TAEHYUNG

7.7K 484 4
                                    

Tengah malam, tidak, ini dini hari -jam di nakasmu menunjukan pukul 3 pagi- baru tiga jam dari acara besar yang dihadiri kekasihmu yang berhasil mendapatkan penghargaan yang selama ini ia dambakan.

Kamu menatap wajah tidurnya yang pulas. Sesekali ia bergumam tidak jelas -seperti tidak nyaman atau bahkan mimpi buruk- yang membuatmu mengelus pipinya untuk dapat tidur kembali. Wajah damai Kim Taehyung yang sedang tidur adalah salah satu hal favoritmu yang ada di muka bumi. 

Tanganmu yang sudah nyaman di pipi Taehyung menelusuri pelan gurat wajahnya. Melewati keningnya yang tidak tertutup poni. Kemudian turun ke arah kelopak matanya, yang menampilkan indah bulu mata lentiknya itu. Tanganmu tak tinggal diam berjalan mengelus hidung Taehyung yang sangat ramping itu -sempat beberapa kali kamu protes karena dia sering membandingkan hidung kalian berdua- sebuah titik kecil yang menghiasi ujung hidungnya. Sampai tanganmu berakhir di bibirnya.

Segalanya indah tentang Kim Taehyung. Tidak ada yang cacat. Jika manusia tidak dilahirkan dengan sempurna, maka Taehyung bukan manusia.

"Berhentilah memandangiku Cinta." Kedua bibirnya terbuka membuat suara beratnya terdengar pelan di telingamu.

"O-ppa ?" Kamu terkejut kecil. "Kebangun ?" Kamu memastikannya lagi karena Taehyung sama sekali tidak membuka matanya.

"Hmm." Tangannya yang besar menggenggam tangan kecilmu dipipinya. "Hangat." Ucapnya pelan, mengelus telapak tanganmu.

"Aku ganggu ?" Tanyamu hati-hati. Kamu tahu dia lelah -sangat- karenanya kamu tidak ingin menganggu waktu istirahatnya.

"Anii." Dia menggeleng. "Kenapa belum tidur ?" Tanyanya. Masih dengan mata yang terpejam.

"Hanya.." Kamu terdiam sebentar, memikirkan apa yang membuatmu terbangun.

Taehyung yang merasa belum mendapatkan jawabannya membuka kedua kelopak matanya pelan. Mata indahnya menatapmu lekat.

"Hanya.. masih merasakan euforia hari ini." Ucapmu tersenyum balas menatapnya.

"Gomawo." Ucapnya mengelus pipimu.

Gantian kamu yang terpejam merasakan tangan besarnya menangkup pipi kirimu.

"Gomawo Y/n-ah." Lagi tangannya mengelusmu pelan. "Tanpamu, tanpa fansku, tanpa keluarga yang lain, Bangtan tidak akan sesukses ini."

"Kerja kerasmu juga Oppa." Balasmu masih menikmati elusan lembutnya.

"Hmm. Kerja keras kita terbayarkan."

Kamu membuka mata, membiarkan kedua manik indahnya itu masuk kedalam sanubarimu.

"Saranghae." Lirihnya pelan.

"Nado saranghae." Balasmu tak kalah pelan.

Taehyung tersenyum kemudian menarikmu masuk dalam pelukannya. "Aku benar-benar tidak menyangka Y/n-ah." Ucapnya begitu kepalamu masuk membentur dada dan perpotongan lehernya. "Daesang. Itu seperti mimpi."

Kamu mengangguk pelan. Berusaha tidak menabrak dagunya yang tepat berada diatas kepalamu.

"Selanjutnya pasti akan lebih sulit." Lirihnya pelan.

Pasti. Itu pasti. Semua orang akan mulai membicarakan Bangtan Boys, mencari-cari kesalahan atau kekurangan, memonitoring tingkah laku bahkan pakaian mereka, mengawasi dua puluh empat jam dan membicarakan Bangtan baik itu hal buruk atau hal baik.

"Kamu punya ARMY Oppa, ada kita, ada aku, ada semua." Ucapmu menenangkan.

"Sampai kapan." Lirihnya lagi.

"Sampai kapanpun. ARMY tidak akan pernah meninggalkanmu Oppa, tidak akan pernah bahkan tidak ada dalam benak mereka."

"Aku tahu mereka berusaha melindungi kita." Suara Taehyung tertahan pelan. "Aku juga ingin melindungi mereka. Melindungi kalian."

Kamu tersenyum -walau kau yakin Taehyung tidak bisa melihat senyumanmu- "ARMY selalu merasa terlindungi Oppa, dengan terus berkarya, tersenyum, dan terus bahagia itu sudah cukup bagi ARMY." Kamu mendongakan wajah mencari manik mata indah Taehyung. "We are bulletproof ingat ?" Lanjutmu. "Bersama, saling melindungi satu sama lain, menjaga tiga tahun ini dan tahun-tahun berikutnya di depan." Kamu mengelus pipinya walaupun airmatamu yang menetes.

"Jangan merasa sendiri, Oppa punya member, punya aku, punya kita pasukan tentara." Kekehmu berusaha menahan airmata yang mungkin akan kembali keluar. "Penghargaan hari ini, kemarin, dan yang akan datang nanti, semuanya hasil kerja keras kita, Bangtan dan ARMY."

Taehyung memelukmu erat. Mengabaikan suara kepalamu yang terbentur dagunya. "Gomawo. Gomawo Y/n-ah, jeongmal gomawo."

Kamu tersenyum mengelus punggung Taehyung pelan.

"Tidur Oppa."

"Hmm. Kamu juga."

"Saranghae." Bisikmu.

"Nado." 

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang