Chapter 10 (i)

224 11 0
                                    

Hari itu tiba.

Hari yang tidak diinginkan.

Hari penderitaan nya dimulai.

Hari dimana dia tidak lagi sendiri.

---

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari pernikahan Devin & Kenzya.

Hari pernikahan Dev dan Ken dilaksanakan di Gereja Catedral untuk upacaran pengucapan janji suci.

Untuk resepsinya dilaksanakan di salah satu hotel terkenal diJakarta hotel Sultan. Akan dilaksanakan pada pukul 19pm sampai selesai.

---

Pov Ken

Saat ini aku sedang didandanin dengan penata rias terkenal yang biasa me'make up kan artis terkenal di Indonesia.

Aku deg deg'an.

Aku mendengar ada yang mengetuk pintu tempat aku didandani.

Tokkk....tokkk

"Suruh masuk aja tan." Perintahku.

Lalu tante Ele membukakan pintu.

Karena hanya ada tante Ele dan tante Alina yang membantuku merias dan berpakaian.

Aku tidak bisa melihat siapa yang masuk. Karena wajahku masih di olesi dengan makeup yang ntah sudah berapa lapis.

Aku melihat ke kaca dan ada Mamah dikaca. Ternyata yang datang tadi mengetuk pintu adalah Mamah.

Mamah tersenyum melihatku. Aku pun membalas senyumannya.

"Kalo dengan cara ini Mamah dan Papah bisa bahagia, aku ikhlas" batin ken tesenyum.

---

Tokkkk...tokkk...tokkk...

"Tante rin, pengantin pria nya sudah siap di Altar. Ditunggu sama om dipintu masuk" Ucap Irina.

Irina adalah keponakannya mamah.

Mamah hanya tersenyum sebagai jawabannya.

"Mamah bangga sama kamu sayang.." Ucap mamah dengan mata berbinar.

"Stttt... Mamah gak boleh nangis, liat tuh make up mamah luntur. Ken gapapa ko mah." Ucapku seraya tersenyum.

"Yaudah yuk mah" Ajakku.

----

Aku memakai gaun pengantin yang cukup indah. Sangat elegan dan sangat pas ditubuhku.

*gaun liat di mulmed*

Gaun ini dirancang oleh tante Elena selaku pemilik butik Elevine Butik atau yang lebih dikenal Elevine Boutique.

---

Aku keluar dari salah satu ruangan yang ada di gereja ini, ditemani dengan Mamah. Saat aku lihat ke depan aku melihat papah menungguku dan mamah.
Saat sampai didepan Papah, mamah menyerahkanku ke Papah.

Aku memeluk lengan papah. Seraya berjalan menuju Altar.

Aku melihat ke kanan dan kiri hanya satu kata yang bisa aku ucapkan Ramai.

Aku deg-deg'an. Jantungku berpacu lebih cepat dari biasanya.

Aku menghela nafas panjang untuk menetralkan detak jantungku agar lebih tenang.

'Papah, jangan buat aku terjatuh.' Ucapku gemetar. Aku nervous.

"Tidak akan sayang." Ucap Papah meyakinkanku.

Saat sudah sampai di Altar. Aku melihat devin berdiri disana beserta Pendeta.

Aku naik ke Altar dibantu Papah.

Dihadapanku sekarang sudah ada pendeta dan di sampingku ada.... Devin.

---

Hallooo gengsss..

Maaf yaaa part ini pendek.

Sebenernya harusnya part ini paling panjang. But, you know what? Gua lupa save dan akhirnya ke hapus.

Maafin keteledoran gue yha. Tapi gue bakal cepet update ko buat part lanjutnya.

Ditunggu yahh.

Salam hangatt.

Never Alone (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang