Chapter 81

116 3 0
                                    

Keadaan Ken tidak lebih baik dari kemarin. Masih sama, hanya melamun dengan tatapan kosong. Yunneke dan Andita tidak tega sebenarnya. Tapi pihak bandara maupun penerbangan belum menghubungi.

Jadi, mereka hanya bisa menunggu. Adam pun mencoba mencari tahu. Bahkan, ia bersama anak buah yang lain ikut turun dalam pencarian korban dan badan pesawat yang jatuh di Laut Lapas menggunakan Helikopter.

" Ken mau buat sesuatu?" tanya Yunneke agar Ken bisa sedikit sibuk.

Yang di tanya, hanya menggelengkan kepala nya.

Yunneke melihat Andita, " Jangan di paksa. Dia sedang hancur. "

Yunneke menghembuskan nafas nya. Untung ada mereka, coba kalo tidak, akan bagaimana Ken sekarang?

Seluruh keluarga seakan tutup kuping dan tidak mendengar tentang kejadian kecelakaan ini. Tidak ada yang bisa di hubungi. Ken makin frustasi di buatnya.

Alen yang terus-terus an menangis. Ken yang terlihat enggan untuk melanjutkan hidup nya lagi.

Ia tidak memikirkan bahwa ada satu nyawa dalam perut nya yang butuh perhatian. Walaupun ia sudah ingin makan dan minum susu, tapi kondisi dia yang tidak memperdulikan diri nya menjadi bahaya untuk kedua nya.

Yunneke membawa Alen ke kamar nya, biar Alen bisa istirahat. Sedangkan Andita, ia masih berusaha menghubungi seluruh keluarga. Walaupun hasilnya,nihil.

Ken mendengar langkah kaki,

" Ken.. " panggil nya.

Ken terkejut, ia mengenal suara ini. Apa? Apa ini benar dia?

Ken masih meyakinkan dirinya, menepuk-nepuk pipi nya sendiri.

" Ken, sayang. " panggil nya lagi,

Ken langsung menoleh, betapa kaget nya dia. Melihat seseorang yang ia tunggu jasad nya justru malah terlihat sangat baik dan tidak terjadi apa-apa.

Ken bangun dari duduknya. Matanya memancarkan binar. Tuhan masih baik.

Jalan perlahan menghampiri sosok tegap yang ia rindukan dua hari ini. Saat sampai di hadapannya, Ken meletakkan kedua tangan nya di pipi orang yang ia tunggu.

" Ini kamu? "

" Ini benar kamu? "

Devin mengangguk. Iya. Sosok tegap yang berdiri dihadapan Ken sekarang adalah Devin. Suami nya.

Ken meneteskan air mata dan langsung memeluk Devin dengan sangat erat. Menangis di dada Devin.

Devin membalas pelukan itu tak kalah erat. Ia tau apa yang terjadi.

Ken menggelengkan kepala nya, " Jangan. Jangan tinggalin aku. " ucap nya.

Devin mengangguk, " Aku gak akan ninggalin kamu, sayang. " jawabnya.

" Aku takut. "

" Aku gak bisa tanpa kamu. "

" Aku takut sendirian. "

Ucap Ken saat dirinya masih di dada Devin. Devin melepaskan pelukannya,

" Hei " ucapnya seraya memegang pundak Ken dan melihat mata nya. Mata itu menyorot kelegaan tapi ada ketakutan besar disana.

" Jangan takut. Aku disini. Kamu gak akan pernah sendirian. " ucap Devin meyakinkan dan kembali membawa Ken kedalam dekapannya.

" You're a Never Alone, my Wife " ucap Devin.

Hari ini, Ken merasa lega

Dunia nya yang hancur kembali terbentuk.

Tuhan masih amat sangat baik padanya.

Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang