[Kino]

825 81 1
                                    

HAPPY READING ‼️

Jangan lupa VOTE nya 😊🙏🏻

~~~

Aku baru saja tiba di apartemen setelah diguyur hujan sepanjang perjalanan. Bukan, hujan tidak langsung turun ketika aku baru keluar gedung menuju halte. Hujan bahkan tidak memberi aba-aba akan turun, kecuali langitnya yang gelap. Tapi, bukankah mendung tidak selamanya hujan?

Jadi, aku tetap pulang tanpa memakai payung. Baru sekitar 15 menit lagi aku tiba di halte, hujan jatuh mengguyur seisi kota Seoul. Membuat malam semakin dingin. Seperti sudah jatuh, tertimpa tangga pula.

15 menit aku bertahan di halte, menunggu bose. Air dan embusan angin menembus pakaianku, menusuk tulang rusukku.

"Ah, sial" gerutuku.

Seharusnya aku mengindahkan perkataan dari Kino dan juga ramalan cuaca. Tapi, aku yang terlalu percaya diri, memilih tidak membawa payung, bahkan jaketpun aku tidak bawa.

"Kenapa anginnya kencang sekali"

Aku mengusap pelan kedua lenganku, meniup-niup tanganku yang mulai mendingin. Namun, tanpa aku sadari, sebuah tangan merangkul bahuku, membawaku ke dalam sebuah pelukan. Aroma vanilla menyerebak keluar dari dalam tubuh pria tersebut.

"Kino..."

"Hai. Aku tadi menjemputmu di kantormu. Tapi kata Sella, kamu sudah pulang 15 menit yang lalu" ucap Kino. Senyumnya mengembang dari bibirnya, semakin menampakkan ketampanan pria ini.

 Senyumnya mengembang dari bibirnya, semakin menampakkan ketampanan pria ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa tidak menghubungiku lebih dulu?" tanyaku. Aku merasa kasihan sama Kino, dia harus rela basah-basahan demi aku. Padahal letak dorm dia, dan kantorku itu berlawanan arah. Anak nakal ini.

"Aku sudah mengirim mu pesan, sudah menelpon mu berkali-kali. Tapi, tidak kamu angkat-angkat. Jadinya aku langsung menyusul kesini" ucap Kino.

"Tapi, kamu jadi basah Kino"

Kino menggeleng. "Gakpapa sayang. Basah sedikit, nanti juga kering"

Aku menghela napas panjang. Pria satu ini memang susah dibilangin. "Ya sudah, kita naik taksi saja. Bahaya kalau kamu naik bose" sahutku sambil menyetop sebuah taksi yang kebetulan lewat didepan kami berdua.

Setelah tiba di apartemen, aku langsung menyuruh Kino ke kamar mandi untuk membilas diri. Meskipun Kino menolak, aku tetap memaksanya dan mendorongnya ke kamar mandi.

"Kino, handuknya ada di lemari. Bajumu aku letakkan didepan ya" teriakku dari luar kamar mandi.

"Iya sayang. Terimakasih" jawab Kino dari dalam.

Aku pergi menuju dapur, duduk di kursi meja makan dan mulai berpikir, apa yang nikmat saat hujan sedang turun?

1. Segelas kopi panas.

2. Segelas coklat panas.

3. Semangkuk ramyeon pedas dengan sebiji telur setengah matang ditambah lelehan keju diatasnya.

Dan seperti semesta sedang mendukungku malam ini. Ketika aku membuka lemari, masih tersisa dua bungkus ramyeon pedas. Waktu yang sangat pas untuk menikmati ramyeon. Aku mengambil dua bungkus ramyeon, dua biji telur, dan juga dia slice keju.

Kino keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju dapur. "Sana kamu mandi, biar aku yang masak ramyeon-nya" Kino menarik tanganku dan membawaku ke kamar mandi.

"Tapi yang, itu..."

"Udah. Aku yang masak, kamu mandi dulu biar gak masuk angin" Kino menutup pintu kamar mandi.

"Ahh! Aku pesan ayam juga deh. Buat cemilan" Kino berbicara sendiri.

Selesai mandi, aku melihat punggung Kino didapur yang tengah sibuk membuat ramyeon. Aku berjalan pelan kearahnya dan langsung memeluknya.

"Oh, kau sudah selesai mandi?" tanya Kino mencicipi kuah ramyeon.

"Gimana rasanya?" tanyaku penasaran.

"Enak. Tinggal taruh keju diatasnya dan selesai" ucap Kino lembut.

"Oh, ayam nya sudah datang" sahut Kino saat mendengar bel apartemenku berbunyi.

"Biar aku saja" aku bergegas menuju pintu dan mengambil ayam pesanan Kino.

Kino menyiapkan ramyeon yang sudah jadi, sedangkan aku menata meja makan dan menunggu Kino.

"Nah, ini ramyeon spesial ala Chef Kino untuk pacarku tersayang" ucapnya meletakkan satu panci ramyeon tepat didepanku.

"Nah, ini ramyeon spesial ala Chef Kino untuk pacarku tersayang" ucapnya meletakkan satu panci ramyeon tepat didepanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoah. Ini banyak sekali Kino" ucapku.

"Kan tadi udah aku bilang spesial. Ayo makan!"

Aku mengangguk. Tidak sabar ingin mencicipi masakan buatan Kino. "Ittadakimasu" seruku senang.

"Bon appétit"

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


IMAGE MALE IDOL | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang