Chapter 74

89 1 0
                                    

Dev membawa Ken pulang setelah mendapat resep dari dokter. Mereka telah sampai dirumah.

Dev menggendong Ken ala bridal style dari mobil ke kamar.

" Mas ini terlalu berlebihan. Aku bisa jalan sendiri " kata Ken

Devin menggeleng,

" Diam. Kamu harus istirahat. " kata Dev penuh penekanan.

Ken diam karena sudah tau mode Devin tidak aman untuk dibantah.

Devin meletakkan Ken di ranjang. Dan meninggalkan Ken di kamar sendirian.

Tidak lama dari itu, Andita dan Yunneke datang. Mereka membawa makan dan minum untuk Ken.

" Hei.. " sapa Andita

Ken tersenyum,

Yunneke meletakkan nampan diatas nakas.

" Jangan capek-capek Ken. Kasian baby lo. " kata Yunneke.

Ken mengangguk,

" Makan yuk " ajak Andita

Ken menggeleng,

" belum laper. " jawabnya.

Andita tersenyum,

" Kamu harus minum obat. Kasian baby nya kalo gak makan dan gak minum obat nya. " ucap Andita menasihati.

Ken tersenyum,

" Makasih dit. Tapi serius belum laper. Nanti kalo udah laper, aku makan kok. " kata Ken meyakinkan.

Andita mengangguk memaklumi.

" Alen mana? " tanya Ken

" sama Dev lagi main dibelakang " jawab Yunneke karena tadi sempat melihat ada Devin di taman belakang bersama Alen.

Mereka semua diam. Keadaan hening. Ken bergelut dengan pikirannya. Andita memikirkan apa yang sedang dipikirkan oleh Ken. Yunneke mencoba masuk kedalam pikiran Ken.

Mereka bergelut dalam pikiran masing-masing.

Sebelum akhirnya, Ken memulai obrolan lagi.

" Gue kangen banget sama kalian. Terlalu banyak yang udah gua tutupin dari kalian. Maaf kalo gue banyak salah sama kalian. Kalian sahabat gue, akan tetap begitu. Gue jarang buka handphone karena sekarang ada Alen. Gue gak mau ngebiasain maen handphone di depan Alen. Gue gak mau Alen tumbuh jadi anak yang gak bisa hidup tanpa elektronik. Itu semua akan gue terapin ke anak-anak gue. Maaf. Maaf atas semua nya. " kata Ken, air mata sudah membasahi pipi nya.

Andita dan Yunneke memeluk nya bersamaan.

" Stts!! Gak apa-apa. Aku ngerti. Yunneke juga ngerti. Sekarang kehidupan kamu bukan lagi yang dulu, bukan lagi yang manja. Bukan lagi saat masih sendiri. Kamu sekarang ibu bagi anak-anak kamu. Contoh teladan bagi anak kamu. Lakuin yang terbaik untuk anak-anak kamu sesuai apa yang kamu pengenin. Didik dia sebagai mana kamu di didik. Kalo bisa harus lebih baik lagi. Kita ini tetap sahabat apapun yang terjadi. " ucap Andita menenangkan.

" Ken, lo anak hebat. Orang hebat yang gue temuin, yang dengan beruntungnya gue punya sahabat kaya lo. Cewe kuat yang gue kenal. Kita ini sahabat. apapun yang terjadi kita tetap sahabat. " ucap Yunneke ikut menenangkan.

Mereka melepaskan pelukan.

" Jangan nangis. Jangan terlalu banyak pikiran. Istirahat ya kamu butuh istirahat. " kata Andita setelah melepaskan pelukan.

Andita dan Yunneke pergi dari kamar Ken meninggalkan Ken sendiri an lagi.

Ken sangat bersyukur, mempunyai sahabat seperti mereka.

Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang