Chapter 28

142 4 0
                                    

Ken masih menangis di kamar nya. Dia telah salah memulai perdebatan tadi, seharusnya dia tidak usah memikir kan itu. Seharusnya dia tidak ikut campur akan sikap atasan pada bawahannya.

Tapi yang Ken tetap camkan adalah. 

" Devin masih suami ku. "

Tokk.. Tokk..

Seseorang mengetuk pintu kamar Ken, dari luar.

Ken menghapus air mata nya sebelum orang itu benar-benar akan masuk ke kamar-nya.

Di lihat nya Rininta (Mamah Ken) yang mulai memasuki kamar Ken. Rininta tersenyum, pada anak kesayangan-nya itu. Lalu menghampiri Ken yang berada di ranjang queen size nya. 

Rininta mulai bertanya.

" Ada apa? Kenapa anak Mamah menangis?.  " Tanya Rininta.

Ken langsung memeluk Rininta.

" Ken salah mah. Seharus-nya Ken tidak usah ikut campur. Sifat Devin pada bawahan memang sudah seperti itu, seharus-nya Ken tidak memperdebat kan itu. " Ucap Ken yang melanjutkan nangis-nya di pelukan mamah-nya.

Rininta tersenyum pada Ken,walau Ken tidak bisa melihat Senyum-nya.

" Kamu tidak salah, sayang. Tidak apa-apa. Tidak usah menangis. " Ucap Mamah menenangkan.

" Ken salah mah. Emang Ken ini siapa, yang berani ngatur hidup nya Devin. " Ucap Ken masih dengan tangis nya. 

Ken jarang sekali menangis, mangkanya Rininta heran, kenapa anak nya ini menangis. Terakhir kali Ken menangis saat dia Ingin Menikah.

" Kamu Istri nya, sayang. Kamu berhak seperti itu. Walaupun yang mamah tau, hubungan kalian lagi baik-baik nya sekarang. "  Ucap Rininta dan menekankan kata istri pada ucapan-nya.

Tokk.. Tokk..

Ceklek.

Terlihat Devin yang memasuki kamar Ken, membuat Ken langsung menghapus air mata-nya dan memeluk erat Mamah nya.

" Mamah harus keluar sayang. Disini ada suami kamu. Kamu harus selesaikan semua-nya secara baik-baik. " Ucap Rininta saat melihat Devin.

Ken melepaskan pelukan nya pada Rininta. Rininta bangun dari duduk nya dan meninggalkan Dev dan Ken berdua di kamar. 

Devin terus memperhatikan Ken. Tapi Ken membuang pandangan-nya pada balkon kamar-nya itu. 

Devin duduk di ranjang Queen size Ken dan berhadapan langsung dengan Ken. Tapi,  Ken seolah tidak peduli dan hanua cuek.

Devin belum ingin memulai pembicaraan. Dia masih menunggu.

Ken tidak bisa bersifat tidak peduli seperti ini.  Ken yang harus memulai pembicaraan, karena dia berpikir dia yang Salah.

" Maaf. " Ucap Ken lirih. 

Devin masih melihat ke arah Ken yang menunduk mengucapkan kata Maaf itu.

" Hei, aku telah membuat mu menangis. Aku yang minta maaf. " Ucap Devin. 

Ken mendengak untuk melihat Devin. Ken menerawang mata Devin, mencari ketidak seriusan nya dalam meminta maaf. Tapi, yang Ken temukan hanya ketulusan disana. 

" Aku tau, kau hanya ingin menegur-ku atas sifat ku. Tapi aku malah berlaku dingin pada mu. Maaf kan aku. " Ucap Devin yang sekarang sudah meletak-kan tangan nya di pipi Ken dan menghapus sisa-sisa air mata dengan ibu jari-nya. 

" Aku tidak suka melihat istri ku menangis. Dan, sekarang dia menangis karena ku. " Ucap Devin sambil tersenyum.

Lagi-lagi Ken di buat deg-deg an karena sifat Devin. 

Seperti ada burung-burung terbang di hati nya. Ada rasa bahagia melihat Devin seperti ini.

" Aku tidak ingin seperti itu lagi, aku janji Mas. Aku tidak ingin merasa sendirian saat kau marah pada-ku. " Ucap Ken akhirnya. 

Devin tersenyum. 

" Tidak apa-apa. Kau harus seperti itu, kau ini istri ku,aku tadi yang salah. Dan jangan pernah merasa sendirian. Aku bersama-mu. " Ucap Devin lalu mulai memeluk Ken. 

Hati Ken makin tidak karuan, jantung nya terus berdetag dengan cepat seperti sedang lomba maraton.

Dev merasakan jantung Ken yang berdetag tidak stabil. Dan melepaskan pelukan, kemudian bertanya.

" Kenapa jantung mu berdetag tidak sesuai tempo nya? Apa kau punya penyakit jantung?. " Tanya Devin sambil tersenyum meledek ke arah Ken.

Ken tersenyum malu, dan memukul lengan Devin. 

---

Seseorang, hanya butuh pendamping. Pendamping yang bisa merubah nya menjadi lebih baik, tanpa mengganggu masa lalu nya.

-NA

Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang