Chapter 42

113 3 0
                                    

Sesuai janji Devin pada Ken, bahwa mereka akan pindah ke mansion saat Ken lulus dan wisuda. Ken sedang merapikan baju-baju nya dan Devin untuk dimasukan ke koper.

Devin sudah melarang Ken melakukan itu karena ada Bi Leni dan Adam, tapi Ken menolaknya. Baju nya adalah privasi nya jadi harus dia yang merapihkan nya sendiri.

" Kau rapihkan baju mu saja, Baju aku biar Adam yang rapihkan. " perintah Devin.

Ken menengok,

" Tidak apa aku yang merapihkan, biar sekalian. " tolaknya.

Hanya Ken yang berani menolak perintah Devin. Tapi, tidak selamanya Ken menolak kadang ia juga menurutinya.

" Mas bilang, Mas ada meeting penting bukan? Cepatlah pergi, jangan biarkan clien menunggu. " ucap Ken.

Devin hampir melupakan meeting itu, dia segera menghampiri Ken untuk mencium kening Ken dan Ken mencium tangan Devin.

" Aku pergi dulu, tunggu aku jam 5. " ucap nya sebelum pergi.

Setelah Devin pergi, pintu kamar terketuk. Ken bangun dari duduknya untuk membuka pintu.

" Ada apa Adam?. " tanya Ken saat melihat Adam didepan pintu kamarnya.

" Apa ada yang bisa saya bantu, Nona? Tuan Devin memperintahkan saya untuk membantu, Nona Ken. "

Ken tersenyum dan mengangguk.

" Mungkin kau bisa membantu merapihkan sepatu yang ada di rak depan, untuk di bawa ke mansion. Aku hanya merapihkan baju ku dan Devin. " jelas Ken.

Adam mengangguk

" Baik Nona. "

--

Rasanya lelah sekali telah merapihkan baju-baju nya dan Devin. Ken duduk dipinggir ranjang dan memperhatikan kamar Devin yang telah di tempatinya selama beberapa minggu terakhir ini.

Senyum terukir di bibir Ken. Semua kejadian bersama Devin terlintas di pikirannya. Ini adalah takdir Tuhan dan Ken percaya, bahwa Tuhan adil saat menentukan takdir nya.

Terlalu lama bergelut dengan pikirannya, Ken membaringkan badannya di ranjang dan menutup matanya.

---

Devin telah selesai dari Meeting nya. Dia segera kembali ke Apartement untuk membawa Kenzya ke Mansion nya.

Devin memasuki Apartementnya dan langsung ke kamar. Saat membuka pintu, dia di suguhkan pemandangan indah. Kenzya yang tertidur dengan tenang.

Devin tersenyum dan menghampiri Kenzya. Berlutut di sebelah ranjang untuk memperdekat jarak nya dan Kenzya.

Devin memperhatikan Kenzya dalam. Lama kelamaan yang diperhatikan mengulet dalam tidurnya sebelum membuka mata lebar-lebar.

" Hoamm. " kenzya menguap.

" Mas sudah pulang? " tanyanya dengan suara khas bangun tidur.

Devin hanya tersenyum.

" Jam berapa sekarang?. " tanya Ken.

" Jam setengah 6. "

Ken terkejut. Dia tertidur lama sekali. Devin mengetahui arti dari keterkejutan Ken.

" Tidak apa. Kau pasti kecapean. " ucapnya.

Ken tersenyum malu.

" Bersih-bersih gih, abis itu kita akan ke rumah Papa baru besok kita pergi ke mansion. " ucap Dev.

Kenzya mengangguk dan bangun dari ranjang menuju kamar mandi.

Devin memperhatikan nya.

" Ken???. " panggil Devin membuat yang punya nama menoleh.

Devin menghampiri Ken dan langsung mencium Bibir Ken. Ken terkejut karena dengan tiba-tiba Devin menyerangnya.

Devin melepaskan ciumannya.

" Maaf. " ucap Devin.

Ken tersenyum dan mengangguk. Lalu meninggalkan Devin

Ken masuk ke kamar mandi dan melihat wajahnya di cermin. Dia memegang bibir nya yang tadi di cium Devin.

Jantungnya berdetag tidak karuan. Ken merasa perlu mengecek jantungnya yang tidak sesuai ritme itu.

Perasaan apa yang sedang di rasakan nya?

Ken tidak mengerti arti dari jantung yang berdebar tidak sesuai tempo saat bersama Devin.

Ken mengakhiri pikirannya, dia berjalan ke Bathup untuk berendam agar lebih Relaxs.

---

Soo gaizzz

Gue upload, dengan perasaan sedih, bahagia, atau apapun itu.

Gue bahagia denger kabar Justin tunangan sama Hailey, tapi ada hati yang gak rela. :((

Mau nangis mulu bawaanya gais.

Maafin aku yaaa

Jangan lupa untuk

VOTE AND COMMENT.

AKU MENUNGGU NOTIF VOTE KALIAN.

THX UUU
:)))

Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang