Chapter 24

170 6 0
                                    

Ken tertidur lagi saat permohonan Devin untuk tetap dengan posisi seperti itu, posisi dimana keduanya merasakan nyaman tapi persetan dengan perjanjian yang dibuatnya sebelum menikah.

Itu pertama kalinya Devin memohon, pertama kalinya Devin memeluk Ken saat bangun tidur atau mungkin saat mereka tidur Devin memang memeluknya.

Itu Zona yang sangat Nyaman.

Ken bangun dan langsung mandi, saat tidak menemukan Devin di kamarnya.

Dia memakai baju dress kemeja kotak-kotak yang kemarin sore ia pakai. Karena memang dia tidak membawa baju.

Ken kembali duduk diranjang, seraya mengulang kembali kejadian tadi. Itu terasa seperti mimpi di siang hari.

Ting nong...ting nong...

Notif Telepon masuk dari ponsel Ken, ia mengambil ponselnya yang berada dinakas, melihat nama yang menelponnya, lalu menggeser tombol hijau.

Andita.

" Hallo Ken? Where are you now? " Tanyanya dari sebrang telepon.

" yes dit, what heppend? " Ken menghiraukan pertanyaan Andita, dan balik bertanya.

" Fine. Kau kemana saja? Kenapa baru bisa dihubungi sekarang? Kau tidak ingin berteman dengan-ku lagi? " Tanya Andita dengan nada sarkastik.

Ken tersenyum disini.

" Tidak dit. Maaf-kan aku, aku sedang berkumpul bersama keluarga-ku sekarang dan aku tidak memegang ponsel-ku sama sekali. Maaf-kan aku, bukan bermaksud seperti itu. " Jelas-ku.

" oh, maaf sepertinya aku mengganggu acar berkumpul mu. Yasudah ku tutup dulu ya teleponnya. " Ucap Andita.

" Tidak apa dit, oke. "

Tut.

Telepon mati pas saat pintu terketuk dari luar.

Aku berjalan untuk membukanya.

" Ada apa? " Tanya-ku kepada pelayan di-mansion ini.

" Nona ditunggu Nyonya dan Tuan dibawah. " Jelasnya.

Aku hanya mengangguk dan keluar seraya menutup pintu kamar Dev.

Ku lihat, mereka sedang kumpul dibawah. Sepertinya sarapan sudah selesai, dan aku tidak ikut sarapan pagi ini.

" Hai ken, bagaimana tidur-mu tadi malam apakah nyenyak? " Tanya Mom.

" yes mom, sangat nyenyak. " Jawab-ku.

" Ada yang Daddy ingin bicarakan dengan kalian berdua. " Ucap Daddy Rian serius.

Aku hanya menunggu kelanjutan daddy bicara tanpa ingin memotongnya atau menyahutinya.

" Jujur, Daddy kecewa sama kalian berdua. Daddy tau kalian membuat perjanjian pranikah. Kenapa seperti itu? Kalian tidak bersyukur atas apa yang Tuhan kasih ke kalian? Kalian tidak mensyukurinya? Kenapa kalian seperti ini ? Dev ? Kenapa kau tidak bijak dalam ber-rumah tangga? Daddy tau, kau yang memulai semuanya Dev. Perjanjian bodoh macam apa yang kalian buat untuk pernikahan kalian? Kalian bahkan telah berjanji dihadap Tuhan dan dihadapan Orang banyak di Altar. Tapi? Mengapa kalian mengingkari janji itu? " Ucap Daddy dengan penuh penekanan.

Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang