Sekarang, Devin dan Ken sedang berada di rumah Papa Ryan. Untuk mengenalkan Alensia.
" Jadi, ada apa kalian datang kesini? Tidak biasanya Dev mau kesini tanpa di telepon atau di paksa dulu. " ucap Ryan-Papa Devin.
Devin menoleh ke arah Ken yang sedang menggendong Alen. Devin mengangguk,
" Devin kesini ingin mengenalkan anak kami, pah. Alensia Ramanda. " ucap Devin.
Ryan tidak menunjukkan muka kaget, dia sudah menebak semuanya.
Ryan mengangguk, Teresia yang ada di sebelahnya ingin ikut bicara tapi di tahan.
" Kau mengadopsi anak, Dev?. " tanya Ryan.
Devin menggeleng,
" Kita menemukannya di jalan saat pulang kerja. Ken ingin mengasuh nya, saat melihat Alen. Dan, saya setuju. " jelas Devin.
" Kenapa kau tidak membuat nya sendiri?. " Tanya Teresia--mama Devin.
" Maaf mam, kita akan mempunyai anak sendiri, tapi nanti, kalo Tuhan sudah mempercayakan pada kita. Saat ini Tuhan mempercayakan kita untuk membesarkan Alen seperti anak sendiri, sebelum kita mempunyai anak Sendiri. " jelas Devin.
Teresia mengangguk mengerti,
" Kau tambahkan nama keluarga kita di dalamnya?. " tanya Ryan.
Devin mengangguk, " Ya, Alensia Ramanda Reivano. "
Ryan mengangguk,
" Papa setuju atas pilihan mu Dev, kau sudah dewasa, pilihanmu adalah tanggung jawab mu. Tanggung jawab mu adalah mereka berdua, buat mereka bahagia. " ucap Ryan, yang membuat Ken tersenyum dan lega.
Devin merangkul Ken dan mengelus pundaknya, seraya mencium Alen.
" Mama juga setuju kok Dev, tidak apa-apa, ini mungkin latihan kalian sebagai orang tua yang baik. Tuhan sudah memberi, harus di jaga sebelum Tuhan memberikan yang lebih baik lagi. " ucap Teresia.
Devin menghampiri mamah nya dan memeluknya erat.
" Terimakasih Mam. " ucap Devin,
Teresia mengangguk,
" Peluk papah mu juga itu, dia sudah kelimpungan tidak di peluk anak nya ini. " canda Teresia.
Pelukan Devin beralih ke Ryan,
" Terimakasih pap, "
" Sama-sama Dev, jangan dengarkan omongan mamah mu itu. " ucap Ryan.
Devin mengangguk, dan kembali duduk di sebelah Ken. Ken memberikan Alen ke Dev untuk digendong karena Ken ingin menghampiri Teresia untuk memeluknya juga,
" Terimakasih mam, karena mamah tidak marah atas keputusan kita. " ucap Ken
Teresia mengangguk dalam pelukan Ken,
" Itu pilihan nak, kalian sudah memilih. Kita tidak ada hak lagi mengganggu pilihan kalian. " jelasnya.
Ken melepaskan pelukan dan mencium kening Teresia.
Lalu, Ken berpindah ke papah Ryan, tidak memeluk, hanya mencium tangan Ryan.
" Jaga dia seperti anak kalian sendiri. Jangan bedakan dia, Nak. " ucap Ryan seraya mencium puncak kepala Ken.
Ken mengangguk dan kembali duduk di samping Devin.
" Kau tidak ingin memberi waktu untuk mamah mu menggendong Alen?. " tanya Teresia dengan senyum,
Devin bangun dari duduk nya, dan memberi Alen pada Teresia. Sekejap, Alen sudah berpindah ke dalam gendongan Teresia.
" Aahh cantik sekali dia, mamah jadi ingin punya anak lagi. " ucap Teresia.
Devin tersenyum sambil menggeleng,
" Ingat umur mam " ucap Devin.
" Sudah sana, kalian istirahat gih. Mamah masih ingin main sama Alen. Mamah sudah masakin untuk kamu dan Ken, Dev. " ucap Teresia,
" Oh benarkan mamah yang masak? Atau Bi Surti?. " kata Devin yang membuat Teresia menyengir kuda.
" Wahh kamu jadi banyak bicara ya Dev setelah nikah, aura dingin mu perlahan menghilang. " kata Teresia,
Devin melupakan itu semua, sungguh. Itu karena Ken yang sudah mengubah dirinya perlahan.
Devin tersenyum menyadari itu,
--
Haee guys
Update lagii
Seperti biasa, jangan lupa vote and comment,
Oke?
See u next update
#8okt2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Alone (SELESAI)
Romance" Aku tidak ingin dijodohkan dengan perempuan yang sama sekali tidak aku kenal. Aku benci saat-saat seperti ini. Dimana aku harus menentukan pilihanku menikah atau tidak? Tapi tetap saja akan menikah." -Devin Valreand Reivano "Bahkan umurku masih...