Ken sedang bercanda dengan Alen. Ralat bukan bercanda, sedang mengajak bicara Alen yang respon nya senyum memperlihatkan dalam mulut nya.
" Nanti kalo Alen sudah besar, Alen harus sekolah yang tinggi ya. Alen harus jadi anak yang pintar dan bisa di banggakan. " ucap Ken pada Alen yang hanya memperhatikan Ken bicara.
Ken tersenyum, dia punya niat yang tinggi pada Alen, walaupun Alen bukan anak kandung Ken dan Dev.
Devin datang dengan wajah lelah nya, hari ini dia tidak ke kantor, tapi tetap mengerjakan pekerjaan nya di ruang kerja mansion nya.
" Kenapa lelah sekali sepertinya? " tanya Ken seraya menghampiri Devin.
Devin tersenyum, dan langsung mencium bibir Ken, melumatnya dengan lembut dengan rasa cinta yang tertanam, dan Ken masih dengan perasaan terkejut karena Devin dengan tiba-tiba mencium nya.
Devin melepaskan pangutannya.
" Sudah, sudah tidak lelah " kata nya.
Ken tersenyum,
" Aku kaget tahu. Bilang-bilang dong kalo mau cium, ada anak kecil. " ucap Ken.
Devin tersenyum,
" Alen tidak mengerti sayang, " ucap Devin dengan tatapan meledek membuat Ken merona.
" Lihat pipi mu seperti kepiting rebus " ucap Devin
Cup
Devin mencium pipi kanan Ken
Cup
Devin mencium pipi Kiri Ken
Cup
Devin mencium kening Ken
Ken tersenyum, dia sangat bersyukur.
Devin menyatukan kening nya dan kening Ken
" Kau benar-benar yakin ingin menetap di Vienna? " tanya Dev lagi untuk meyakinkan Ken.
Ken tersenyum,
" Aku sangat yakin. Tapi, aku juga memikirkan Alen, dia masih kecil untuk dibawa pergi jauh naik pesawat. " kata Ken.
" Kau melupakan bahwa kita akan naik jet pribadi ku ya? " kata Dev.
Ken tersenyum,
" Ya aku melupakan bahwa kau sangat kaya. "
" Kau juga dari keluarga kaya, Kenzya " kata Dev.
Ken tersenyum lagi.
" Mom and Dad yang kaya.
Aku tidak. " kata Ken lagi.Devin tersenyum sangat gemas.
" Terserah kamu sayang. Jangan khawatir, kita akan pergi ke Vienna seperti kita sedang dirumah. " kata Dev.
Ken mengangguk.
" Istirahat, kamu terlihat lelah sekali. Tapi, mandi dulu ya. " kata Ken.
Devin mengangguk,
Ken berjalan mendekati Alen, menggendong nya dan meletakkan nya di box baby lalu menggoyangkan dengan perlahan agar Alen tidur.
----Aku menyiapkan baju untuk Devin yang sedang mandi. Hanya mengambilkan kaos dengan celana santai agar dia beristirahat nya enak.
Devin keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang bertengger di pinggang nya, dada nya di biarkan terlihat , Ken berbalik dan menutup wajahnya nya.
Devin tertawa tanpa suara,
" Hei kau kenapa sayang? " tanya Devin menggoda.
" Itu baju mu sudah ku siap kan mas. " jawab Ken masih dengan keadaan berbalik dan menutup wajahnya.
Devin menghampiri Ken dan memeluknya dengan keadaan masih memakai handuk.
Ken terlonjak kaget,
" Iiihhh mas, pakai dulu baju nya baru peluk-peluk. Basah tahu. " ucap Ken sedikit teriak
" Kau kan sudah melihat semuanya kenapa masih seperti ini? " tanya Dev menggoda.
" Nanti aku bintitan " jawab Ken
" HAHAHA " Tawa Devin pecah.
" Kau ada-ada saja. Emang kamu sedang mengintipin aku ya? " kata Dev masih belum berhenti tertawa.
" Mas pak baju mu atau aku tidak tidur dengan mu. " Ancam Ken.
Devin menghentikan tawanya dan langsung memakai baju yang di siap kan Ken.
" Kau ini ya sudah berani mengancam ku. " ucap Dev.
Ken tertawa tanpa suara,
" Sudah aku sudah pakai baju ku. " ucap Dev.
Ken berbalik dan memeluk Dev,
" Wangi nya suami ku " ucap Ken seraya mengendus badan Devin
Devin tersenyum,
----
Hello
Akhirnya upload,
Senengnyaa gilakkkkk hahhaa
Segini aja ya besok aku upload lagi,
Okeeey
See you
Vote
Comment
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Alone (SELESAI)
Romance" Aku tidak ingin dijodohkan dengan perempuan yang sama sekali tidak aku kenal. Aku benci saat-saat seperti ini. Dimana aku harus menentukan pilihanku menikah atau tidak? Tapi tetap saja akan menikah." -Devin Valreand Reivano "Bahkan umurku masih...