Chapter 32

134 2 0
                                    

" Bi, Ken sama Mas Devin pergi dulu. Dan mungkin kita akan makan malam di luar, jadi tidak usah memasak untuk Makan malam ya Bi. " Ucap Ken pamit pada Bi Leni.

Bi Leni mengangguk. 

" Iya Nona. Hati-hati ya. " Jawab Bi Leni.

Devin dan Ken meninggalkan Apartement.

Masih terbayang di pikiran Ken dengan sikap Devin yang membangun kan nya dengan ciuman itu, Ken tersenyum. Tanpa sadar Ken memegang bibir nya.

Devin yang melihat itu, langsung ingin menggoda

" Kenapa senyum-senyum sambil megangin bibir? Ingin di cium lagi heh? " Goda Devin dengan seringaian

Ken melotot-ti Devin dan berjalan mendahului Devin, agar Devin tidak melihat betapa merah pipi nya sekarang.

---

" Hai Ken, Hai Dev. " Sapa tante Elena saat melihat Ken dan Devin memasuki butik.

Ken tersenyun dan menghampiri Elena untuk berpelukan.

" Kangen sekali dengan mu Ken, Tante rasa, badan mu sedikit berisi dari terakhir kita bertemu. Apa Dev selalu menyuruh mu untuk makan? " Ucap Elena dengan senyum yang tak hilang dari wajah nya.

Ken hanya tertawa mendengar ucapan Elena, yang benar adanya. Tapi, tidak benar tentang Devin menyuruh ku untuk makan terus menerus.

Devin hanya diam melihat mereka melepas rindu.

" Yasudah, ayo kita ke ruang gaun yang akan kamu pakai, sayang. " Ucap Elena mengajak Ken pergi untuk melihat gaun-gaun yang ada di butik itu.

Ekspresi Ken sama, saat dia pertama kali ke butik Elena. Walaupun dia sering ke butik, tapi Butik Elena lah yang terbesar di Indonesia dari butik lain nya.

Ken menatap kagum gaun-gaun yang ada di depan nya. Gaun nya sangat bagus. Sederhana, tapi elegan.

" Mau pakai yang mana Ken?. " Tanya Elena saat melihat Ken menghampiri gaun-gaun yang ada di ruangan itu.

Ken menengok ke arah Elena. Dan tersenyum.

" Yang mana saja, Tante. " Jawab Ken.

Elena tersenyum mendengar jawaban Ken.

Ken mencoba dress pertama nya

Dress itu sangat cocok dengan Ken, dengan warna merah mengkilat yang panjang nya hanya di atas lutut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dress itu sangat cocok dengan Ken, dengan warna merah mengkilat yang panjang nya hanya di atas lutut. 

Devin yang melihat Ken memakai baju itu hanya bisa menggeleng, tanda bahwa Devin tidak menyetujui.

Ken pergi untuk memakai gaun yang sudah di pilih kan Elena.

Ken berganti dengan gaun. Ini yang kedua.

Gaun berwarna Hitam megar, dengan belahan dada yang rendah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gaun berwarna Hitam megar, dengan belahan dada yang rendah.

Devin yang melihat itu, kembali menggeleng dan tidak menyetujui.

Ken kembali ke ruang ganti, untuk mengganti gaun yang ketiga.

Gaun berwarna pastel yang ketiga ini benar-benar sederhana dengan tali pita di pinggang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gaun berwarna pastel yang ketiga ini benar-benar sederhana dengan tali pita di pinggang.

Devin kembali menggeleng.

" Oh Tuhan. Mas, ini sudah yang ketiga. Dan Mas masih menggeleng juga? Aku sudah capek. " Ucap Ken jenuh melihat Devin yang terus menggeleng padahal sudah mengganti gaun tiga kali.

Devin hanya tersenyum,

" Aku hanya ingin Istri-ku tampil cantik. Apa salah? " Jawab Devin dengan senyum.

Ken hanya memutar bola mata nya jenuh.

" Ken, Devin benar. Dia hanya ingin kau jadi yang terbaik di pesta Aniversarry itu. Dan masih ada satu gaun yang mungkin cocok dengan mu. " Ucap Elena dan menuntun Ken untuk ikut lagi.

Ken mencoba gaun yang ke Empat. Dan menunjuk-kan nya pada Devin.

Devin yang melihat Ken sudah keluar dengan gaun yang berbeda, Devin menelusuri dari kaki hingga kepala.

Satu kata

Cantik.

Devin mematung memperhatikan Ken dengan gaun terakhir nya.

" Bagaimana untuk yang ini Dev?. " Tanya Elena.

Devin tersadar dan tersenyum, mengangguk tanda ia setuju.

Tante Elena tersenyum.

Ken menghela nafas panjang, setelah berganti-ganti akhirnya di setujui dengan Devin.

Ken kembali ke kamar ganti untuk memakai baju yang ia gunakan tadi. Lalu keluar menemui Devin.

" Ini Dev gaun nya. " Ucap Elena, sambil memberikan gaun yang ada di tangan nya.

Devin menerima nya dan memberikan kepada Ken.

" Terimakasih Elena. Berapa yang harus saya bayar?. " Tanya Dev.

Elena hanya tersenyum. 

" 100 Juta. " Jawab Elena sambil tersenyum.

Ken tidak kaget dengan harga nya. Dia sudah tau, karena mana mungkin gaun sebagus itu di butik ini harganya murah.

Devin memberikan Credit Card nya. Setelah selesai dengan pembayaran, Elena mengembalikan kartu nya.

" Terimakasih ya Elena. Kita pamit. " Ucap Devin. 

Elena mengangguk dan tersenyum.

" Tante Ele, Ken pamit. Terimakasih untuk gaun yang luar biasa ini. " Ucap Ken seraya memeluk Elena.

" Sama - Sama sayang. " Ucap Elena.

Ken keluar menyusul Devin yang sudah berjalan lebih dulu ke parkiran.

Mobil Dev sudah meninggalkan area parkir Elevine Boutique.

" Mau makan malam dimana? " Tanya Devin memecahkan keheningan yang terjadi diantara mereka.

Ken menengok ke arah Devin yang sedang fokus menyetir.

" Dimana saja, aku ikut Mas saja. " Ucap Ken.

Devin menghentikan mobil nya di parkiran Restorant dekat Apartement.

" Kita makan disini?. " Tanya Ken.

Devin menengok ke arah Ken,

" Iya, kenapa? Kau tidak suka?. " Ucap Devin.

" Tidak, tidak. Aku hanya bertanya tadi. " Ucap Ken. Lalu keluar dari Mobil bersama Devin

---

#21maret2018

Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang