Kim Seok Woo | SF9

370 47 3
                                    

+++

Aku sedang berada di tempat kerja. Aku melihat ponselku yang daritadi bergetar, lalu membuka aplikasi chatting Line.

[Baek Zuho] Jam 8 aku tunggu di bandara.

[Kang Chanhee] Siapa yang mau mengantarnya pergi ?

[Kim Seokwoo] Aku bisa.

[Lee Jaeyoon] Rowoon, apa kau bisa menjemputku? Aku juga ingin pergi.

[Kim Seokwoo] Oke.

[Lee Jaeyoon] Jemput aku jam 5.

[Me] Sampai bertemu di bandara.

[Kim Seokwoo] Kau sama siapa ke bandara?

[Me] Mungkin sendiri.

[Kim Seokwoo] Nanti aku jemput. Oke.

[Me] Baiklah.

[Baek Zuho] Thank you so much guys.

Malam ini, aku, Rowoon, Jaeyoon, dan Chanhee mengantar Zuho pergi ke Hongkong. Zuho di pindahtugaskan oleh kantornya ke Hongkong selama 10 tahun. Dan malam ini adalah malam terakhir kami bertemu dengan Zuho.

"Aku dengar kau mau resign?" tanya Zuho padaku.

Aku mengangguk mengiyakan. "Aku sudah mengajukan surat resign minggu lalu." jawabku santai.

"Jadi, kau beneran mau resign? Aku pikir waktu kau bilang mau mengajukan resign kau hanya bercanda." timpal Chanhee.

Aku kembali mengangguk.

"Lalu setelah itu kau mau ngapain?" tanya Rowoon.

"Aku berencana mau buka kafe."

"Butuh karyawan gak?" tanya Chanhee.

"Emang kenapa?"

"Ya kalau butuh aku carikan. Atau nanti aku bantu. Gini-gini aku punya sertifikat barista." Chanhee mencoba menyombongkan dirinya pada yang lain.

Aku dan yang lainnya hanya tertawa.

+++

Satu tahun sejak aku membuka sebuah kafe.

"Hei." Rowoon menyapaku.

"Hai." sapaku balik.

"Sibuk banget sih ibu barista satu ini." goda Rowoon.

Aku mengernyitkan dahi. "Kamu kesini mau bantuin aku atau mau godain aku?" aku menggoda balik Rowoon.

Rowoon hanya tertawa, lalu berjalan menuju meja barista. "Kamu istirahat dulu, biar aku yang gantiin." Rowoon mengambil ahli posisiku, aku bergeser, melepaskan celemekku dan memasangkannya ke Rowoon.

"Aku ada di ruang istirahat, kalau butuh apa-apa panggil aku aja." pesanku.

Rowoon mengangguk. Sebelum benar-benar meninggalkan Rowoon di meja barista, aku berpesan pada seorang pelayanku untuk membantu Rowoon.

Aku berbaring diranjang ruang istirahat, mengecek ponselku. Lalu membuka aplikasi Line. Chanhee dan Jaeyoon mengirim pesan ucapan selamat ulangtahun untukku. Aku tersenyum dan membalas pesan mereka berdua. Saat aku hendak tidur, Zuho menelponku.

"Hei. Kau sedang apa?" tanya Zuho.

"Aku sedang di ruang istirahat. Kau sedang apa? Tidak kerja?" tanyaku.

"Oh kau sedang di kafe? Hei, lihatlah sekarang jam berapa? Ini jam istirahat."

Aku tertawa.

"Kau sedang sibuk? Aku mau melakukan video call."

IMAGE MALE IDOL | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang