HAPPY READING ‼️
Jangan lupa VOTE nya 😊🙏🏻
~~~
~~~
"Kenapa lagi? Berantem sama Kai" Sungwoon mengacak-acak rambutku. Dia sudah bisa menebak dari raut mukaku yang tertekuk.
"Kalian itu kapan dewasanya kalau berantem terus-terusan? Udah tua! Udah mau lulus kuliah tapi kelakuan masih kayak bocah" Sungwoon kembali terkekeh geli.
"Mestinya kau tanya sendiri sama sahabatmu itu. Bilangnya cuma main billiar saja, eh sekalinya lihat cewek bening sedikit langsung cari kesempatan dalam kesempitan. Dia pikir aku bodoh apa!" aku mendengus kesal.
Sungwoon hanya tertawa. Wajar sih, dia tau betul wataknya si hitam pesek itu bagaimanapun juga. Seorang playboy dan dia juga tau kalau aku sudah mengetahui fakta itu. Dari awal pun dia sudah memperingatkanku untuk tidak terlalu dekat dengan Kai. But, his charms conquer me. He's so hot.
"Terus sekarang kamu mau nangis? Kayak cewek-cewek di drama yang sering kamu tonton itu?" ledek Sungwoon lagi.
"Gak lah. Apa untungnya aku nangisin laki macam gitu! Lagian aku sudah putus dengan Kai. Meskipun banyak yang bilang nanti aku akan menyesal melepas pria seksi macam dia, tapi aku tetap tidak akan menyesal. Pria mesum seperti Kai memang harus diberi pelajaran" sahutku kemudian masuk ke dalam kamar, meninggalkan Seungwoo sendirian di sofa ruang tamu.
"Ngapain kamu kesini?" aku menemukan Kai berada di ruang tamuku. Dia hanya tersenyum kecil melihatku keluar dari kamar.
"Maaf" ucap Kai.
"Semudah itu? Ini bukan pertama kalinya kamu kayak gini. Kamu udah sering melakukan itu, dan aku sudah sering memaafkanmu. Aku muak dengan pria mesum sepertimu!" aku melipat tanganku didepan dada.
Kai berjalan mendekatiku. Aku bisa mencium aroma alkohol yang langsung menusuk indra penciumanku. Aku mundur untuk menghindarinya tapi Kai terus berjalan ke arahku hingga memojokkanku di dinding.
Tangannya mengunci badanku, dan sedetik kemudian bibirnya menempel dibibirku. Tidak, bukan hanya menempel, tapi dia melumat bibirku. Aku meronta tapi percuma, kekuatannya jauh lebih besar daripada aku. Aku tidak habis akal. Aku terus memukul dadanya sambil terisak tetapi dia tidak peduli.
Bugh!
Bisa aku dengar suara pukulan tepat di wajah Kai. Aku terjatuh seketika saat mendapati Kai melepas ciumannya karena sebuah pukulan.
"YA! KIM JONGIN! Berapa kali aku bilang jangan pernah mempermainkan (y/n)! Aku sudah memperingatkanmu, tapi kau tidak mendengarkanku!" Sungwoon terlihat emosi, beberapa kali dia mendaratkan pukulan sebelum dia menarik tanganku keluar rumah.
"Aku sudah memperingatkanmu! Dan satu lagi, jangan pernah menganggu (y/n) lagi. She's mine!" ujar Sungwoon sebelum memukul Kai sekali lagi.
Sungwoon membawaku ke sebuah kedai kopi yang tidak jauh dari rumah, dan memesankanku secangkir latte hangat. Aku tersenyum ketir. seraya menyesap latte itu.
"Better?" tanya Sungwoon mengenggam tanganku.
Aku mengangguk. "Terima kasih, Sungwoon"
"My pleasure" sahut Sungwoon.
"By the way, aku lapar!" Sungwoon terkejut mendengar pengakuanku. Aku benar kan? Seharian ini aku belum menyentuh nasi sama sekali gara-gara si brengsek Kim Jongin itu.
"Segitu besarnya pengaruh Kai sampai buat kamu lupa makan?" Sungwoo terkekeh, aku memutar mataku malas lalu melayangkan pukulan pada lengannya.
"Woh! Pukulan mu sakit juga ternyata! Ternyata kalau kau lagi lapar, kau lebih mengerikan daripada Kai yang tengah mabuk" ledek Sungwoon lagi.
Tapi bukan Sungwoon namanya, meskipun dia tetap meledekku, dia akan tetap menuruti keinginanku dan membuatku kembali tersenyum.
"Tagihan kartu kredit ku bisa membengkak karena makanmu sangat banyak!" Sungwoon mengelengkan kepalanya melihat semua pesanan makanan yang tersaji di atas meja.
Asal kalian tau, badanku memang kecil, tapi kalau aku sedang stres, aku bisa menghabiskan berporsi-porsi makanan. Dan tentunya berat badanku tidak akan bertambah, itulah yang kadang membuat perempuan manapun iri dengan badanku.
"Nanti aku ganti" sahutku kesal. Dia hanya tertawa seraya meminum colanya.
"Ganti dengan apa?" tanya Sungwoon.
"Ya, ganti dengan uang lah, bodoh! Memangnya kau pikir aku akan mengganti dengan apa? Dengan tubuhku? Jangan mimpi!" gerutuku memanyunkan bibirku.
"Aku bukan pria brengsek yang menginginkan tubuhmu, bodoh! Aku hanya memerlukan hatimu. Itu saja" jawab Sungwoon pelan, sangat pelan. Bahkan serangga pun tidak akan sanggup mendengar perkataan Sungwoon.
"Kau bilang apa?" tanyaku.
"Tidak. Aku tidak bilang apa-apa. Ayo habiskan! Habis itu aku antar kau pulang" sahut Sungwoon cepat, aku mengangguk dan kembali menyantap makananku sampai tidak ada yang tersisa.
Kami berdua sudah tiba didepan rumahku. Aku berpamitan kepada Sungwoon, tapi tiba-tiba Sungwoon menahan tanganku.
"(y/n)" panggil Sungwoon.
"Apa?" tanyaku.
"Will you be mine?" Entah itu pertanyaan atau pernyataan, yang jelas, aku masih belum bisa berpikir jernih.
"Aku menyukaimu duluan. Jauh sebelum Kai menyukaimu" Sungwoon menyatakan perasaannya.
"Sungwoon-ah. Kau jangan bercanda" ujarku sedikit gugup.
"Aku tidak bercanda. Aku serius! Sudahlah. It's okay. Aku tidak akan memaksamu membalas perasaanku saat ini. Sudah malam, masuklah! Aku pulang dulu. Bye" ucap Sungwoon tersenyum kemudian beranjak pergi.
Aku menatap punggung Sungwoon yang menjauh sebelum menghilang dibalik kegelapan.
"Sungwoon-ah" aku mengejarnya dan memeluknya dari belakang.
"Jangan pergi lagi. Aku. Aku juga menyukaimu Sungwoon" aku menenggelamkan wajahku dibalik punggungnya yang kekar. Sungwoon berbalik dan memelukku, sangat erat. Aku balas memeluknya.
"Terima kasih. Terima kasih karena telah memberikanku kesempatan untuk membahagiakanmu. I love you" ucap Sungwoon mendaratkan ciumannya di keningku.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGE MALE IDOL | END
FanfictionAlhamdulillah 🙏🏻😊 2018/11/28 #1 in namjachingu 2018/12/13 #1 in innercircle 2019/1/2 #1 in innercircle 2019/1/14 #1 in universe 2019/2/4 #1 in namjachingu 2019/2/24 #1 in igot7 2019/3/4 #1 in innercircle Sekumpulan cerita oneshoot dengan cast Mal...