Dowoon duduk di bangku dan tersenyum menatapku. Dia menyuruh aku untuk duduk disampingnya. Aku menurut dan duduk di depan Dowoon sambil senyum-senyum. Dowoon tersenyum dan memasangkan earphone ke telingaku. Dia memutar lagu demo untuk Day6. Kami saling melempar senyum. Tiba-tiba Dowoon mendekatkan wajahnya ke bibirku. Aku memejamkan mata, siap menerima ciuman dari Dowoon.
"Aaaa...aaa..."
Aku langsung terbangun dan mendenger suara teriakan Wonpil.
"Aisshh... Wonpil sialan. Hampir saja dia melakukannya." omelku. Aku menghampiri Wonpil yang sedang terlihat senang. "Ada apa sih?"
Wonpil dan Dowoon menatapku. "Kita diminta datang." jawab Wonpil.
Aku bingung. "Kemana?"
"Kita diminta untuk tampil." Dowoon memperjelas.
"Daebak!" aku langsung bangkit dan menghampiri mereka. Aku ingin melihatnya sendiri. Tapi Dowoon mencubit pipiku. "Apa kau masih mengantuk?" tanya Dowoon. Aku menatap Dowoon. "Mataku sudah terbuka lebar." ucapku.
"Benarkah?" ledek Dowoon.
Wonpil duduk di meja makan. Dia terlihat kebingungan.
"Kau kenapa sih?" tanyaku.
"Aku bingung mau pakai apa untuk besok. Aku tidak bisa berpikir."
Dowoon berjalan menghampiri Wonpil, tapi tiba-tiba dia kembali menatapku. "Kita bertemu besok saat selesai tampil." ucapnya.
Aku merasa penasaran. "Kenapa?"
"Ada sesuatu hal yang mau aku bicarakan padamu."
Aku semakin tambah penasaran. "Apa sih? Kenapa tidak bilang sekarang? Ah, Dowoon-ah, kenapa kau tidak mengatakannya padaku sekarang?" aku berusaha membujuk Dowoon tapi dia hanya tersenyum lalu meninggalkanku.
...
Sungjin, Jae, Brian, Wonpil, dan Dowoon sudah siap untuk berangkat. Mereka sedang menungguku. Tidak lama kemudian aku datang. Tidak seperti biasanya, kali ini aku sengaja memakai sebuah gaun. Sangat cantik. Dowoon dan yang lainnya sampai terpesona melihatku memakai gaun.
Aku mendekat dan menghampiri mereka. Wonpil meledekku. "Kau mau kemana? Apa kau habis melakukan sebuah pertunjukan?"
Aku lalu menunjukkan kameraku. "Hari ini aku akan memotret kalian. Untuk pertama kalinya kalian akan tampil dan aku tidak mau menyia-nyiakan momen itu."
Brian memujiku. "Kau nampak cantik. Warna pink sangat cocok untukmu."
Jae juga setuju dengan perkataan Brian. Wonpil dan Sungjin berjalan duluan, dibelakangnya Jae dan Brian, dan dibelakangnya lagi aku dan Dowoon. Suasana menjadi canggung. Tiba-tiba Dowoon memujiku.
"Cantik."
"Kau bilang apa? Aku tidak dengar." sahutku berpura-pura tidak mendengar.
Tapi Dowoon tidak mau mengulanginya. Dia yakin kalau aku dengan jelas mendengar perkataannya tadi, dan menganggap aku sedang mengerjainya. Aku merengek dan meminta Dowoon untuk mengulangi perkataannya tadi. Dowoon tetap tidak mau, dan berjalan duluan. Sementara aku senyum-senyum dibelakangnya.
...
Dowoon dan yang lain sekarang berada dibelakang panggung dan menunggu giliran mereka. "Apa kalian sudah siap?" tanya salah seorang staf. Mereka mengangguk bersamaan. "Jangan gugup. Kalian lakukanlah seperti saat kalian latihan dan langsung mulai saat kalian sudah di atas panggung." staf tersebut memberi saran pada mereka.
Wonpil merasa dia sangat gugup. Aku meledek Wonpil. "Jangan gugup. Kau terlihat jelek kalau sedang gugup."
"Diamlah!"
Dowoon tersenyum menatapku. "Kau diamlah di tempat dimana aku bisa melihatmu."
Aku tersenyum dan mengangguk.
"Guys, kita semua harus santai. Tidak perlu gugup. Tampilkan yang terbaik malam ini." sahut Sungjin. Mereka lalu menyatukan tangan agar semangat. Aku menyemangati mereka saat naik ke panggung.Aku sudah bersiap di depan panggung. Aku melihat sekitar. Hanya ada sedikit orang yang menonton. Dan mereka sibuk masing-masing. Dowoon dan yang lain sedang menyetel alat musik masing-masing. Jae merasa gugup. Dia mencari sesuatu di sakunya tapi tidak ketemu. Dowoon menghampirinya dan memintanya untuk tenang. Dia meraih tangan Jae dan memberikan pick gitar.
Penampilan mereka dimulai. Orang-orang yang tadinya sibuk sendiri mulai mendekat dan menikmati penampilan mereka. Dowoon bermain drum sambil melihat ke arahku. Kami saling melempar senyum.
"Saat melihat Dowoon tersenyum padaku, hatiku rasanya mau meledak. Apa aku bisa melihat senyumnya setiap waktu?"Penonton menghadiahi mereka tepuk tangan di akhir pertunjukan, menandakan kalau mereka sangat menikmatinya. Aku menunggu mereka di ruang tunggu. Wonpil lega karena semuanya berjalan lancar. Tadinya dia mengira kalau mereka akan gagal. Aku bangkit dan bertepuk tangan. "Kalian sangat hebat dan luar biasa." pujiku.
Brian berada di barisan paling akhir. Dia menepuk tanganku sambil senyum. Aku tidak melihat Dowoon dan bertanya dimana dia kepada Wonpil. Wonpil mengaku tidak tahu.
"Aku sangat lapar." keluh Wonpil.
"Apa Dowoon ke toilet?" ucapku. "Kalian duluan saja ke restoran, aku akan mencari Dowoon." lanjutku lagi.
Aku mencari Dowoon dan menemukannya sedang bicara dengan seseorang. Aku berencana mendekat tapi tidak jadi saat melihat Dowoon merentangkan tangan. Mina mendekat dan menghambur ke pelukan Dowoon.
Aku berbalik dan tidak sanggup melihatnya lagi. Mataku merah. Dan akhirnya aku menangis. Aku berjalan dengan putus asa. Aku tidak bisa menahannya lagi dan menumpahkan semua air mataku. Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiriku dan menutupi kepalaku dengan blazer. Aku mengangkat wajahku dan melihat Dowoon disana.
"Kenapa kau menangis disini?" tanya Dowoon.
Tangisku semakin terisak, Dowoon memelukku dan mencoba menenangkanku. "Mianhae. Aku benar-benar minta maaf padamu." ucap Dowoon.
Dowoon melepas pelukannya dan menatapku. "Aku tau kau tadi melihatku berpelukan dengan Mina. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu sakit hati. Aku... aku hanya mengucapkan perpisahan dengan Mina. Maafkan aku yang tidak peka dengan kehadiranmu. Mianhae."
Aku mengangguk lemah. Dowoon kembali memelukku.
"Saranghae!" sahut Dowoon.
...
<<mohon maaf, tidak kuat melihat visual Dowoon 😍>>
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGE MALE IDOL | END
FanfictionAlhamdulillah 🙏🏻😊 2018/11/28 #1 in namjachingu 2018/12/13 #1 in innercircle 2019/1/2 #1 in innercircle 2019/1/14 #1 in universe 2019/2/4 #1 in namjachingu 2019/2/24 #1 in igot7 2019/3/4 #1 in innercircle Sekumpulan cerita oneshoot dengan cast Mal...