Chapter 83

114 1 0
                                    

Usia kandungan Ken saat ini sudah masuk di bulan, dimana ia akan segera memeluk anak pertama nya. Masuk ke minggu 37 yang artinya 9 bulan.

Sangat cepat dan tidak terasa ia akan melihat sosok baby nya. Walaupun, ada hambatan nya saat mengandung.

-

Saat ini Ken sedang bermanja-manja dengan Devin. Bercerita, dan menertawakan masa lalu.

" Aku gak pernah nyangka, Kalau orang yang nabrak aku saat lari pagi, Adalah orang yang menemani aku sekarang , dan orang yang aku liat setiap pagi menyapa. " ucap Ken seraya tersenyum.

Devin mencolek hidung Ken.

" Bukan aku yang nabrak. Tapi kamu yang ga liat-liat jalannya. " balas Devin.

Ken menyengir, menunjukkan gigi nya yang putih.

" Tapi Mas, aku mau nanya deh. " kata Ken.

Devin mengangkat alis nya, membiarkan Ken melanjutkan ucapannya.

" Waktu kita ke mansion Mom, kan nginep. Terus aku pake baju cewe. Dress kotak-kotak itu loh. Kok bisa ada baju cewe di lemari kamu? " jelas Ken.

Devin terdiam. Ia tidak tau mau jawab apa.

Ia tau tentang baju itu, sangat tau.

Tapi, apa ini saat nya Ken tau masa lalu nya?

Apa ini saat nya ia membuka luka lama yang sudah tertutup kembali menganga?

Apa ini saat nya ia akan tersedu karena kembali menceritakan itu?

Apa ia siap?

Ken melihat ekspresi Devin yang langsung berubah. Ken terdiam,

' Apa aku salah ngomong ya? '

Ken mengangguk,
" Gak usah dijawab, Mas. " ucapnya sambil tersenyum.

Devin menatap wajah Ken. Ini sudah saatnya Ken tau.

" Aku akan jelasin. " kata Devin akhirnya.

Ken menggeleng,

" Engga usah, Mas. Gak papa kok. " jawab Ken dengan pengertian.

" Dulu, aku bukan hanya dua bersaudara. Tiga. Aku punya kakak perempuan. Namanya, Fania. Tapi, dia bukan anak kandung mom and dad. Dia anak panti asuhan. Yang di asuh mom, untuk mancing agar Mom punya anak. Benar. 2 tahun kemudian Mom hamil. Aku. Anak laki-laki pertama nya. Jujur, aku gak tau kalo ka Nia itu anak asuh. Aku sayang banget sama dia. Sampe akhirnya. " berhenti menjelaskan, dan mulai menarik napas dalam.

Ia harus bisa.

Ken langsung memeluk Devin. Meletakkan kepala Devin di dada nya. Mengelus punggung Devin agar ia sedikit tenang.

" Tidak usah di lanjut, ya? " kata Ken.

Devin menggeleng.

Ia sudah memulai. Maka ia harus akhiri ini.

" Sampai akhirnya, kita dapat berita. Bahwa  ka Nia keguguran. Ia ka Nia hamil di luar nikah. Bapak anak dalam kandungannya tidak mau bertanggung jawab. Ia kabur. Semenjak ka Nia dinyatakan keguguran, Ia menjadi setres. Ia gila. Dad gak bisa membiarkan Ka Nia di rumah. Dad masukin ka Nia ke Rumah Sakit Jiwa, biar ka Nia dapet penanganan khusus. Dari situ. Aku marah sama dad. "

* Flashback On*

" Mom, kenapa sih? Kalian jahat banget masukin Kak Nia ke rumah sakit jiwa!  Kak Nia tuh gak sakit!. " Ucap Devin sangat marah.

" Kakak mu terkena gangguan Devin! Dia tidak bisa terus-terusan di rumah ini. Itu semakin menyiksa nya!. " Ucap Ryan memberitahu.

" Devin gak nyangka ya, ternyata Daddy sejahat itu sama anak sendiri!.  " Ucap Devin.

" Dia bukan kakak kandung-mu Devin! Dia hanya anak yang aku angkat dari panti asuhan. Aku begitu menyayanginya. Tapi, dia akan semakin tersiksa kalau dia masih disini. Tolong mengerti keadaan Daddy Devin. Ini yang terbaik. " Ucap Ryan.

" Tapi dia tetap Kakak Devin!. " Ucap Devin lalu pergi meninggalkan Daddy nya dengan amarah yang menggebu.

*Flashback Off*

Devin meneteskan begitu banyak airmata hari ini.

" Aku gak terima ka Nia dimasukin ke rumah sakit jiwa. Tapi, aku juga kaget. Kalo ternyata ka Nia bukan anak kandung dad and mom. "

Ken ikut meneteskan airmata nya. Ia merasakan apa yang Devin rasakan. Seorang adik yang begitu sayang pada kakak nya.

" Aku rutin mengunjungi ka Nia di RSJ. Sampai akhirnya, 3 tahun yang lalu. Aku kesana. Dan menemukan ka Nia sudah berlumur darah. Ia...... Iaa.... " kata Devin yang semakin membuat dirinya merasa sakit nya masa lalu.

" bunuh diri. " lanjutnya.

Dan airmata nya tumpah. Ken memeluk Devin sangat erat.

" Maaf... Maaf kan aku telah membuka luka lama kamu. " kata Ken sambil menangis.

Devin menghapus air mata yang berada di pipinya. Memandang ke depan dengan pandangan kosong.

" Bukan salah mu. Kau harus tau itu. " kata Devin dan melepaskan pelukan Ken.. dan berdiri seraya meninggalkan Ken.

Ken menangis. Sekaligus menyesal.

Ken tidak mengejar Devin. Ia membiarkan Devin kemanapun dirinya akan bisa menenangkan pikirannya.

--

Hello gaisss

Sorry banget kalo gak bisa nepatin update. Tapi ini ku update ya, dan mungkin 2 minggu akan ga update lagi..karena aku lagi sibuk untuk Ujian Praktek. Dan kelulusan SMA. Jadi agak susah.

Tapi aku akan sempat"in untuk update kok

Thx u

Vote

Comment

See u next update🌈

#1Feb2020





Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang