Chapter 78

81 2 0
                                    

Devin akan kembali ke Vienna besok, karena Roy bilang kerja sama nya sudah akan dilakukan langsung oleh Pak Ryan--Daddy nya.

Hari ini masih panjang, mungkin Devin akan melihat sebentar Caffe yang dibuat Istrinya lalu ia akan mengunjungi rumah Daddy nya.

Sekarang, Devin akan bersiap untuk pergi. Ia rindu sekali dengan Jakarta. Sebenarnya, Ia ingin menetap lagi di Jakarta, tapi tidak bisa karena kantor di Vienna tidak ada yang jaga. Sedangkan Vannes, adik Devin. Dia menentang, tidak ingin menjadi seperti Daddy dan Devin.

--

Pertama kali nya Ken ditinggal pergi Jauh sama Devin. Tapi ia tidak merasa sepi, karena ada para Sahabatnya yang belum kembali ke Indonesia.

Seharian, Ken bersama Alen dia tidak me-megang ponsel nya. Jadi tidak tahu kalau Devin sempat mengabari nya. Setelah itu, Devin mengabari lewat ponsel Andita, dan bilang bahwa ia Sudah di Jakarta.

Rasa-rasanya baru ditinggal sebentar, Rindu sudah menyeruak ke peradaban.

" Bagaimana ditinggal pergi suami tercinta? " tanya Yunneke meledek Ken

Ken tertawa,

" Rindu. Rindu sangat. " jawab Ken.

" Beda emang yang udah punya suami mah ya, Yun " kata Andita ikut-ikut an.

Mereka tertawa bersama, mereka memang butuh menghabiskan waktu bersama.

" Kalian kapan wisuda? " tanya Ken

" Skripsi kita lagi proses. Kirain, akan cepet sehingga bisa nyusul lo,Ken. Ternyata, beberapa kali judul nya ditolak. " kata Yunneke dengan mimik muka sedih

Ken menggeleng dan tersenyum,

" Gak apa, Tuhan lagi nguji seberapa berjuang hambanya. Semangat ah, nanti gue datang kok ke graduation kalian. " ucap Ken

Yunneke dan Andita langsung memasang wajah bahagia.

" Tapi kalo gak bisa, jangan dipaksain ya Ken. " kata andika

Ken menggeleng,

" Gak akan dipaksain. Tapi, di usahain. " jawabnya.

Alen yang sedari tadi sedang menyusu sambil tiduran di paha Ken akhirnya masuk ke dalam mimpinya.

" Yun, tolong bawa Alen ke kamar nya dong " ucap Ken minta tolong

Yunneke mengangguk dan mulai menggendong Alen yang tertidur lelap sekali.

Ken akhirnya bisa beristirahat dari seharian bersama Alen. Ia belum menelpon Devin lagi, karena takut ganggu, pikir Ken.

--

Devin menjalankan mobilnya mengelilingi Jakarta. Masih sama, macet dan panas. Tapi karena sedang santai, Devin menikmati nya.

Devin menghentikan mobilnya di depan Caffe yang belum terbuka tapi sudah sangat rapih dan siap di buka, Caffe siapa lagi kalo bukan milik Istrinya.

Ia sangat bangga, Ken memang se-pintar dan se-kreatif itu. Devin ingat, Ken adalah mahasiswa kedokteran terbaik dan lulusan termuda kedokteran.

Sayangnya, ia menikah. Jadi tidak bisa melanjutkan karierrnya. Devin akan selalu bikin Ken bahagia sebagai gantinya.

Tapi mungkin, sepulang dari Jakarta, ia akan menanyakan perihal karier nya pada Ken. Apa mau di lanjut atau tidak.

Setelah menatap Caffe itu lama, Devin kembali menjalankan mobil nya. Hiruk pikuk jalanan Jakarta sudah sangat ia hapal. Ia memang tidak di lahirkan di Jakarta, tapi ia besar di kota metropolitan itu.

Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang