...
Suasana menjadi tidak enak setelah Bang Chan kena siram teh. "Kau harus bertanggungjawab atas perbuatanmu, Nyonya." ucap Bang Chan. Dan dia juga akan mengambil jalur hukum yang sesuai atas apa yang wanita itu lakukan padaku.
Wanita itu nampak takut. "Maafkan saya Tuan. Saya tidak sengaja." Tapi wanita itu malah menuduhku yang telah menjual barang palsu. Wanita itu lalu meletakkan gelas yang ia pegang dan berlalu pergi. Orang-orang yang ada di sekitar merasa heran dan bertanya-tanya apa kosmetik itu palsu? Dan satu-persatu dari mereka juga ikut pergi.
"Apa kau baik-baik saja?" tanyaku dengan cemas.
"Aku baik-baik saja." sahutnya.
Aku melihat pakaian Bang Chan yang basah dan semakin menjadi merasa bersalah. "Ini hanya masalah biasa. Jangan terlalu mengkhawatirkanku." ucap Bang Chan.
Aku langsung mengulurkan tangan dan mau membuka pakaian Bang Chan. Dia terlihat bingung. "Kau mau apa?"
"Aku berniat mau mencucinya. Aku jamin akan sama seperti sebelumnya."
Bang Chan tersenyum. "Hei, tidak perlu, sayang. Di kantor ada baju ganti."
Aku semakin merasa bersalah dan berusaha meyakinkan kalau kali ini aku tidak akan membuat masalah lagi. Terlebih lagi masalah tadi itu semua gara-gara kesalahanku. Bang Chan tersenyum. "Itu tidak ada hubungannya denganmu. Perusahaan akan menyelidiki masalah produk palsu itu. Penerimaan dan pengawasan barang juga akan mencari dimana letak kesalahannya dan akan segera mengetahuinya. Kau tenang saja."
Aku merasa lega mendengarnya. Tapi juga merasa kalau Bang Chan harus melepas pakaiannya. "Kadar ketampananmu berkurang kalau kau masih tetap memakai jas itu. Aku tidak ingin kekasihku terlihat jelek hari ini. Sini jasmu. Aku akan mencucinya."
Akhirnya Bang Chan menurut. Sesuai permintaanku, ia melepas jasnya dan langsung memakaikannya di kepalaku. Aku tersenyum. Bahkan sampai saat Bang Chan pergi. Aku masih menatap jas Bang Chan sambil senyum-senyum.
...
Aku membawa pulang jas Bang Chan dan mencucinya di rumah juga mengeringkannya. Sedangkan Bang Chan berada di meja makan sedang —berkencan dengan laptopnya. Dia merasa khawatir karena aku sudah satu jam berada di kamar mandi.
"Apa kau baik-baik saja?"
Aku mengiyakan. "Aku baik-baik saja, dan akan segera keluar."
"Cepatlah! Makanannya akan dingin."
"Iya..."
Aku keluar dari kamar mandi dan menghampiri Bang Chan. Dengan bangga aku mengembalikan jas Bang Chan yang sudah dicuci.
"Ta-da!"
Bukannya memujiku, dia malah seolah memarahiku. "Kau di kamar mandi segitu lamanya cuman buat itu?"
Aku menyangkal. "Orang biasa sepertiku, jika ingin membeli ini, maka kami harus mengumpulkan gaji beberapa kali. Oh iya, satu lagi. Aku minta padamu agar kau tidak berdiri didepanku lagi kalau aku sedang dalam masalah seperti tadi. Aku tidak selemah yang kau bayangkan."
Bang Chan menutup laptopnya lalu meminum kopinya. Aku tidak terima. "Apa ini maksudnya? Jangan merendahkanku. Jangan hanya lihat dari tubuh kecilku. Aku juga tidak akan kalah dalam pertarungan."
Bang Chan menatapku. "Kau harus bisa melindungi dirimu sendiri dengan baik."
Aku kembali menyinggung tentang produk palsu itu padanya.
"Menurutku, Bangshin sudah bertahun-tahun ada di bidang itu jadi aku yakin kalau kita tidak akan pernah menjual produk palsu. Aku yakin kalau ada yang mau menjebakmu. Apa mungkin mantan pacarmu yang melakukan ini?"
"Hei. Apa tidak salah? Seharusnya mantan pacarmu! Bukan mantan pacarku!"
Bang Chan tertawa. "Sepertinya kau harus bertambah tinggi sedikit." sahutnya lalu meletakkan cangkir kopi di atas kepalaku dan kembali ke kamarnya.
Aku mengembalikan cangkir itu ke atas meja. "Hei, jangan meledekku!"
Ponsel Bang Chan berbunyi. Dari Changbin yang mengabarkan kalo di internet orang-orang mulai mengomentari produk palsu Bangshin. Dan wanita yang tadi sore, melakukan siaran langsung sambil menangis dan mengatakan kalau Bang Chan telah memgancamnya dengan bahasa dan fisik. Bang Chan terlihat santai dan tetap tenang. Dia lalu meminta Changbin untuk memanggil semua orang untuk pertemuan darurat setengah jam lagi.
Bang Chan mengambil jasnya dariku. "Aku akan pergi ke kantor. Kau istirahatlah dulu."
Aku menjadi khawatir. "Apa itu ada hubungannya dengan produk palsu?"
"Itu hanya masalah kecil. Kau istirahatlah. Aku akan menghubungimu kalau sudah selesai."
Aku langsung bergegas melihat ponselku setelah Bang Chan pergi. Semua berita itu membuatku menjadi kesal.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGE MALE IDOL | END
FanfictionAlhamdulillah 🙏🏻😊 2018/11/28 #1 in namjachingu 2018/12/13 #1 in innercircle 2019/1/2 #1 in innercircle 2019/1/14 #1 in universe 2019/2/4 #1 in namjachingu 2019/2/24 #1 in igot7 2019/3/4 #1 in innercircle Sekumpulan cerita oneshoot dengan cast Mal...