Chapter 40

150 2 0
                                    

Tuhan memiliki banyak rencana untuk menyatukan seseorang. Entah dengan apa ia menyatukan nya. Tapi perlahan mereka menyadari, Rencana Tuhan sangat indah dari apa yang mereka bayangkan.

Dan, Waktu yang membuat semuanya berubah. Perlahan tapi pasti waktu terus berputar. Dan perlahan juga perasaan demi perasaan muncul.

Apa kalian bisa menyangkal nya?

Apa kalian bisa ngeles dari sebuah rencana Tuhan?

Apa kalian bisa lari dari takdir hidup?
Apa kalian akan marah jika di takdirkan dengan orang yang jelas tidak kalian kenal?

Jawaban nya ada di diri kalian. Kalian harus bisa memastikan semua pertanyaan dijawab dengan lantang dan benar.

Inilah kehidupan. Jalani, Nikmati, Syukuri. Maka kebahagiaan bersama kalian.

---

Sudah seminggu semenjak mereka mengunjungi mansion Devin.

" Kapan kita akan pindah?. " Tanya Ken.

Devin melihat ke arah nya.

" Kau mau nya kapan?. "

Devin balik bertanya pada Ken yang membuat Ken memutar bola matanya malas.

" Kenapa Mas malah balik bertanya?. " ucap nya geram.

Devin tersenyum melihat gadisnya itu.

Ken mematung melihat senyum Devin. Pasalnya, Devin hanya beberapa kali tersenyum. Tapi, senyum yang Devin perlihatkan hanya untuk Ken. Di balik semuanya, Devin masih sama. Dingin, irit bicara, pelit senyum. Tapi saat bersama Ken? Devin tidak ragu menunjukkan sisi lain dari dirinya.

" Aku suka melihat mu tersenyum. " Ucap Ken yang membuat senyum yang diulas Devin langsung hilang.

Devin diam karena tersadar sama apa yang baru saja dia lakukan, tersenyum.

Senyum yang Devin tunjukkan tadi adalah senyum tulus. Senyum yang sering dia perlihat kan pada semua orang adalah senyum paksa.

Oh, Devin kau berubah saat bersamanya.

" Jangan mengalihkan pembicaraan. " Ucap Devin dengan dingin.

Ken menghembuskan nafas berat. Dia tidak bisa memaksa Devin untuk berubah sepenuhnya. Devin tetaplah Devin.

" Bagaimana kalo kita pindah setelah aku menyelesaikan kuliah ku?. Aku sudah selesai membuat skripsi.  Aku juga sudah praktek. Tinggal penyerahan skripsi, revisi dan wisuda. Hanya tinggal menghitung hari. " Jelas Ken dengan semangat.

Devin menganggukkan kepalanya.

" Kau ingin kemana hari ini?. " Tanya Devin saat melihat Ken menggunakan sneakers nya.

" Ingin menyerahkan skripsi. " Jawab Ken tanpa melihat ke arah Devin.

" Naik apa?. " Tanya Devin 'lagi'

Kenapa Devin jadi bawel seperti ini?  Tidak biasanya. Hanya sama Ken dia banyak bertanya. Catat!  Hanya sama Ken dia bisa berubah menjadi bawel.

Ken tersenyum.

" Aku dijemput dengan teman ku. " Jawab Ken dengan senyum terukir di wajahnya.

Devin mengangguk.

--

Ken dan Dev sedang berjalan ke lobby untuk menjalankan rutinitasnya. Ken kuliah dan Dev kerja.

Mereka sudah biasa jalan bareng sampai lobby. Banyak mata yang menatap nya kagum, pasalnya mereka sangat cocok.

Terlihat mobil bmw hitam sudah berada di pelataran lobby. Devin yang melihat mengernyit kan keningnya bingung, karena itu bukan mobil milik nya.

" Hai Jason. " Sapa Ken saat melihat laki-laki yang berdiri di samping mobil nya.

Iya, mobil itu adalah milik Jason. Teman nya Ken yang akan jalan bersama menuju kampus.

Devin menengok ke arah Ken dengan tatapan bertanya, yang di tengok nya tidak menyadari tatapan itu.

" Mas, teman ku sudah menjemput. Aku jalan dulu ya. " Ucap Ken.

" Aku tidak mengizinkan mu berangkat bersamanya. " Ucap Devin dingin.

Ken menengok ke arah nya dengan tatapan bertanya.

" Aku tidak suka. " Jawab nya yang mengerti arti tatapan Ken.

" Tapi dia sudah disini? Bagaimana aku menolak nya? Aku tidak bisa seperti itu. Aku tidak enak dengan nya. " Jelas Ken dengan tatapan memohon untuk mengizinkan nya.

" Aku tidak mengizinkanmu. Kau, biar aku yang antar. Tidak ada penolakan. Aku tidak suka kau menentangku. "

" Aku tidak menentangmu Mas. Tapi aku tidak enak. Dia sudah jauh-jauh menjemput ku, lalu aku menyuruh nya pergi karena kau melarang ku,begitu?. " Ujar Ken dengan kesal.

Ken kesal dengan sifat Devin yang se enaknya. Bagaimana mungkin dia tidak mengizinkan teman nya yang sudah menjemputnya itu?

" Tadi Mas tidak mempermasalah kan jika aku di jemput teman ku. Tapi kenapa sekarang aku di larang?. " Tanya Ken. 

" Jika itu bukan Pria aku tidak melarang mu. " Ucap Devin dan masuk ke dalam mobil sport merah nya.

Ken menghentakkan kaki nya kesal. Dia menghampiri Jason yang tersenyum padanya.

" Hei Ken. Itu paman mu?. " Tanya Jason seraya menunjuk ke arah mobil Devin.

" Jason, aku tidak bisa ikut dengan mu. Aku ada urusan. " Ucap Ken.

Jason bingung, dia menatap Ken dengan tatapan bertanya.

" Tolong jangan tanya apapun. Aku tidak mood. Maaf sudah membuat mu harus kesini, tapi aku tidak bisa bareng dengan mu Jason. " Ucap Ken lalu pergi meninggalkan Jason yang masih bingung tentang omongan Ken.

Ken masuk ke dalam mobil Devin. Devin langsung menjalankan mobilnya meninggalkan apartement.

Ken sama sekali tidak tertarik untuk melihat Dev, dia lebih tertarik untuk melihat jendela mobil yang menampakkan keadaan diluar.

Ting ting.

Ponsel ken berdering tanda ada yang menelpon nya.

Yuneke.

Dia melihat nama Sahabat nya tertera di layar dan langsung menggeser garis hijau dan meletakkan ponselnya di telinga.

" Ada apa?. " Tanya Ken saat sudah mengangkat telepon dari sahabatnya itu.

" hei? Kenapa kau seperti bete gitu? Ada apa? Cerita lah. " Ucap Yuneke di sebrang sana.

Ken menghela nafas dan melirik ke arah Devin yang sedang fokus menyetir.

" Tidak apa-apa. "

Tut.

Ken mematikan telepon dengan sepihak, dia sedang tidak mood sekarang. Dan dia yakin pasti yuneke sedang menyumpahi dirinya karena telah mematikan telepon dengan seenaknya, tapi Ken tidak peduli. Mood nya tidak baik hari ini.

---

Haiii

Ada yang kangen abang dev?

Oke, aku gatau ini cerita mau dibawa kemana tapi aku ikutin alur pikiran aku aja.

Jadi buat kalian jangan lupa vote and comment ya

Untuk buat aku lebih semangat lagi.

Give me a vomennt.

Thx.

Aku telat update karena aku lagi sakit, udah seminggu gak sekolah gengs hahhaha ini aku nyuri waktu buat update 2 cerita sekaligus.

Tolong hargai dengan memberi vote.

Terimakasih.

Maaf typo bertebaran

#penulisamatiran

#250418


Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang