JIN

5.5K 293 3
                                    


"Haaah, capeknyaa." Kamu tersenyum melihat Jin yang langsung rebahan malas di kasur begitu kalian sampai beberapa detik yang lalu.

"Aigooo, kakikuuu." Kembali dia bersuara memijat betisnya kemudian menyalakan layar lcd dan menoleh ke arahmu yang masih didepan pintu. "Chagiyaa, sini." Ucapnya menyuruhmu mendekat.

"Sebentar Oppa, aku harus merapihkan baju kita." Jawabmu mengeluarkan beberapa pakaian dari koper, merapihkannya kedalam lemari kamar.

"Aigooo hari ini aku cape banget." Kembali dia bersuara, kamu tertawa pelan, sangat berbeda dengan keadaannya di siang hari tadi saat menerima tamu penikahan kalian -ya kalian sudah menikah beberapa jam yang lalu- Seokjin tersenyum, tertawa, berucap manis tanpa lelah terpatri di wajahnya, dan sekarang, dia tidak berhentinya mengeluh seperti nenek-nenek tua. Kim Seokjin memang pantas lulus jurusan akting dengan nilai terbaik, ya dia memang pantas menyandang gelar itu.

"Kita makan di luar ?" Tanyamu mengangkat sebuah gaun malam untuk dinner di restauran mahal ketika malam hari.

"Sekarang ?" Jin balik bertanya.

"Tahun depan Oppa."

"Hehe, delivery aja ya Sayang, Oppa cape banget." Jin memasang wajah memelas.

Kamu mengangguk memasukan gaun itu ke lemari. "Tadi siang gaada yang ngeluh deh."

Seokjin tertawa kembali tiduran di kasur. "Masa aku ngeluh didepan tamu tamu," Ucapnya. "Lagian Chagi, Tamu keluargamu banyak banget, kalian bawa satu negara ?"

"Wajar, aku menikah dengan seorang idol Kim Seokjin dari Bangtan Boys." Jawabmu berjalan ke arahnya ikut melepas aksesoris ditubuhmu.

Jin tersenyum menatapmu. "Kau bahagia ?"

"Atas ?"

"Pernikahan kita."

"Tentu saja Oppa, ih masih nanya." Kamu mencubit perutnya, Jin mengaduh sakit.

"Oppa."

"Hmm ?"

"Aku mau mandi, mau ikut ?" Tanyamu didepan pintu kamar mandi membawa bathrobe untuk berganti.

"Mauu." Dengan semangat kemerdekaan Jin bangun dari kasur.

"Cuma mandi ya." Kamu mengingatkan, membuat Jin mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Wae ?" Tanyanya.

"Iya, mandi bareng ga ngapa-ngapain, i mean no grepe-grepe."

"Kenapaa ?" Protesnya. "Bukankah alasan kita mandi bareng untuk-"

"Astaga Oppa, Oppa ga mungkin nyetubuhin aku di kamar mandi kan."

"Itu ide bagus." Jin menjawab seraya berjalan ke arahmu melepas beberapa pakaian yang melekat ditubuhnya.

"Gada ceritanya pengantin wanita kehilangan keperawanan di kamar mandi Oppa !"

Seringai tampan tercipta di wajahnya, "Berarti kamu jadi cerita yang pertama."

"Ih aku gamau." Kamu membuka pintu kamar mandi.

"Kalau aku mau ?" Satu-satunya celana bahan yang melekat ditubuh Jin terlepas, menampilkan tubuh atletisnya serta celana boxer supreme miliknya.

"Yaudah gajadi mandi bareng !" Kamu memberenggut kesal.

Jin tertawa. "Araso Chagi, masa iya aku setega itu, malam pertama bukannya harus spesial ?" Ucapnya tersenyum membelai pipimu.

Kamu mengangguk membalas senyumannya.

"Lagipula aku akan menunggumu siap melakukannya." Ucapannya seraya menatapmu begitu lembut. Kamu tidak salah menikahi dan memberikan cinta untuknya.

"Oppa." Chuup. Sekilas kamu mencium bibir Jin, "Saranghae." Tersenyum menatapnya yang mulai mengerang.

"Sayang." Jin menutup matanya mencengkram pundakmu. Suaranya sangat rendah menahan sesuatu.

"Hmm ?"

"Jangan cium tiba-tiba seperti tadi lagi." Tatapannya lurus menatapmu.

"Wae ? Oppa ga suka ?" Kamu mengerucutkan bibir mendengarnya. Jin tidak suka kamu cium.

"Ani bukan begitu." Dia menggeleng, lalu menghela nafas pelan. "Nanti bangun."

"Apanya yang bangun ?" Bingung. Tentu saja. Siapa yang tidur dan apa yang bangun.

Jin menundukan kepalanya. Reflek kamu mengikuti arah pandangnya dan-

"Oppa ih !!!" Teriakmu kaget melihat sesuatu menggembung di celananya.

"Tanggung jawab loh."

"Masa cium doang bangun." Protesmu siap-siap memegang pintu kamar mandi. Takut-takut Jin menyerangmu dan melupakan ucapannya tadi.

"Yaaa, gamau tau tanggung jawab." Dia melangkah sekali.

"SHIRO !!" Dengan cepat kamu menutup pintu kamar mandi dan menguncinya.

"Yaak Kim Y/n kamu tega menelantarkan suamimu yang sudah bertelanjang ria sendiri huh." Jin mengetok pintu dihadapanmu.

"Mesum. Genit. Byunta. Yadong. Centil." Ucapmu tanpa jeda. Jin tertawa di balik pintu.

"Aku panggil pihak hotel nih suruh buka pintu." Ancamnya.

"Panggil aja. Ga takut."

"Dobrak yaa." Jin mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi pelan

"Kalau bisaaaa." Ucapmu panik.

"Kalau bisa dan kamu tertangkap, gaada ampun lohh."

"Oppaa iiiihhhhhhh." Kamu semakin panik membayangkan sesuatu yang iya-iya.

"Oppa itung nih sampe tiga ga buka Oppa dobrak-"

"Gamau. Aku ga denger."

"Satu..." Jin mengabaikan ucapanmu.

"Oppaa ihhhh."

"Dua."

"Oppa maaaah.."

"Tiiii--" Jin menahan suaranya.

Kamu diam menutup kedua matamu membayangkan Jin akan menghancurkan pintu kamar mandi hotel, bukan tidak mungkin melihat badannya yang besar dan tenaganya yang kuat.

"Gaa." 

BRUGH. Pintu kamar mandi berbunyi keras tertabrak seseorang diluar sana.

"AAAA." Kamu memekik kecil.

Jin tertawa keras. "Hahahahahahaha mandi sana hahahaha, istriku ini ketakutan sama suaminya hhahahahaha."

"IIIHHHH." Kamu sebal sekaligus bernafas lega, setidaknya kamu aman kali ini.

Masih terdengar tawa Jin, namun suaranya menjauh, "Pokoknya beres mandi gaada ampun di ranjang !"

Atau tidak sama sekali kamu tidak aman malam ini.



END

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang