Chapter 37

149 4 0
                                    

Kondisi Devin saat ini sudah benar-benar pulih. Luka tusuk di badannya sudah mengering, dan Devin sudah melanjutkan aktivitas nya seperti biasa. 

Devin duduk di bangku kebesaran nya, dengan tangan yang berkutat pada benda elektronik di depan nya.

Ceklek.

" Hii Bro. " Ucap Seseorang yang baru masuk ke ruangan Devin tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Devin berdecak,

" Tidak bisakah kau sopan sedikit? Ketuk pintu sebelum masuk. " Ucap Devin melihat tingkah Sahabat sekaligus rekan kantornya.

Roy hanya tertawa,

" Sejak kapan gue kalo kesini pake embel-embel ketuk pintu. " Ucap Roy dengan gaya gak sopan nya, duduk di soffa ruangan Devin sambil menaik kan satu kaki nya.

Devin hanya melihatnya dengan geram. Sahabat nya ini memang tidak punya sopan santun.

Roy bangun dari soffa, dan duduk di depan meja kerja Devin. 

" Dev, lo masih tinggal di Apartement? " Tanya Roy.

Devin mendongak dari layar laptop untuk melihat Roy, yang sedang bertanya.

Devin mengangguk, tanda jawaban nya.

" Kenapa?. " Tanya Devin.

" Lo punya Rumah kan?. " Tanya Roy lagi.

" Punya. " Jawab Devin singkat.

" Kenapa gak tinggal di rumah lo?. " Tanya Roy dengan suara keras.

" Tidak usah kencang-kencang ngomongnya, aku mendengar nya. " Ucap Devin geram dengan kelakuan Sahabat nya ini. 

Ruangan kerja nya memang kedap suara. Tapi, sahabat nya ini bersuara kencang di depan nya.

Roy hanya memasang wajah tak berdosa nya.

" Lo belum jawab pertanyaan gue Dev. " Ucap Roy mengingat kan.

Devin melihat ke arah Roy dengan mata bertanya, 'pertanyaan apa?'.

Roy berdecak.

" Iya, lo kan punya rumah. Kenapa gak tinggal di rumah lo? Kenapa malah di apartement?. " jelas Roy.

Devin terlihat memikirkan perkataan Roy. Benar juga omongan Roy, kenapa dia tidak tinggal di rumah nya?.

" Mikir kan lo. " Decih Roy.

Devin hanya menatap Roy dengan tajam. Mungkin setelah pulang kantor ini dia akan berbicara pada Ken mengenai rumah.

Sayang sekali, punya rumah hanya di huni dengan para Maids.

---

" Suami lo sakit apa emang Ken?. " Tanya Yuneke pada Ken.

Ken, Yuneke, Andita memang sedang pergi keluar untuk melepas penat setelah bermalam dengan tugas skripsi nya.

" Di tusuk sama begal. " Jawab Ken tanpa melihat ke Yuneke. 

" HAH?!. SERIUS LO?. " Teriak Yuneke.

" Yun jangan teriak-teriak, kuping gue sakit. " Ucap Andita merasa terganggu dengan teriakan Ken.

Ken hanya mengangguk.

" Engga ada yang tau sih, cuman keluarga aja. Tapi, begal nya sudah di penjara kok. " Jelas Ken. 

Yuneke mengangguk kan kepalanya tanda mengerti.

" Gue balik duluan ya, udah sore nih. " Ucap Ken pamit.

" Yaudah hati-hati Ken. " Ucap Andita

Ken hanya mengangguk dan pergi meninggalkan tempat mereka berkumpul.

" Dadah cucu nya doraemon. " Teriak Yuneke saat melihat mobil Ken mulai berjalan meninggalkan tempat mereka kumpul.

---

Ken masuk ke dalam Apartement. Ini sudah sore, dia harus memasak untuk makan malam.

Ken menuju ke dapur, dan dilihat nya Bi Leni sedang memasak.

" Masak apa Bi?. " Tanya Ken, saat sudah di samping Bi Leni.

" Bibi cuman masak Balado Telor, Ayam goreng sama Sayur Bayam Non. " Jelas Bi Leni. 

" Kayak nya enak banget bi, butuh bantuan Ken gak?. " Tanya Ken.

Bi Leni menengok ke arah Ken sambil tersenyum.

" Tidak usah non, ini sudah hampir jadi. Sebaiknya nona mandi, sambil menunggu Tuan Devin pulang. " Ucap Bibi. 

Ken mengangguk lalu pergi meninggalkan Dapur.

Ken melaksanakan kegiatan rutin sore hari, Mandi Sore.

---

#8April2018

Segini aja ya buat part ini, nanti malem update lagi!

Oh iya, aku libur unbk tapi tugas banyak sekali jadi kemungkinan agak lambat update dan part nya tidak terlalu panjang. Maafin ya.

Vote

Comment.

Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang