HAPPY READING ‼️
Jangan lupa VOTE nya 😊🙏🏻
~~~
"Nggak ada yang ketinggalan kan?" tanya Jungkook sekali lagi, meyakinkan aku saat membantu aku packing barang bawaan untuk tugas dinas di Taipei.
"Nggak ada, yang. Sudah aku cek sekali lagi"
"Kamu sudah kabarin anak-anak yang lain? Terus bagaimana dengan permintaan maaf dari Mark?"
"Yang, aku ke Taipei cuma tiga bulan, dan bukan pindah, cuma tugas dinas. Untuk saat ini cukup kamu. Dan urusan Mark, nanti aku urus sepulang dari Taipei"
"Sayang, apa yang dilakukan Mark menurut aku itu benar. Ia sudah berani jujur sama kamu dan manager bahwa yang melakukan kesalahan itu dia bukan kamu"
"Iya, aku tau dia sudah berani jujur. Tapi, aku masih nggak habis pikir aja, kenapa dia bisa melakukan seperti itu. Selama ini aku selalu membantu dia, membimbing dia, nyatanya dia malah menusukku dari belakang hanya demi —seonggok jabatan"
Jungkook menghela napas panjang. Ia cukup enggan menasihatiku lagi. Karena menurut dia percuma, menasihati aku disaat emosiku masih belum stabil. Jadi, Jungkook memilih diam dan mengalah.
"Aku kecewa waktu tau kalau Mark yang melakukan itu. Aku sudah mengganggap Mark itu sebagai partner sekaligus sahabat. Terlebih lagi, aku selalu cerita apapun itu ke dia. Dia pun sebaliknya, menceritakan masalahnya apapun itu padaku" jelasku.
Jungkook tersenyum. Ia tidak tega, tapi ia sudah cukup lega karena aku sudah cukup berani mengeluarkan semua kekesalanku pada Mark di hadapannya.
Jungkook memelukku. Mencoba meredam emosi, menstabilkan amarahku, dan juga menenangkanku. Ia tau bahwa aku, di hari itu sedang dijatuhi bumerang berkali-kali. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah gambaran kondisi ku saat hari itu. Jungkook tau, sebagai seorang kekasih, ia hanya bisa menguatkan aku.
Keesokan harinya, Jungkook mengantar ku ke bandara. Pesawatnya akan berangkat satu jam lagi. Aku memeluk Jungkook dan berjanji untuk segera pulang saat surat panggilan dari kantor tiba di mejaku nanti.
Aku masuk ke ruang tunggu yang tidak begitu ramai. Aku memilih tempat duduk yang memisahkan ruang tunggu dan lapangan parkir pesawat. Lalu, aku mengeluarkan ponsel ku, memotret sebuah ruang tunggu yang lumayan sepi, lalu mengupload-nya ke media sosialku dengan sebuah puisi yang aku kutip dari salah satu buku. Begini isinya:
—Aku tidak akan pernah bisa setabah pintu keberangkatan bandara.
Ia bisa begitu tabah menjadi saksi dari perpisahan.
Yang setiap menitnya terjadi dihadapannya.
Entah sudah berapa banyak air mata yang pecah.
Berapa banyak peluk erat yang enggan untuk dilepas.
Juga berapa banyak kepergian yang tidak disaksikan oleh siapa pun. Kecuali dirinya sendiri.
Aku mematikan ponselku, memasukkannya kembali ke dalam saku blazer putih ku, dan mengamati orang-orang berlalu lalang di sekitarnya. Beberapa menit kemudian, dari pengeras suara aku mendengar pengumuman bahwa pesawat yang akan aku tumpangi sudah dibuka. Dan sebelum aku menuju pesawat, aku kembali memotret seorang anak kecil yang tengah berdiri memandangi pesawat yang baru saja lepas landas.
Kembali mengupload di media sosialku dengan sebuah caption yang kutipannya terdapat di buku yang sama.
—Hari ini, kepergian pamit.
Dan tidak lupa, aku memberi kabar kepada Jungkook bahwa aku akan lepas landas, dan segera menghubunginya jika sudah sampai di penginapan.
Aku meraih koperku dan melebur ke dalam antrian menuju pintu keberangkatan.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGE MALE IDOL | END
FanfictionAlhamdulillah 🙏🏻😊 2018/11/28 #1 in namjachingu 2018/12/13 #1 in innercircle 2019/1/2 #1 in innercircle 2019/1/14 #1 in universe 2019/2/4 #1 in namjachingu 2019/2/24 #1 in igot7 2019/3/4 #1 in innercircle Sekumpulan cerita oneshoot dengan cast Mal...