Belajar

2.8K 243 2
                                    

HAPPY READING ‼️

Jangan lupa VOTE nya 😊🙏🏻

~~~

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

"Ya! Lai Guanlin! Apa benar materinya sebanyak ini?" 

Aku membulatkan mataku saat melihat banyaknya materi yang diberikan oleh Guanlin. Ya, saat ini kondisiku sedang tidak memungkinkan untuk masuk sekolah. Aku mengalami kecelakaan dan dengan terpaksa selama sebulan harus izin dan tidak masuk sekolah.

Ini bukan keinginanku. Aku hanya mengikuti perintah dokter dan kedua orangtuaku. Kalau aku bersikeras tetap masuk sekolah, bisa-bisa aku dikutuk sama mamaku. Aku tidak ingin berubah jadi batu.

Dan, hari ini, sepulang sekolah Guanlian datang ke rumahku untuk memberikan materi yang harus aku kejar.

"Wali kelas yang memberikannya langsung kepadaku. Kau tidak lupakan, kalau ujian akhir semakin dekat" sahut Guanlin. Aku hanya menghela napas panjang dan meratapi materi yang menumpuk dihadapanku.

"Bagaimana aku bisa mengerti semua materi ini?" ucapku frustasi.

"Aku akan mengajarimu!" jawab Guanlin cepat.

Aku tersenyum senang. "Benarkah? Kau akan mengajariku?" tanyaku tidak percaya. Guanlin mengangguk cepat, dan refleks aku langsung memeluk Guanlin.

"Ah, maafkan aku. Aku terlalu senang saat tau kau akan mengajariku" ucapku canggung setelah melepaskan pelukanku.

"No, problem! Sebagai sahabat aku akan membantumu" gumam Guanlin pelan.

Keesokan harinya, aku kembali ke sekolah dan pergi ke perpustakaan untuk memulai belajar mandiri. Aku sengaja memilih belajar di perpustakaan karena kalau aku belajar di rumah, terlalu banyak gangguan yang bisa membuatku semakin malas belajar.

Aku juga tidak memberitahukan keberadaanku kepada Guanlin karena merasa tidak enak kepadanya. Ponselku terus saja bergetar, memunculkan nama Guanlin di layar. Aku berkali-kali menghela napas panjang lalu mengangkat telepon Guanlin. 

"Halo. Ada apa Guanlin?"

"Kau dimana?"

"Aku sedang belajar, Guanlin"

"Dimana? Aku akan menyusulmu sekarang"

"Perpus—" belum aku menyelesaikan omonganku, Guanlin langsung menutup sepihak sambungan telponnya.

Aku hanya menatap datar layar ponselku, lalu meletakkannya di meja, dan mulai membaca buku matematika yang sedari tadi hanya aku lihat.

"Siapa yang pertama kali membuat pelajaran matematika ini?" teriakku pada buku matematika yang ada dihadapanku. Akibat teriakanku yang sangat nyaring, membuat semua mata menatapku tajam.

Aku terdiam dan kembali berusaha membaca buku matematika yang berada didepanku. Mataku terasa semakin berat, rasa kantukku mulai menyerang. Dan benar saja, aku sukses mendaratkan kepalaku di atas buku matematika, dan terlelap diatasnya.

Aku mengedipkan mataku agar terbiasa dengan cahaya lampu yang sedikit menyilaukan kornea mataku. Aku melirik ke jam tanganku. Mataku membulat sempurna. 

"What? Jam 10? Sudah berapa lama aku tertidur di perpustakaan?" gerutuku bangkit dari dudukku.

Sebuah tangan menahanku, aku menoleh dan mendapati Guanlin yang duduk disampingku dan tersenyum tipis ke arahku. 

"YAA! LAI GUANLIN" teriakku, dengan sigap Guanlin langsung menutup mulutku dengan tangannya. 

"Jangan teriak! Kita masih didalam perpustakaan" bisik Guanlin dan mulai menyingkirkan tangannya dari mulutku.

"Kau sedang apa disini?" tanyaku sambil berbisik dan kembali duduk disebelahnya.

"Belajar" jawab Guanlin singkat. Aku hanya menggeleng-geleng, lalu kembali menatap Guanlin yang tengah menulis beberapa penjelasan pada kertas materi milikku.

Tanpa sadar, mataku malah menatap garis wajah Guanlin. Wajahnya sangat tampan bak pangeran di negeri dongeng. Rambutnya yang ditata hingga memperlihatkan dahinya menambah kesan tampan di wajahnya. Hidungnya mancung, dan juga kulitnya sangat putih bersih. Oh, jangan lupakan, dia sangat wangi.

"Sudah puas menatapku?" ujar Guanlin.

Sial! Aku ketahuan!

Aku mengalihkan pandanganku, berpura-pura mengecek ponselku. Guanlin yang melihatku gelagaban, hanya tersenyum tipis lalu mengelus puncak rambutku lembut. 

Gadis yang lucu.

"Sudah aku ringkas materinya, kau bisa membacanya lagi dirumah. Kalau ada yang tidak jelas, kau bisa menelponku atau langsung saja ke rumahku. Aku akan mengajarimu" ucap Guanlin sambil tersenyum.

Aku mengangguk, dan menatap materi matematikaku dengan mata berbinar.

"Thank you, Guanlin. You're my guardian angel" sahutku mencubit pipi gembul Guanlin dengan gemas.

"My pleasure. Aku hanya ingin menyenangkan hati seorang yang aku sayang" ujar Guanlin tersenyum, dan perkataan Guanlin sukses membuat wajahku merah.

Astaga! Apakah Guanlin sedang menyatakan cintanya padaku?

~~~

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IMAGE MALE IDOL | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang