Chapter 84

119 2 0
                                    

Ken berdiam diri di kamar. Tidak mencari keberadaan Devin. Ia membiarkan Devin menenangkan diri. Ia pun masih sangat shock dan sedih atas kejadian yang menimpa suami nya di masa lalu.

Jadi, itu yang buat sifat dingin menguasai Devin?

Masa lalu nya yang sangat menyakitkan.

Ken paham sekarang.

Bahwa semua yang terlihat membeku..

Semua yang terlihat kokoh..

Semua yang terlihat kuat...

Semua yang terlihat baik-baik saja..

Semua tidak seperti apa yang dilihat...

Ada masa lalu. Ada kesakitan. Ada trauma.

Semua kejadian bisa menumbuhkan sifat baru pada seseorang:(.

--

Ken menghapus air mata nya. Menyesali pertanyaannya. Tapi itu semua sudah terjadi. Devin yang mempunyai pilihan.

Ken beranjak dari ranjang keluar dari kamar nya. Bukan.. Bukan untuk mencari Devin. Ia butuh penenang. Ia butuh pelarian.

Ken tidak memikirkan dirinya. Ia lupa, kalau dia tidak sendiri. Ada nyawa yang berada di rahim nya..

Terus berjalan ke halaman depan untuk jalan santai seraya menenangkan hati nya. Tanpa melihat jalannya.
Dan,

Slurrr....

" AWHHHH...."

Teriak Ken saat ia tergelincir dari anak tangga yang berada di lobby rumah nya.

Ken refleks memegang perut nya. Menahan sakit yang teramat.

" ASTAGA NONA!!! " teriak Bi Yati yang melihat Ken tiduran di halaman rumah dengan darah yang mengalir di kaki nya.

Bi Yati menghampiri Ken..

" TOLONG....TOLONG... ADAM.. ANI.. SUFI .. TOLONG NONA KEN!!. " teriak Bi Yati meminta pertolongan

Adam segera menghampiri Bi Yati dan sangat terkejut melihat Ken sudah terkapar dengan darah yang banyak.

Adam langsung menggendong Ken dan memasukkan nya ke mobil. Ia langsung duduk di bangku kemudi. Bi Yati bersama Ken menopang kepala Ken.

Adam menjalankan mobil nya meninggalkan mansion.

Bi Yati menangis.

" Nona.. Bertahan ya, sebentar lagi kita akan sampai, Nona. " ucap Bi Yati

Ken tersenyum dengan wajah lesuh.

" B...I... To...long.. Sampai..kan.. " ucap Ken terbata-bata

" Apa nona, tolong apa? " ucap Bi Yati semakin panik.

Ken tersenyum lagi, ia merasakan sakit yang teramat dibagian perut nya. Airmata menetes di ekor mata nya. Berusaha tegar untuk anak nya.

" Nan..ti... Kalau... terja..di.. Apapun... To..long... Sela...matkan... saja anakku... " Ucap Ken akhirnya..

Bi Yati menggeleng..

" Enggak nona. Nona pasti selamat. Dede nya pasti selamat. Nona harus kuat. Adam ngebut lagi bawa mobil nya. " ucap Bi Yati yang semakin panik.

Mobil berhenti di lobby. Adam turun membuka pintu belakang.

" HELP!!!! " teriak Adam.

Dan beberapa petugas kesehatan menghampiri Adam dengan membawa brangkar.

Adam menggendong Ken dan meletakkan nya di brangkar kemudian Ken dibawa ke IGD untuk segera diperiksa.

Bi Yati dan Adam mengikuti para petugas membawa Ken. Adam lupa menghubungi Devin.

Setelah sampai didepan pintu IGD. Para petugas melarang mereka untuk masuk karena dokter akan memeriksa lebih lanjut.

Bi Yati sangat panik. Risau.

" Adam! Kau belum memberitahu Tuan? Cepat beritahu sekarang! " kata Bi Yati.

Adam melupakan itu, ia langsung mengambil ponsel nya dan menghubungi tuan nya.

Bukan hanya menelpon Devin. Ia menelpon seluruh keluarga Devin dan Kenzya di Indonesia.

---

Devin datang dengan tergesa. Menghampiri Adam dan Bi Yati yang sedang duduk.

Mencengkram kerah kemeja Adam.

" KENAPA BISA TERJADI?! " ucap Devin.

Bi Yati berdiri ingin membantu Adam. Tapi Adam memberikan tangan sebagai aba-aba untuk jangan lakukan itu.

" tonjok saja aku. " tantang Adam.

Devin langsung menonjok Adam dengan keras. Adam terdorong ke belakang. Bi Yati membantu Adam berdiri.

Devin kembali memegang kerah kemeja Adam.

" Sudah cukup Tuan. Ini bukan waktunya. Nona sedang di periksa di dalam. " kata Bi Yati mencoba menenangkan Devin.

Devin melepaskan cengkramannya di kerah kemeja Adam. Ia terduduk lemas.

Ini salah nya.

Ia meninggalkan Ken sendirian.

Ini terjadi karena ia tidak menjaga Ken dengan baik.

Devin mengacak rambut nya frustasi.

Ruang IGD terbuka, menampilkan seorang laki-laki tinggi memakai Jass Putih.. Devin bangun secepat mungkin menghampirinya.

" BAGAIMANA DOK KEADAAN ISTRI SAYA?!" ucap Devin tidak sabaran. Dokternya menghela napas.

" Kita harus segera mengeluarkan bayi nya. Ini kesalahan sangat fatal. Perutnya terbentur. Tidak bisa lagi lakukan apapun selain operasi Caesar untuk mengeluarkan bayi nya. " kata Dokter menjelaskan.

Devin mengangguk.

" LAKUKAN APAPUN DOK. LAKUKAN YANG TERBAIK. " ucap Devin dan dokter kembali masuk ke ruangan.

Dan keluar lah Brangkar yang di tidurkan Ken. Devin berada disampingnya.

" Kamu harus kuat, sayang. " kata Devin.

Ken tersenyum dan mengangguk.

---




Helloooooo

Ku udah lama ga update

Karena lagi bener-bener sibuk kelulusan SMA:))

Ini lagi USBN:))

InshaAllah besok aku update lagi ya

Tungguin ya!!!

See you

#13032020

Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang