JIMIN

6.4K 383 3
                                    


Pagi itu gereja tampak sepi, hanya ada kau yang sedang berlutut, berdoa dengan air mata yang terus mengalir melewati kedua pipimu.

“Tuhan, tolong izinkan dia berada disisiku untuk waktu yang lama. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Ini semua salahku, jika ada yang harus dihukum maka hukumlah aku. Dia masih terlalu kecil untuk semua ini. Aku minta maaf atas kesalahanku yang berniat untuk mengaborsinya dulu. Aku idak berniat melakukannya. Aku mohon maafkan aku Tuhan.” Suaramu terdengar serak karena tangismu. Putrimu saat ini sedang berjuang untuk setiap hembusan nafasnya diruang operasi. Dia sedang dalam masa kritis, kanker yang dia derita sudah memasuki stadium akhir. Bahkan dokter memvonis hidupnya tidak akan lama lagi. membayangkan kehilangan satu-satunya putri yang kau punya menyiksa batinmu sebagai seorang ibu.

“Y/n..” Seseorang menggenggam pundakmu. Jimin melihatmu sedang berdoa dan menghampirimu berlutut disampingmu, lalu membawa tubuhmu kedalam pelukannya.

“Pergilah, aku tidak mau melihatmu.” Kau mendorong tubuhnya.

“Y/n..”

“AKU BILANG PERGI!!!! Apa kau tidak sadar karenamu Jemy menjadi seperti ini?” Kau menatap Jimin dingin.

“Nee?” Jimin menatapmu bingung.

“Kau tidak sadar Tuhan sedang berusaha mengabulkan doamu? Tiga tahun yang lalu kau memintaku mengaborsi Jemy.. hanya karena.. hanya karena kau tidak siap menjadi seorang ayah... Kau tidak menginginkannya dan ingin dia pergi. Sekarang lihat!!! Kau lihat? Doamu didengar Park Jimin!!! Tuhan sedang menghukum kita melalui Jemi. Dia tidak ingin Jemi mempunyai orang tua yang buruk seperti kita... aku... aku membencimu Park Jimin... aku membencimu.” Kau meluapkan semua emosimu pada Jimin. Dadamu terasa sakit mengingat Jemy harus menanggung semua rasa sakit ini sendiri. Tangismu pecah, membuatmu kehilangan kestabilan dan menjatuhkan diri ke lantai.

“Eoh, mianhae.. mianhae.. ini semua salahku.” Jimin merangkul tubuhmu, membawanya kedalam pelukan Jimin.

“Apa yang harus kita lakukan oppa.. aku.. aku tidak ingin kehilangannya..” Kau menangsi didalam pelukannya.

“Jemy gadis yang kuat, dia pasti bertahan untuk kita.” Jimin memelukmu erat , melepaskan semua tangisnya bersamamu.

(Jimin POV)

Tuhan, jika ini benar- benar hukuman darimu aku mohon hukum saja aku. Akulah orang yang meminta y/n untuk mengaborsi Jemy, aku lebih pantas mendapat hukumanmu. Jemy sangat berarti untukku dan y/n. Maafkan aku karena pernah menyia-nyiakannya.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Tiga jam yang lalu kita baru saja merayakannya bersama sebelum Jemy jatuh pingsan. Aku bahkan masih mengingat permintaannya.

“Eomma, appa. Aku inign kailan menikah. Bisakah kita tinggal bersama sama seperti teman temanku yang lain?” Tanya Jemy dengan polosnya. Saat itu aku hanya bisa tersenyum menjawab pertanyaannya. Jika boleh jujur, aku masih sangat mencintai Y/n tapi aku terlalu malu untuk memintanya kembali disisiku. Aku pernah menyia-nyiakan mereka berdua. Andai saja aku masih diberi kesempatan, aku ingin membahagiakan mereka berdua. Tuhan, bisakah kau tidak membiarkan Jemy pergi dan tetap disamping aku dan Y/n? Aku berjanji akan memperlakukan hidup mereka sama seperti aku memperlakukan hidupuku. Tolong jangan biarkan dia pergi...

END

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang