" Nona, sudah cukup. Saya tidak ingin lagi menyiksa Tuan terlalu lama. " ucap Adam di telepon.
Ken menghembuskan nafas,
" Iya Adam, aku pun sudah tidak kuat lagi melakukan ini. Sungguh, aku sangat merindukannya. " kata Ken,
" Nona, saya harus tutup telponnya, Tuan demam dan tidak turun-turun dari pagi. Saya harus bawa dia ke rumah sakit. " Ucap Adam dengan terburu-buru.
Ken langsung panik dibuatnya,
" Adam kirim kan alamat Rumah sakit, saya akan segera kesana. " kata Ken.
" Siap, Nona. "
Tutt.
Ken mundar-mandir, dia sangat khawatir dengan Devin.
Seharusnya dia tidak melakukan ini
Seharusnya Ken tidak menyuruh Yunneke
Seharusnya Ken tidak menjebak Devin.
Tapi, sudah h-2 rencana ini akan tetap berjalan.
" Ken, ada apa?. " tanya Rininta-mamah Ken.
" Devin dibawa ke rumah sakit Mam, sama Adam. Aku tidak bisa diem aja, aku harus kesana. " kata Ken dengan panik.
" Iya sayang, kamu harus kesana. Sudahi semua rencana mu. " kata Rininta.
Ken mengangguk,
Ting.
Ken mendapatkan Notification dia melihat layar, ternyata Adam yang mengiriminya lokasi rumah sakit.
" Mam, aku pamit dulu. Tolong jagain Alen. " kata Ken,
" Iya sayang, hati-hati. "
Ken berlari keluar menuju mobil nya. Masuk ke dalam mobil dengan tergesa-gesa dan menjalankan mobil nya.
--
Ken telah sampai di Lobby Rumah Sakit dan sudah ada Adam.
" Adam dimana Dev? " tanya Ken.
" Geo, tolong parkir-in mobil Nona Ken. Mari Nona ikut saya. "
Ken mengangguk.
Dia berjalan beriringan dengan Adam, Ken terus mengikuti langkah Adam sampai dia di depan pintu ruangan VVIP.
Ken menoleh ke arah Adam, Adam menganggukkan kepalanya.
Perlahan, Ken memegang handle pintu dan mendorong nya dengan sangat pelan. Di lihat nya pria yang sangat dia cintai terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit
Ken menghampiri dan duduk di sebelah kiri ranjang. Menatap Devin yang sedang tertidur. Air mata Ken perlahan menetesApa yang aku lakukan?
Maaf kan aku mas.
Ken turun dari ranjang, dan mengambil kursi yang akan dia duduki.
Ken menatap Devin lama, dan memegang tangan kiri Devin. Diusaplah tangan Devin, dan di letakkan di pipinya agar Devin bisa merasakan hadirnya.
Devin mulai mencoba membuka matanya. Memfokuskan pandangan, dengan melihat sekitar ruangan berwarna putih berbau obat-obat an.
" Saya dimana?. " tanya nya dengan memegang kepalanya.
Ken bangun dari duduknya,
" Mas, ini aku Ken. "
Devin menoleh, dan menajamkan penglihatan.
" Kau kembali Ken? Tuhan mengabulkan permintaan ku? Kau kembali, sayang. " ucap Devin.
Ken mengangguk, seraya meneteskan air matanya.
" Sebentar Mas, aku panggil kan dokter dulu. " Ken ingim bergegas pergi, tetapi tangannya di tahan.
" Jangan kemana-mana. Tetap disini. Aku tidak butuh dokter. Aku butuh kamu! Jangan pernah pergi lagi dariku, Ken. " ucap Devin.
Airmata Ken semakin deras.
Dia memeluk Dev dengan sangat erat.
" Maafkan aku, Mas. " ucap Ken.
Dev mengelus punggung Ken, menenangkan Ken.
" Kau tidak salah, Sayang. Aku yang terjebak pada sahabat mu. " kata Dev.
Air mata Ken turun semakin deras." Sudah tidak apa-apa. Yang terpenting, Kau disini sekarang. " kata Dev.
Ken mengangguk, dan melepaskan pelukannya.
Menatap Devin dengan penuh rasa bersalah.
Devin tersenyum,
" Wanita ku tidak boleh menangis, dia harus selalu tersenyum. " kata Devin dengan senyum yang membuat Ken ikut melebarkan mulut nya.
Devin menghapus sisa air mata Ken di pipi.
" Aku sangat mencintaimu. "
" Aku gila tanpa mu, Sayang. "
Ken mengangguk,
" Aku tidak akan meninggalkan mu lagi. " kata Ken.
Ken mendekatkan wajahnya ke wajah Devin dan langsung menyatukan bibir mereka. Menyalurkan segala kerinduan, amarah, kekesalan, dan kasih sayang.
---
Update nih
Maaf bgt buay keterlambatan update
Maaf atas php an,
Bcs gua benerbener sibuk akhir" ini jadi waktu gua buat update semakin sedikit, dan juga maaf kalo pendek" soalnya gua nyuri waktu juga.
Pokoknya, jangan lupa VOTE, COMMENT.
KLIK TOMBOL BINTANG.
MAKASIH YAAA
SEE U
#5NOV18
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Alone (SELESAI)
Romance" Aku tidak ingin dijodohkan dengan perempuan yang sama sekali tidak aku kenal. Aku benci saat-saat seperti ini. Dimana aku harus menentukan pilihanku menikah atau tidak? Tapi tetap saja akan menikah." -Devin Valreand Reivano "Bahkan umurku masih...