Choi Min Ki | NU'EST

282 32 1
                                    

Dirumah Choi Min Ki.

Aku sedang memberi makan kura-kura kecil miliknya. Akhir-akhir ini, memberi makan kura-kura adalah rutinitasku selama 6 bulan terakhir. Aku memandangi kura-kura itu lalu bergumam. "Bagaimana kalian tak mau makan, apakah kalian juga merindukan pemilik kalian sama seperti aku?"

"Apakah dulu ketika Min Ki memberi makan kura-kura ini juga sambil menunggu ku? Sama seperti yang aku lakukan sekarang sambil menunggu Min Ki?" gumamku lagi.

Akhirnya aku mengerti bagaimana rasanya menunggu.

Setelah memberi makan kura-kura, aku membuka puzzle di meja Min Ki. Terlihat kurang satu lagi potongan puzzle untuk melengkapi puzzle itu. "Aku harus menemukan potongan puzzle itu agar lengkap." aku bergegas mencari kesana kemari diruangan itu. Dan setelah seharian terus menerus mencari akhirnya aku menemukan potongan puzzle di bawah kursi. Aku terlihat senang sekali bahkan sampai meneteskan air mata karena akhirnya bisa memasangkan potongan puzzle itu dan gambar menjadi utuh.

"Choi Min Ki, aku menemukan potongan puzzle itu, dan apakah itu artinya aku akan segera bertemu denganmu?"

Keesokan harinya.

Aku berdiskusi dengan Baekho dan Minhyun diruanganku. Minhyun dan Baekho memberi ide jitu untuk kelanjutan proyek West. "Bagaimana kelanjutan proyek Prof. Kim?" tanyaku pada Baekho.

"Proyek sudah siap dan minggu depan bisa launching." jawab Baekho.

"Baiklah. Saya yang akan mempersiapkan launching nya." ucapku tegas.

Minhyun tersenyum dan melirik ke arah Baekho. "Ada apa? Apakah tadi aku mengatakan hal yang salah?" tanyaku.

"Tidak ada. Tapi hari ini, anda terlihat seperti Tuan Choi Min Ki. Sepertinya, beliau sedang merasuki tubuh anda." jelas Minhyun.

"Terlebih hari ini anda berdandan seperti Tuan Choi." tambah Baekho.

Baekho dan Minhyun tertawa diikuti aku. "Ya, setelah menjadi CEO selama 6 bulan, akhirnya aku sedikit mengerti seperti apa tekanan pekerjaan yang dimiliki Min Ki. Oh, ya. Mulai hari ini kalian berbicara santai padaku." sahutku.

Baekho dan Minhyun mengangguk senang. "Tapi, pada saat kalian sedang berada di ruanganku dan di luar kantor." aku mempertegas kalimatku.

Minhyun dan Baekho tersenyum.

"Anda melakukannya dengan baik." puji Minhyun.

Aku menatap Minhyun dan tersenyum. "Jika Tuan Min Ki ada disini, pasti dia akan melakukan hal yang sama." lanjutnya lagi.

"Apakah Min Ki tak pernah menghubungi kalian berdua secara pribadi?" tanyaku.

"Tuan Min Ki tidak pernah menelpon ataupun mengirim email padaku. Nampaknya Tuan Min Ki benar-benar tidak ingin ada yang menghubunginya." jawab Baekho.

...

Setelah turun dari ruanganku. Baekho dan Minhyun berhenti dan melihat Nara yang menjadi asistenku menggantikan posisiku dulu. Minhyun melirik Baekho dan menyuruhnya untuk turun duluan karena dia ada urusan. Baekho beralasan. "Aku tidak mau turun. Aku juga ada urusan." Baekho sengaja berkata seperti itu karena dia ingin mengikuti Minhyun.

"Kau ada urusan apa?" tanya Minhyun kesal.

"Kau juga ada urusan apa?" Baekho bertanya balik.

Minhyun tiba-tiba berjalan mendekati Nara. "Nara-ssi, apa kau terbiasa kerja dilantai 66?"

Nara mengangguk. "Kalau aku ada masalah, aku akan meminta bantuan Jisoo."

Minhyun mengangguk. "Kalau kau ada masalah lain, kau bisa bertanya padaku."

IMAGE MALE IDOL | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang