" Aku tidak ingin dijodohkan dengan perempuan yang sama sekali tidak aku kenal. Aku benci saat-saat seperti ini. Dimana aku harus menentukan pilihanku menikah atau tidak? Tapi tetap saja akan menikah." -Devin Valreand Reivano
"Bahkan umurku masih...
Ken terus berada di samping brangkar yang di tempati Devin. Tanpa berniat untuk bangun dan meninggalkan nya. Ken terus menangis dan selalu menggenggam tangan Devin yang di infus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sungguh, Hati Ken sangat sakit melihat Devin terbaring tak berdaya.
Pintu ruang rawat inap terbuka, dan menampakkan Ryan dan Tere yang baru saja masuk.
" Ken. " Ucap Tere yang langsung memeluk Ken.
Ken menangis lagi di dalam pelukan Mamah mertua nya itu.
" Bagaimana kejadiannya? Kau tidak apa-apa?. " Tanya Tere saat melepaskan pelukannya lalu memeluk nya lagi.
Ken menangis tapi ia tetap menjawab.
" Ken tidak apa-apa mom. Mas Devin, dia di tusuk di depan mata Ken langsung. " Ucap Ken mengingat kejadian yang baru saja di alami nya, dan kembali menangis.
Tere melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah Devin untuk melihat kondisinya.
" Dad, maafin Ken. " Ucap Ken pada papah mertuanya itu.
Ryan memeluk menantu nya, memberi kekuatan untuk nya.
" Hei, jangan menyalahkan dirimu seperti itu Ken, ini bukan salah mu. Ini takdir. " Ucap Ryan berusaha menguatkan Ken.
Ryan melepaskan pelukannya pada menantu nya.
" Ken tidak ingin pulang dulu untuk berganti pakaian? " Tanya Ryan yang melihat Ken masih menggunakan gaun yang dipakai saat acara tadi.
Ken hanya menggeleng dan terus memperhatikan Devin.
---
Devin sangat damai di tidur nya, seperti tidak merasakan sakit apapun, seperti tidak ada beban yang menimpanya.
" Evin, jangan bandel ya kalo sudah besar. Evin harus janji sama kakak, kalo Evin gak bakal ngecewain Mom dan Dad. "
" Iya kakak, Evin janji. Evin akan nurut sama Mom dan Dad. " Ucap Devin kecil.
**
" Mom, kenapa sih? Kalian jahat banget masukin Kak Nia ke rumah sakit jiwa! Kak Nia tuh gak sakit!. " Ucap Devin sangat marah.
" Kakak mu terkena gangguan Devin! Dia tidak bisa terus-terusan di rumah ini. Itu semakin menyiksa nya!. " Ucap Ryan memberitahu.
" Devin gak nyangka ya, ternyata Daddy sejahat itu sama anak sendiri!. " Ucap Devin.
" Dia bukan kakak kandung-mu Devin! Dia hanya anak yang aku angkat dari panti asuhan. Aku begitu menyayanginya.Tapi, dia akan semakin tersiksa kalau dia masih disini. Tolong mengerti keadaan Daddy Devin. Iniyang terbaik. " Ucap Ryan.
" Tapi dia tetap Kakak Devin!. " Ucap Devin lalu pergi meninggalkan Daddy nya dengan amarah yang menggebu.
Kejadian 2 tahun silam terus saja datang di tidur damai nya Devin. Semua kenangan bersama Fania semasa hidup nya seperti kaset yang di setel ulang.
Devin masih ingin memejamkan mata nya.
" Evin bangun. Ada wanita yang sedang menangis menanti kau bangun dari tidur damai mu. Ayo bangun, jangan ingat lagi kejadian yang membuat kamu benci sama dunia mu vin. " Ucapan itu ada, suara itu suara yang Devin rindukan.
" Kak Nia! Evin kangen!. " Teriak Devin.
" Jangan cari kakak Evin! Kakak sudah bahagia disini. Kau harus membuat wanita yang sedang menunggumu itu bahagia. Berjanji lah dengan kakak, kau harus membuat nya bahagia. " Ucap Suara itu,
" Evin janji kak, Evin akan membuat dia bahagia. Tapi, kakak harus ikut sama Evin. " Teriak Devin
" Tidak, kakak sudah bahagia Evin. Bangun lah! Dan hapus air mata nya. " Ucap Suara itu lagi dan langsung hilang dari pandangan Devin.