Setelah selesai makan malam, aku memutuskan untuk memberitahu ke Dev kalau tadi Mom telepon.
Tapi saat aku ingin membuka mulutku, Devin sudah lebih dulu berdiri dan meninggalkan meja makan, meninggalkan aku sendiri.
Aku berpikir untu membicarakannya nanti di kamar Dev.
Aku memilih merapihkan piring kotor bekas makan malam tadi, dan membawanya ke westafel untuk ku cuci.
Saat aku menuju dapur suara bibi mengagetkanku.
" Non, ngapain dirapihin, udah sini biar bibi aja. Non istirahat aja udah malem. " Ucap bi Leni.
" Ihs si bibi, ngagetin aja. Gapapa bi. Kan bibi daritadi pagi udah kerja, bibi aja gih yang istirahat. " Jawab Ken.
" Si non gaboleh gitu, ini pekerjaan bibi. Bibi kan dibayar sama den Devin buat ngerjain pekerjaan rumah, jadi ini udah kewajiban bibi. Non istirahat aja, Biar bibi yang lanjutin. " Ucap Bi Leni tak enak.
" hm, yasudah deh. Ken ke kamar dulu ya bi. " Ucap Ken pamit.
Ken keluar dari dapur menuju kamar Devin, dan mengetuknya.
Tokk....tokkk...tokkkk
Ceklek
" Ada apa? " Tanya Devin dengan muka datar
Astaga, ini orang gabisa senyum dikit apa ya, datar banget. Batin Ken.
Terlalu lama diam, akhirnya Ken sadar bahwa bukan saat yang tepat untuk diam seperti orang bodoh yang berkelana dengan batin.
" Itu tadi Mom telepon, besok kamu disuruh ke Mansion. " Jawab ku.
" Masuk dulu. "
Devin menyuruhku masuk kedalam kamarnya. Aku pun masuk dan duduk di soffa yang ada dikamarnya.
Devin berjalan ke lemarinya dan mengambil sesuatu yang langsung diletakkan dimeja kecil depan soffa yang aku duduki.
" Untuk apa?. " Tanyaku.
" Untukmu. " Jawabnya.
Singkat , Padat , Tidak jelas. Batinku.
" Iya, untuk apa kamu memberiku sebuah kredit card dan ATM Gold Limited Edition ini? " Tanyaku lagi.
Iya, dia memberiku sebuah Kartu Kredit dan ATM Gold Limited Edition, yang aku sendiri tidak tau kenapa dia memberiku ini.
Aku hanya diam menunggu dia menjawab pertayaanku.
Setelah lama kita sama-sama berdiam, akhirnya dia menjawab.
" Itu kartu Kredit untukmu belanja apapun yang kamu mau. Dan ATM itu juga buat kamu, aku akan transfer uang bulanan buat kamu, dan buat bayar kuliah kamu. " Jawab Devin panjang lebar.
" Aku tidak butuh itu, itu hanya menghambur-hamburkan uang yang sudah susah payah kamu cari. " Ucap Ken.
" Kamu istriku, aku suamimu itu caraku untuk menafkahimu. Terimalah. " Ucap Dev dengan menekankan kata ISTRIKU.
" Tapi aku hanyalah seorang istri yang tidak diinginkan, jadi buat apa ini semua? Sedangkan pernikahan kita hanya pernikahan diatas perjanjian bodoh yang kita buat. " Ucap Ken tegas dan menekankan kata ISTRI YANG TIDAK DIINGINKAN
" Tolong terima saja ini, aku tidak mau dibilang tidak menafkahimu. " Ucap Devin.
" Kalau kau tidak terima kartu ini, akan ku bilangin ke Mom. " Lanjutnya
" Tukang ngadu, kau tuh sudah besar, sudah jadi om-om masih saja suka mengadu. " Ucapku dan segara mengambil kartu yang dia kasih seraya keluar dari kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Alone (SELESAI)
Romance" Aku tidak ingin dijodohkan dengan perempuan yang sama sekali tidak aku kenal. Aku benci saat-saat seperti ini. Dimana aku harus menentukan pilihanku menikah atau tidak? Tapi tetap saja akan menikah." -Devin Valreand Reivano "Bahkan umurku masih...