku pegang.

"Never Jimin-ah, aku kan kuat."

Aku mengangguk mengalihkan mataku dari pemandangan yang cukup membuatku sesak. "Kau, mau mandi?"

"Ah.. begini.. aku tadinya mau menginap di tempat bibiku, aku harus mencari buku untuk penelitianku di perpustakaan Seoul- sial sekali di Busan tidak ada." Aku tertawa mendengarnya mengumpat. "Tapi bibiku dan keluarganya sedang di Canada, aku telat menghubungi mereka.. saat sudah di kereta tentunya hehe." Kebiasaan buruknya, menyepelekan keadaan. "Jadi-hah untunglah kau masih di Seoul."

Aku mengangguk, masih menunggunya menjelaskan

"Tapi eung.. aku tidak membawa peralatan menginap.. karenaku pikir.. di bibiku.."

"Kau bisa memakai milikku."

"Terima kasih Park Jimin!! Kau memang yang terbaik."

Tanpa aba-aba dia mencium pipiku.

Keep calm Park. "Oke sekarang kau mandi." Aku mendorongnya ke kamar mandi. "Pakai sabunku semua ada di sana dan jangan lupa keramas, kau bisa sakit kepala."

"Call."

Setelah memastikan dia masuk, aku menuju kamarku, memilah baju apa yang akan ia pakai. Hmm, sepertinya ia tidak membawa pakaian dalamnya- ow shit, kenapa aku jadi semesum ini. Berarti yang paling aman adalah hodie hitam besarku (karena putih akan tercetak jelas di sana) juga celana boxer yang kupikir sangat pas di pinggangnya.

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang