Chapter 18

152 9 0
                                    

Kenzya POV.

Aku berjalan keluar apartement menuju loby. Saat aku dilobby aku baru ingat kalo aku belum mengambil mobilku dirumah Mamah. Itu tandanya hari ini aku tidak membawa mobil ke kampus.

Terpaksa aku harus naik taksi hari ini.

Aku menaiki taksi yang kebetulan berhenti didepanku karena menurunkan penumpang yang turun di apartement ini.

Aku naik dan duduk dibelakang.

" Mau kemana nona? " Tanya sang supir.

" Ke Universitas Kedokteran Jakarta pak " Jawabku sopan.

Setelahnya tidak ada percakapan diantara aku dengan sang supir taksi.

Aku hanya asik melihat pemandangan kota jakarta dari jendela taksi yang kutumpangi.

Jalanan jakarta hari ini cukup ramai. Bahkan yang seharusnya hanya 40 menit menuju kampus bisa 50/60 menit baru sampe kampus.

Saat aku sedang asiknya melihat jalanan kota jakarta handphone ku berdering. Aku segera mengambilnya di dalam tas-ku.

Andita

Saat aku lihat layar ponsel ku ternyata Andita--sahabat ku menelpon ku.

Aku langsung menggeser layar handphoneku dan menaro ponselku ditelingaku.

" Hallo? Ada apa? " Tanyaku.

" Lo hari ini ke kampus? Hari ini kita kosong. Gak ada dosen. Mendingan kita kumpul aja yuk? Di caffetaria biasa. Gua tunggu disana ya " Ucapnya memberitahuku. Dan mengajakku ke caffetaria tempat biasa kita kumpul.

" Iya. Gue otw. " Ucapku Singkat.

Tutt..

Ku matikan telpon itu dan bilang ke supir taksi kalo kita ganti tujuan.

" Pak kita ke Caffetaria dekat Kampus Kedokteran Jakarta ya " Ucapku.

" Baik non " Ucap sang supir.

Lalu setelah perjalanan 50 menit menuju kampus yang akhirnya tujuanku berubah ke caffetaria. Sekarang aku sudah sampai di caffetaria.

Aku memberi uang 100 rb rupiah sebagai ongkosnya. Lalu turun dari taksi

" Nona kembaliannya " Teriak sang supir taksi dari dalam taksi.

" Ambil saja buat bapak " Jawabku sambil tersenyum.

" Terimakasih nona " Ucapnya.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum lalu masuk kedalam caffetaria.

Kringg.

Bunyi lonceng diatas pintu yang tandanya pintu itu terbuka dan ada pengunjung yang datang.

Aku masuk dan mulai mencari sahabat-sahabatku itu.

Aku lihat yunneke melambaikan tangannya kearahku. Aku pun berjalan menghampirinya.

" Haiiiiii " Teriak Yunneke seraya berdiri dan memelukku.

Aku tersenyum sambil membalas pelukan yunneke.

Yunneke memang lebay tapi aku sangat menyayanginya. Aku bahagia mempunyai sahabat seperti mereka.

" Gue kangennn lo Ken. Lo kemana aja? Beberapa hari kita gak ketemu. Chat line gak dibales. Telpon gak diangkat. Lo jahat banget sih buat kita khawatir " Ucapnya sarkastik lebih tepatnya ke lebay sih.

Aku hanya tersenyum.

" Yun biarkan dia duduk dulu. Dia baru sampai. " Ucap Andita.

Nah Andita orang yang selalu membuat aku tersenyum karena sifatnya yang lebih tenang dalam menghadapi apapun.

Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang