chapter 43

127 4 0
                                    

Sudah seminggu Ken dan Devin tinggal di mansion. Ken sudah mengetahui seluruh ruangan yang ada di mansion. Termaksud para Asisten Rumah Tangga, Ken sudah mengenal semuanya. Bahkan, Ken seperti mempunyai teman. Mereka Asik walau kadang berbicaranya harus dijaga karena bagaimanapun Ken adalah Nyonyanya, walaupun Ken menganggapnya tidak seperti itu.

--

Weekend ini akan Ken habiskan dengan bercengkrama bersama Devin, karena akhir-akhir ini Devin sangat sibuk dengan pekerjaannya. Sebenarnya, Ken juga bosan hanya di mansion dan melakukan hal yang sama lagi setiap harinya, dia butuh yang beda.

Ken pernah berbicara kepada Devin, bahwa dia ingin bekerja. Tapi, Devin tetap melarangnya dengan alasan 'aku tidak mau kau kecapean'. Dan Ken hanya menghembuskan nafas kasar.

---

07:00

" Mas, apa ada kegiatan hari ini?. " tanya Ken pada Devin yang sedang bergelut dengan ponsel nya.

  " Ada apa? Kenapa bertanya seperti itu?. " Dev malah balik bertanya, tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel nya.

Hufft.

Ken menghembuskan nafas berat.

  " Aku hanya bertanya. Aku ingin menghabiskan waktu dengan mu libur ini. " jelas Ken.

Devin mengalihkan pandangan dari ponsel nya menatap Ken. Devin tersenyum. 

  " Aku mengerti. Siang ini kita akan pergi bersama. " ucap Dev.

Ken menggeleng.

" Tidak, aku tidak butuh pergi keluar. Aku hanya butuh Satu hari ini bersama kamu. "

Devin mengernyitkan kening nya, bingung.

" Kenapa?. " Tanyanya.

" Yaa, aku hanya butuh bersama mu, tidak perlu pergi, dimansion ini kita habiskan waktu libur mu. Kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu. " jelas Ken.

Devin mengangguk dan Tersenyum. Lalu menghpiri Ken yang berasa di Soffa depan ranjang, lalu memeluk Ken.

Ken terkejut.

" Jangan tegang seperti ini, kita sudah biasa tapi kau selalu memberikan reaksi seperti ini. "

Ken hanya mengangguk.

Tokk... Tokkk.

" Mas, lepaskan pelukanmu. Aku ingin membuka pintu. " ucap Ken berusaha melepaskan pelukan Devin yang semakin erat.

" Aku tidak mau, siapapun mereka yang mengetuk, mereka telah mengganggu waktu ku bersamamu. "

Ken tersenyum.

" Satu hari ini masih panjang. Jadi, lepaskan tanganmu dari pinggang ku. Jangan biarkan ini berjalan lama, sayang. " ucap Ken lalu menunduk malu setelah menyadari kata terakhir yang dia ucapkan.

Devin melepaskan pelukannya dan tersenyum,

" Jangan malu seperti itu, aku kan memang ke sayang an mu. "

Ken tersenyum dan berjalan membuka pintu.

Dilihatnya Alifah keponakan Bi Aci yang kerja di mansion itu juga.

" Ada apa Alifah?. " tanya Ken dengan senyum di wajahnya.

Alifah ikut tersenyum.

" Sarapan telah siap Nona. "

Ken mengangguk dan tersenyum.

" Terimakasih Alifah, maaf telah menunggu lama. Aku akan segera kesana. "

Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang