[Yook Sungjae]

701 72 0
                                    

HAPPY READING ‼️

Jangan lupa VOTE nya 😊🙏🏻

~~~

Ketika hujan turun, orang-orang berlari sekencang mungkin mencari tempat untuk berteduh. Ibarat kucing yang takut bulunya basah terkena guyuran air. Padahal, lari ataupun tidak, hasilnya tetap sama —sama-sama basah. Hanya saja, ada yang basahnya kuyup ada juga yang hanya terkena percikan air. Tapi kemudian, setelah basah, kita sama-sama akan melakukan satu hal —mengeringkan diri.

Jika kebanyakan orang berpikir bahwa hujan adalah tanda untuk berhenti, maka Sungjae berpikir bahwa hujan adalah untuk dinikmati. Itulah mengapa Sungjae tidak pernah berlari ketika hujan tiba-tiba turun saat ia sedang berjalan kaki. Ia selalu menganggap itu perbuatan yang sia-sia.

"Hujannya gak begitu deras yah?" ujarku setelah kami melewati hujan di perjalanan pulang dari supermarket menuju rumah.

"Musim hujan ketiga" gumam Sungjae sambil mengulurkan tangannya menyentuh rintik-rintik hujan yang jatuh dari atap.

Aku menatap Sungjae. "Masih banyak musim hujan dan musim-musim lain menunggu untuk kita lewati berdua" ucapku menimpali. Sungjae tersenyum menanggapi komentar dari aku.

Setiba di rumah, Sungjae menata belanjaan didapur, sedangkan aku mulai membereskan rumah yang sedikit berantakan. Sungjae berprofesi sebagai pengacara, dan aku berprofesi sebagai dosen. Aku membereskan berkas-berkas punya Sungjae yang berceceran di ruang tengah.

"Babe, berkas-berkas ini masih kamu gunakan atau gimana?" tanyaku memastikan sebelum aku membuangnya ke tempat sampah.

"Yang dimana?" tanya Sungjae.

"Ruang tengah"

"Oh itu. Taruh aja disitu, yang. Ada beberapa yang bekas, ada yang masih aku pakai"

Aku menuruti perkataan Sungjae, dan merapikan kembali berkas-berkas milik suami ku, dan meletakkannya di meja. Aku beranjak menuju lantai dua, dimana terdapat ruang kerja milik kami berdua, kamar utama dan kamar tamu. Setelah memastikan lantai dua bersih, aku kembali turun ke lantai satu, menuju halaman belakang dan mulai menyirami tanaman-tanaman milikku.

"Wah. Mawarnya sudah berbunga" tukas ku senang.

Aku memetik beberapa tangkai bunga mawar, dan berjalan mengendap-endap masuk ke dalam dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memetik beberapa tangkai bunga mawar, dan berjalan mengendap-endap masuk ke dalam dapur. Sungjae tengah sibuk memasak makan malam untuk kami berdua. Aku langsung memeluk Sungjae dari belakang.

"Happy anniversary, Sungjae" ucapku.

Sungjae bengong selama beberapa detik. Lupa. Benar-benar lupa. Padahal sejak beberapa hari lalu, dia sempat berusaha mengingat hari spesial itu.

"Kamu lupa lagi yah?" aku berdecak.

Sungjae tersenyum malu, lalu memelukku yang sudah cemberut. "I'm so sorry. Aku beneran lupa kalau hari ini anniversary kita, babe"

"Lupa kok tiap tahun"

"Iya deh maaf. Kamu kan tau sendiri kalau suami mu itu tidak romantis" Sungjae berusaha membela dirinya. "Ini pasti bunga buat aku ya?" Sungjae melirik tiga tangkai bunga mawar yang aku sembunyikan dibelakang badan ku.

Aku mengangguk, lalu memberikan bunga tersebut pada Sungjae. "I love you, (y/n)" bisik Sungjae.

"I love you, too" balasku.

Sungjae mengecup bibirku. Kami larut dalam romansa cinta yang membuat kami lupa pada masakan makan malam.

"Babe, dagingnya" teriak aku saat mataku melirik daging yang gosong.

Sungjae dengan cekatan mematikan kompor, dan mengangkat dagingnya. "Gosong, babe" Sungjae tertawa. "Sepertinya kita harus makan malam diluar" tawar Sungjae.

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IMAGE MALE IDOL | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang