Chapter 82

105 1 0
                                    

           Usia kandungan Ken sudah masuk ke 7 bulan. Baby di dalam perut benar-benar extra. Sangat sangat aktif. Menendang-nendang. Dan pastinya, memberi tanda, bahwa ia sangat sehat.

Ken selalu rutin untuk kontrol. Di USG terkahir, ia sudah melihat jenis kelamin dari baby nya. Dan, ia sedang mengandung....

Baby Boy.

Devin sangat senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Devin sangat senang. Saat tahu, bahwa Ken sedang mengandung bayi laki-laki untuk anak pertama mereka. Kata Devin, 'Ia bisa dijadikan penerus Reivano.'

Saat mendengar Devin punya niat itu, Kenzya tersenyum seraya menggeleng,
" Biarkan dia menentukan ingin menjadi apa dirinya kelak, Mas "

Devin mengangguk menyetujui.

Devin mengingat, bahwa mereka belum berbelanja untuk baby boy. Ken pernah bilang saat usia kandungan nya masih 6 bulan, bahwa mereka akan membeli perlengkapan baby saat usia kandungan 7 bulan saja.

Dan ini saatnya.

" Sayang, kita kapan nih beli perlengkapan buat baby boy? " tanya Devin pada Ken yang sedang bersama Alen.

Yang di tanya pun menoleh, dan tersenyum.

" Kamu tidak sibuk hari ini? " tanya Ken.

Devin menggeleng.

" Yaudah yuk. " kata Ken seraya bangkit bersama Alen.

Devin ikut bangkit, dan mengikuti Ken ke arah kamar mereka.

Mengingat kamar, mereka pindah ke kamar di lantai satu. Alasan Devin, agar Ken tidak perlu naik turun lagi. Alen pun ikut tidur bersama mereka.

##

Mereka telah sampai di mall besar di kota Vienna. Cukup ramai, karena ini adalah weekend. Waktu untuk bersenang-senang bersama keluarga.

Devin mendorong stroller Alen. Jangan tanya kenapa Alen di letakkan di stroller. Satu pastinya, agar Devin tidak capek menggendong Alen. Dua, agar Alen tidak capek untuk terus berjalan karena mereka akan lama. Tiga, kalo Alen tidur mereka tidak susah payah.

Jadi mereka sangat siaga.

Adam pun ikut serta bersama mereka. Guna, membawa barang belanjaan dan mengawal mereka pastinya.

Dan jangan tanya kan lagi, mengapa ke mall saja harus di kawal! Sudah jelas. Vienna ini negara pembisnis. Mereka bersaing secara sehat maupun tidak. Dan Devin sudah terkenal di negara ini.

Mereka memasuki Baby Shop pertama. Dilihat nya banyak sekali barang-barang yang lucu-lucu.

Ken mengambil Trolley. Untuk menaro apa yang akan ia beli.

" Biar saya yang bawa, Nona " ujar Adam.

Ken tersenyum dan mengangguk.

Ia mulai melihat-lihat. Sekiranya ia butuhkan, ia akan ambil. Sebelum Ken belanja, ia sudah memikirkan apa saja yang ia butuh kan.

Pertama, Ken mengambil kain bedongan beberapa warna bercorak hewan. Lalu, selimut. Kaos dalam. Celana dalam. Pampers. Peralatan mandi.

Ken merasa itu sudah cukup yang ia butuhkan saat nanti lahiran. Tapi, tunggu. Ia menoleh pada Adam yang membawa trolley. Trolley itu penuh. Padahal, Ken tidak terlalu banyak mengambil. Ia melihat Devin yang juga sibuk memilih. Dan memasukkan ke trolley.

Ken menggeleng.

" Mas, apaan ini kok banyak sekali? " tanya Ken heran.

Devin tersenyum,

" Lucu sayang. Gapapa ya, aku suka soalnya. " jawab Devin.

" Tapi Mas, ini sudah penuh. Sudah cukup. " Ken memperingatkan.

Devin mengangkat alisnya, dan melihat trolley.

" Itu baru satu trolley, sayang. " jawa Devin sambil menunjuk trolley yang dibawa Adam.

Ken menghembuskan nafas kasar.

Bukan Devin namanya kalo tidak boros.

Ken menghampiri Devin yang masih sibuk memilih.

" Ayo kita pulang, Mas. " ajak Ken.

" Tapi itu belum banyak, sayang. Aku masih mau milih. " jawab Devin.

Ken menggeleng, " Tidak.. Tidak. Ini sudah lebih dari cukup. Apabila kurang, nanti kita akan kembali lagi. Sekarang, ayo kita bayar. "

Akhirnya Devin mengangguk mengikuti kata Ken. Mereka berjalan ke kasir untuk membayar semua yang ada di trolley.

" Semuanya 250 JT, Sir. " ucap sang petugas kasir.

Ken yang mendengar pun tak percaya, total nya bisa sebanyak itu. Dengan santai, Devin mengeluarkan kartu golden nya.

" Mas!!!! " panggil Ken dengan kesal.

Devin mengangkat bahu nya acuh.

" Mba sekalian ya, karena ini banyak banget. Barangnya di antar saja. Nanti biaya pengiriman nya saya kasih di rumah. " ucap Devin.

" Baik pak, silahkan tulis alamatnya " ucap sang kasir dan memberikan iPad untuk Devin mengetikkan alamat nya

..

" Mau kemana lagi? Mau makan? " tanya Devin.

Ken hanya memajukan bibir nya dan tidak menjawab pertanyaan Devin.

" Aku nya di cuekin nanti di ambil orang loh ini " ledek Dev yang langsung membuat Ken menepuk lengan kekar nya.

Devin tertawa.

" Sayang, aku kan kerja untuk kamu sama anak-anak. Jadi kalo aku menghabiskan banyak untuk kalian, itu bukan apa-apa untuk aku. Lagi pula, ini anak kita. Jangan marah ya sayang ku. " ucap Devin.

Akhirnya Ken mengalah, ia langsung memeluk lengan kekar Devin.

" Maaf mas, aku hanya gak mau aja kamu ngabisin uang buat hal yang sebenernya tidak begitu penting. " jelas Ken.

Devin tersenyum, " Tidak apa-apa, sayang. Yasudah ayo kita makan dulu. "

--

Helloooooo

Akhirnya updateeee

Setelah beberapa minggu ga update

Because aku lagi mau ujian praktek, maaf ya agak sibuk akhir akhir ini:(((

Tapi janji besok akan update lagi...

Tungguin ya:)

I luv yu

#18Jan2020

Btw part pertama di tahun 2020.


Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang