Pov Kenzya.
Saat ini , Hari ini , Jam ini , Detik ini aku sudah resmi menjadi istri dari Manusia dingin seperti es yang terlihat sangat tidak tersentuh.
Aku harus terima kenyataan ini. Ini adalah pilihan Papah dan Mamah. Pilihan ini yang membuat mereka bahagia.
Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaanku.
Aku harus menjadi istri yang baik seperti Mamah. Walaupun lelaki dingin itu tidak mencintaiku. Aku pun tidak mencintainya. Tapi aku akan belajar untuk mencintainya.
---
Aku mempunyai sahabat. Mereka bernama Yuneke Azzahra dan Andita Syahrenie. Aku sangat menyayangi sahabat macam mereka.
Mereka belum mengetahui pernikahan ku dengan manusia es ini. Aku bingung akan mengatakannya bagaimana?. Aku takut mereka marah karena merasa aku tidak mempercayainya sebagai sahabat. Karena pasti cepat atau lambat mereka akan tahu. Kalo sahabatnya sudah tidak jomblo lagi.
---
Saat ini aku sudah berada di Mansion Keluarga Reivano. Disalah satu kamar yang dua kali lebih besar dari kamar ku. Kamar siapa lagi kalo bukan kamar manusia es itu.
Knock...
Aku mendengar suara pintu terbuka saat aku menengok ke arah pintu ternyata yang masuk..... Manusia es itu.
Dia masuk dengan tatapan datar. Aku mengalihkan pandanganku.
Saat ini aku sedang duduk di soffa yang ada dikamar ini. Masih memakai gaun pengantin ku. Aku bingung harus bagaimana sekarang?
" Mengapa kau belum melepas gaunmu?" Ucap devin.
Aku menengok kearahnya saat dirinya bertanya. Aku pun bingung harus menjawab apa?
"Uhmmm... Aku tidak bisa melepasnya sendiri. Aku butuh bantuan" Ucapku menjawab pertanyaannya.
Aku melihat Devin mengeluarkan ponselnya dan berjalan ke arah balkon kamarnya.
Aku rasa dia menelepon seseorang.
Devin kembali masuk ke kamar. Dan membaringkan tubuhnya dikasur kingsize nya.
Tidak lama setelah itu aku mendengar ada yang mengetuk pintu kamar Devin.
Tokkk....tokkk...
Aku bergegas bangun namun suara mengintruksiku untuk tetap duduk disoffa. Siapa lagi kalo bukan manusia es itu.
"Biar aku yang buka."
Aku melihat tante Elena dan Irina memasuki kamar Devin. Tante Elena tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumannya.
"Haii Ken" Sapa Irina.
"Haii Irina.." Ucapku menyapa balik.
"Ada apa tan?" Tanyaku kepada Tante Elena yang tiba-tiba datang ke kamarku... I mean kamar devin.
"Devin meneleponku tadi. Dia bilang kau butuh bantuan untuk melepaskan gaun mu" Jelas tante Ele.
Aku hanya mengangguk sebagak jawaban. Tanpa ku sadari ujung bibirku tertarik keatas membentuk senyuman.
Lalu setelah itu tante Ele dan Irina membantuku melepaskan gaun itu.
---
Pov Devin.
Aku masuk kekamarku. Aku melihat gadis itu terduduk disoffa. Masih dengan gaunnya.
"Mengapa kau belum melepas gaunmu?" Aku bertanya ke padanya.
Dia terlihat gugup. Dia mencoba menyembunyikan kegugupannya. Tetapi dia bukan gadis yang handal yang pandai menyembunyikan ekspresi wajahnya.
"Uhmm... Aku tidak bisa melepasnya sendiri" Jawabnya.
Aku meninggalkan dirinya. Aku berjalan kearah balkon yang ada dikamarku yg dibatasi jendela besar.
Aku menelepon Elena agar dia membantu Gadis itu melepaskan gaunnya.
Setelah menelepon aku kembali ke kamar dan membaringkan tubuhku dikasur kingsize ku.
Tidak lama terdengar suara ketukan pintu..
Tokk..tokk..
Aku membuka mataku dan melihat gadis itu mencoba berdiri dengan gaunnya yang ribet itu.
"Biar aku yang buka." Ucapku berjalan ke arah pintu seraya membukakan pintunya.
Ternyata yang datang Elena. Aku langsung keluar kamar dan membiarkan mereka masuk ke kamarku membantu gadis itu.
---
Halloooo????
Aku update 2 x dalam sehari.
Karena aku yakin setelah ini aku gabisa update. because , liburan yeyyyyy. Karena kalo liburan aku bener-bener liburan tanpa ingin diganggu oleh pekerjaan yang membuat hariku terasa lebih lama. Hahaha.
Jadi kalian jangan lupa vote and comment yhaa... Maaf kalo banyak typo aku nulisnya langsung di hp tanpa di edit.
Vote , comment kritik dan saran berlaku dicerita ini.
Terimakasih buat kalian semuaaa💋
1 part lagi akan menuju ke resepsi nya devin dan kenzya. Tunggu yhaa.
Vomment.
Thx.
Salam hangat.💋💕💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Alone (SELESAI)
Romance" Aku tidak ingin dijodohkan dengan perempuan yang sama sekali tidak aku kenal. Aku benci saat-saat seperti ini. Dimana aku harus menentukan pilihanku menikah atau tidak? Tapi tetap saja akan menikah." -Devin Valreand Reivano "Bahkan umurku masih...