Semua tidak akan baik-baik saja sekarang. Ken harus menjelaskan semua nya secara jelas.
" Kalian bawa mobil?. " Tanya Ken pada Yuneke dan Andita.
Yuneke mengangguk kan kepala nya, sedangkan Andita langsung menjawab,
" Gue dianterin supir tadi. " Jawab Andita.
Yuneke masih terlihat bingung, kenapa aku bisa bersama Ketua Yayasan Kampus ini.
" Mas, aku boleh kan ajak mereka ke Apartement?. " Tanya Ken pada Dev yang masih setia berada di samping nya.
Devin mengangguk dan tersenyum.
" Ikut yuk, ada yang perlu kalian tau. Dan ada yang perlu aku jelaskan. " Ucap Ken pada Yuneke dan Andita.
" Naik apa?. " Tanya Andita.
Ken tersenyum.
" Naik mobil ini aja ya. Yun mobil kamu biar di sini saja ya. " Ucap Ken.
Devin menengok ke arah Ken.
" Biar mobil teman mu, Adam yang bawa. " Ucap Devin. Lalu mengeluarkan ponsel nya untuk menelpon Adam.
" Hallo Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?. " Tanya Adam setelah mengangkat telepon dari Devin.
" Aku butuh bantuan mu untuk membawa mobil teman nya Ken ke apartement sekarang. " Ucap Devin.
" Siap Tuan, saya akan segera kesana. " Ucap Adam.
" Terimakasih Adam. Kunci mobil nya saya titip di Satpam. " Ucap Devin lalu memasuk kan ponsel nya kembali ke kantong celana nya.
" Yasudah yuk. " Ucap Dev yang langsung di angguki dengan mereka.
" Aku akan bantu menjelaskan nya. " Ucap Dev pada Ken sebelum memasuki mobil.
" Terimakasih ya. " Ucap Ken sambil tersenyum pada Dev.
Mobil Devin meninggal kan parkiran Kampus Kedokteran itu.
--
Mereka sudah duduk di soffa ruang tamu, Apartement Dev.
Masih dengan tatapan bingung Yuneke dan Andita pada Ken yang bersama Ketua Yayasan.
Bi Leni datang untuk menyuguhi Minum kepada mereka yang sedang duduk di ruang tamu.
" Ehm. "
Deheman Dev memecahkan keheningan dan ketegangan di antara mereka.
" Aku yang jelas kan atau kau?. " Tanya Dev pada Ken.
Ken tersenyum
" Biar aku saja, Mas. Ini semua salah ku. " Ucap Ken yakin.
Devin mengangguk dan memegang tangan Ken untuk memberi kekuatan langsung pada Istri nya itu.
" Yun, Dit. Sebelum nya aku ingin meminta maaf pada kalian berdua. Maaf aku jarang ngasih kabar akhir-akhir ini. Maaf aku gak ngundang kalian di hari pernikahan ku. Maaf juga karena sudah menyembu-- " Jelas Ken terpotong saat suara teriakan Yuneke terdengar.
" Gua udah tau selama ini ada yang beda sama lo. Lo jarang buka handphone, lo jarang ngabarin kita. Kalo di ajak keluar ada aja alasan nya. Kenapa si Ken ? Lo kurang percaya sama kita? Atau apa? Hah? Lo tuh egois tau gak sih! . " Ucap Yuneke dengan emosi yang menggebu - gebu.
Andita yang berada di sebelah Yuneke hanya bisa mengelus punggung sahabat nya itu.
" Tenang dulu, biar Ken ngejelasin semuanya. " Ucap Andita menenangkan.
Air mata Ken telah jatuh membasahi pipi. Yuneke benar, aku terlalu menutupi semuanya. Aku terlalu egois.
Devin makin mempererat pegangan tangan nya pada Ken. Dia menyalurkan semua tenaga nya untuk Ken.
Ken menarik nafas panjang, dan mulai berbicara lagi.
" Iya, aku minta maaf sama kalian berdua. Aku ngaku, aku salah. Aku minta maaf. Pasti, kalian bingung kan kenapa sekarang aku bisa sama Bapak Ketua Yayasan ini. Aku sering bilang kan sama kalian, kalo aku ingin ngejar karrir aku. Tapi nyatanya, aku di jodohin sama Mamah dan Papah. Aku tidak marah dengan mereka. Aku hanya kecewa, tapi aku menerima. " Jelas Ken.
Ken menarik nafas untuk melanjut kan semuanya. Air mata nya telah turun dengan deras nya.
" Aku hancur saat itu. Aku marah, aku kecewa. Tapi aku gak nolak keinginan Mamah dan Papah. Dan pada saat hari itu tiba, aku masih dengan rasa kecewa. Mas Devin membuat perjanjian yang cukup menguntungkan,dan aku menerima perjanjian itu. Tapi, tahukah kalian? Aku tersiksa dengan perjanjian itu. Aku ngerasa bukan istri yang baik. Meskipun aku hanya istri yang tidak di inginkan untuk Mas Devin, tapi aku ingin tetap jadi yang terbaik. "
Devin menengok ke arah Ken, ternyata istri nya tersiksa dengan perjanjian yang telah dia buat.
" Tapi, kalian tau? Perjanjian itu diketahui dengan Daddy Ryan. Papah mertua ku. Dia sangat marah, pada Mas Devin dan tentu nya juga dengan ku. Tapi, aku menerima kemarahan itu, karena aku mengaku salah. Seperti sekarang, aku menerima kalian marah padaku. Aku terima semuanya. Aku minta maaf. "
Penjelasan Ken terhenti disitu. Tangis Ken pecah. Yuneke dan Andita tidak menyangka bahwa sahabat nya itu menyimpan beban yang amat sangat berat untuk dijalani sendiri.
Yuneke dan Andita menghampiri Ken yang berada di dekapan Devin. Devin melepaskan dekapan itu, Ken sekarang berada di pelukan kedua sahabat nya itu.
" Gue gak nyangka Ken, ternyata lo nyimpen beban yang berat ini sendirian. Gue marah sama lo, marah karena lo gak cerita dan nutupin ini semua sama kita!. Gua tau, berat buat lo ngadepin ini sendirian. Tapi, lo yang merasa sendirian. Padahal, lo punya kita. Lo bisa cerita ke kita. Kita siap! Dan selalu siap ngedengerin semua masalah yang terjadi sama lo Ken. " Ucap Yuneke sambil menangis.
Devin telah meninggalkan mereka bertiga untuk waktu yang berqualitas melepaskan semua masalah yang ada.
" Ken, aku gak marah sama kamu hanya karena kamu nutupin masalah kamu. Aku hanya kecewa, aku merasa tidak di percaya dengan sahabat ku sendiri. Kau berhasil menutupi semuanya dengan baik,Ken. Tapi, aku mohon. Ini yang terakhir. Yang terakhir untuk kamu nutupin semua nya. Jangan lagi ada yang kamu tutup kan sama kita Ken. Percayalah, kita selalu bersama kamu. " Ucap Andita pada akhirnya.
Ken menangis, Ken merasa bersalah atas semua yang terjadi hari ini.
Mereka menghapus air mata Ken. Ken juga menghapus air mata yang ada di pipi Yuneke dan Andita. Mereka tersenyum.
" Makasih untuk semuanya ya, kalian sangat baik. Aku menyayangi kalian. " Ucap Ken. Lalu mereka berpelukan lagi.
" Sudah, sudah cukup menangis hari ini. Kau harus memperkenal kan aku kepada Suami mu itu. Kita belum sempag kenalan. " Ucap Yuneke, memecah keheningan.
" Emang mau nya itu sih. " Ledek Andita.
Yuneke nyengir, menunjukkan gigi-gigi nya yang putih.
Ken menghampiri Devin yang berada di kamar.
" Sahabat ku ingin kenalan. " Ucap Ken.
Devin tersenyum, dan berjalan sambil merangkul Ken.
" Hello girls. Sudah waktu tangis menangis nya?. " Sapa Dev saat telah berada di ruang tamu.
Ken yang mendengar sapaan itu hanya memukul lengan Dev.
" Gue kalo jadi lo nih Ken, kaga bakal marah atau apapun itu. Orang ganteng gini coba suami nya. " Ucap Yuneke lebay.
" Itu kan lo Yun. " Ucap Andita mencibir.
Ken hanya tertawa.
Dia bahagia, tidak ada lagi beban yang berat yang dia alami sendirian. Dia punya sahabat yang sangat peduli padanya.
Terimakasih Tuhan..
Terimakasih atas segala puji untuk-ku. Terimakasih untuk semua orang yang menyayangiku.
Aku bahagia memiliki mereka.
Tolong jaga mereka dimanapun mereka berada Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Alone (SELESAI)
Romance" Aku tidak ingin dijodohkan dengan perempuan yang sama sekali tidak aku kenal. Aku benci saat-saat seperti ini. Dimana aku harus menentukan pilihanku menikah atau tidak? Tapi tetap saja akan menikah." -Devin Valreand Reivano "Bahkan umurku masih...