Chapter 85

154 7 0
                                    

Aku pergi meninggalkan Ken sendiri di kamar. Aku butuh penenang dari semua cerita di masalalu ku yang baru saja aku ceritakan pada Ken.
Sakit? Amat sakit.
Mengingat kejadian yang membuat hidup mu berubah 180°.

Aku tidak menyalahkan Ken. Dia wajib tau itu. Waktunya pun sudah tepat. Mungkin, hanya aku saja yang belum sanggup membuka kembali hal menyakitkan itu.

Aku sayang sekali dengan Alen. Memperlakukan dia seperti anak kandung ku. Kalian tau pasti alasannya kan?.

Demi Tuhan ! Aku tidak akan bilang ke Alen kalau dia bukan anak kandung kami saat dia besar.

Jujur! Alen yang mengubah hiruk pikuk rumah tangga ku dengan Ken. Dia menumbuhkan banyak kasih sayang.

Saat semua amarah ini sudah mereda.
Kecewa ini sudah sedikit pergi.
Ke-sakitan ini sudah lebih baik.

Aku memutuskan kembali ke mansion. Tapi saat ingin memasuki mobil, ponsel ku berdering.

Adam is Calling.

Aku langsung menggeser nya dan meletakkan ponsel itu di telinga ku.

" Tuan.. Nona Ken jatuh di tangga. Sekarang di rumah sakit biasa. " ucap Adam di seberang sana.

Devin kalang kabut. Ia mematikan telponnya dan langsung masuk ke mobil. Mengemudikan mobil nya seperti orang kesetanan.

Saat sampai dirumah sakit. Ia meletakkan mobil nya asal di lobby. Dan masuk dengan kepanikan yang ada.

Menuju IGD dengan tergesa. Melihat disana ada Adam dan Bi Yati.

Aku mencengkram kerah kemeja Adam.

" KENAPA BISA TERJADI?! " ucap ku berteriak.

Melihat muka Adam dengan amarah menggebu.

" Tonjok saja aku. " adam menantang ku.

Aku langsung mengirimkan pukulan tepat di perut nya. Adam terhempas terdorong ke belakang.

Aku kembali memegang kerah kemeja Adam.

" Sudah cukup Tuan. Ini bukan waktunya. Nona sedang di periksa di dalam. " ucap Bi Yati menyadarkan ku.

Aku langsung melepaskan cengkraman ku pada kemeja nya.

Sungguh, Frustasi mengelilingi ku. Ini salah ku. Kalau saja aku tidak pergi dari mansion, pastinya Ken masih dirumah.

Devin mengacak rambut nya frustasi.

Ruang IGD terbuka, menampilkan seorang laki-laki tinggi memakai Jass Putih.. Devin bangun secepat mungkin menghampirinya.

" BAGAIMANA DOK KEADAAN ISTRI SAYA?!" ucap Devin tidak sabaran. Dokternya menghela napas.

" Kita harus segera mengeluarkan bayi nya. Ini kesalahan sangat fatal. Perutnya terbentur. Tidak bisa lagi lakukan apapun selain operasi Caesar untuk mengeluarkan bayi nya. " kata Dokter menjelaskan.

Devin mengangguk.

" LAKUKAN APAPUN DOK. LAKUKAN YANG TERBAIK. " ucap Devin dan dokter kembali masuk ke ruangan.

Dan keluar lah Brangkar yang di tidurkan Ken. Devin berada disampingnya.

" Kamu harus kuat, sayang. " kata Devin.

Ken tersenyum dan mengangguk.

Ken di bawa ke ruang operasi. Aku mengikuti nya dan menunggu di depan orang operasi.

Tidak lama dari itu, Dokter kembali ke luar ruangan. Aku gemetar. Tidak siap untuk apapun yang akan terjadi.

" Pak Devin. " panggil dokter.

Aku menghampiri nya.

" Kita harus melakukan secara cepat. Tapi, Kondisi ibu dan bayi nya sangat melemah. Ada kemungkinan salah satu nya tidak bisa ter- selamat kan. Jadi, apabila kemungkinan buruk itu terjadi. Saya harus mempertahankan yang mana? " jelas sang dokter.

Devin melemah. Ia lemas mendengar pernyataan Dokter. Ia tidak bisa memilih salah satu dari dua nyawa yang sangat ia sayang dan cintai.

Tuhan, kenapa kau begitu jahat pada hidup ku?

Devin harus beri pilihan. Pilihan yang kedua nya pun ia tidak sanggup memilih salah satu.

Pilihan yang menjebak nya.

Dengan pasti, Devin menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.

" Selamatkan Ken, Dok. " kata Devin dengan berat hati.

Dokter mengangguk dan kembali masuk ke ruang operasi.

Tubuh nya meluruh. Tidak sanggup menyaksikkan ini semua. Berjongkok dan menyender di dinding dengan menutup muka, frustasi.

Ia tidak tau harus bagaimana.

Harus kah ini terjadi di hidup ku, Tuhan?

Adam menghampiri ku, dan memeluk ku. Aku menangis di pundak Adam.

" Nona kuat, Tuan. Mereka pasti selamat. Kita doakan yang terbaik. " kata Adam.

Aku mengeratkan pelukan pada Adam dan menangis sejadi-jadinya.

" Aku tidak bisa memilih dari 2 pilihan yang aku sangat sayang dan cinta, Adam. " kata Ku.

Adam mengusap punggung ku.

" Semua akan baik-baik saja. Percayalah. " kata Adam lalu melepaskan pelukan nya dari ku.

Adam menuntun ku duduk di kursi ruang tunggu operasi. Aku duduk, melamun, memikirkan akan bagaimana nanti nya.

--
Dokter berusaha keras untuk menyelamatkan keduanya. Ken tidak di bius tidur tapi kondisinya melemah.

2 jam sudah dokter melakukan operasi. Bayi nya berhasil di keluarkan dengan selamat.

" Nona bayi anda laki-laki. " ucap sang Dokter seraya memperlihatkan bayi nya pada sang ibu.

Ken tersenyum lega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ken tersenyum lega. Setelah itu ia tidak sadarkan diri.

" Suster, tolong bersihkan dulu bayi nya. Ibu nya tidak sadarkan diri. " ucap Dokter memberikan sang bayi pada suster untuk dibersihkan.

Dokter langsung fokus pada Ken yang tidak sadarkan diri. Mengecek. Dan mesin Elektrokardiograf menunjukkan kelemahan.

Kondisi sang Ibu semakin lemah. Dokter mencoba untuk memacu jantung Ken memakai Defibrilator.

Tapi ia tetap tidak sadarkan diri. Dokter mulai memasang banyak alat pada tubuh Ken untuk membantu Ken tetap hidup.

--

Yeayyy

Update gaisss

Mendekati tamat:)

Oiya, tetap jaga kesehatan ya karena adanya Virus Covid-19.

Banyakin makan.
Sering cuci tangan.
Jangan lakukan interaksi berlebih.
Jangan panik.
Minum vitamin.
Da tetap positif:)

Kita semua ada dalam lindungan Allah SWT, aamiin.

See you next part,

Ku libur 2 minggu, kemungkinan kita akan update terus.

Thx u guys🌈

#16032020






Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang