"Junmyeon!"
"Irene!"
Junmyeon dan Irene langsung semangat berpelukan, sudah ada sebotol cola di tangan lelaki yang disapa Junmyeon.
"Kenalin. Ini teman-teman gue. Hana, Ara, dan (y/n)"
"Hei. Gue Junmyeon. Come come!"
Ada pepatah kalau jodoh memang tidak kemana. Setelah berpisah selama 8 bulan, gue dan Minhyuk bertemu kembali, bukan di Korea tapi di tempat yang sangat jauh, di New York. Sekelompok pria berjalan memasukki apartemen milik Junmyeon. Gue diam terpana, mengenali salah satu dari mereka. Tapi sayangnya, Minhyuk hanya berjalan melewati gue.
"Bukannya dia cowok yang pernah datang..." bisik Hana pada Ara. Ara mengangguk dan membenarkan tebakan Hana itu.
"Are you okay, babe?" tanya Irene.
Gue mengangguk pelan. "Gue ke toilet dulu ya."
"Sure. Lo lurus aja sampai ujung, pintu pertama, sebelah kanan."
Musik masih mengentak-entak, suara tawa dan obrolan makin keras, terompet dan confetti dibagikan berkeliling, layar TV raksasa di dinding mulai menayangkan Ryan Seacrest di Times Square, bersiap menghitung mundur. Tanda makin jelas bagi gue untuk segera mengasingkan diri. Terlebih saat melihat Minhyuk yang juga hadir dalam pesta ini.
Gue berjalan keluar dari toilet, lalu berhenti karena dress gue yang nampak lecek dan berusaha merapikannya. Minhyuk berjalan tidak jauh dari gue. Dia sama sekali tidak menyapa gue, ia hanya melewati gue dan masuk ke dalam toilet yang ada disana.
Gue heran, dan mulai bertanya-tanya pada diri sendiri. "Apa dia tidak melihat gue atau dia sengaja mengabaikan gue ?"
Tapi saat itu, Minhyuk hanya bersandar di balik pintu, dan tidak tau harus berbuat apa.+++
"Aduh!"
Gue seharusnya tau sepatu dengan hak setinggi ini adalah ide buruk, tapi cuma sepatu ini yang layak untuk pesta yang gue bawa ke New York. Dengan sedikit tertatih-tatih, gue masuk ke sebuah ruangan gelap, mencari sofa untuk duduk sejenak dan memijat kaki kanan gue.
"Ah, there's the couch." gue menarik nafas lega.
"Are you okay ?"
Gue terperanjat. Tangan gue sontak berhenti memijat dan mulai mencari asal suara lelaki di ruangan yang gelap ini, dan akhirnya kedua mata gue beradu dengan sepasang mata seseorang yang sangat gue kenal, bahkan sudah lama gue merindukan tatapan mata itu.
"Lo gak apa-apa ?" tanya Minhyuk lagi sambil berjongkok di depan gue. Menatap mata gue sejenak, satu detik yang singkat, lalu langsung menurunkan pandangan ke pergelangan kaki gue, sementara pandangan gue masih terpaku ke wajah lelaki yang sudah lama dia tidak bertemu.
"It's okay. Cuma keseleo sedikit." jawab gue.
"Ternyata lo masih tetap nakal ya. Sudah tau tidak terbiasa memakai sepatu hak tinggi, dan nekat tetap memakainya." omel Minhyuk panjang lebar.
Loh, kenapa jadi dia yang ngomel-ngomel ke gue.
"Mau diambilin sesuatu gak?" Minhyuk menawarkan. Tanpa senyum disana, tapi tetap terasa hangat.
Gue menggeleng. "Tidak perlu. Gue cuma mau duduk sebentar saja disini."
"Oke."
Minhyuk langsung bangkit, menyalakan lampu duduk disebelah sofa gue, lalu kembali ke ruangan tempat dimana pesta diadakan.
"Minhyuk..."
Minhyuk menghentikan langkahnya, lalu membalikkan badannya menghadap gue.
"Lo mau gak nemenin gue disini. Sebentar saja. Hanya 5 menit." ucap gue dengan ragu-ragu.
Minhyuk hanya diam, dia tidak mengeluarkan satu katapun dari mulutnya. Lalu dengan santai berjalan dan duduk disamping gue.
"Thank you." ucap gue lagi.
+++
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGE MALE IDOL | END
FanfictionAlhamdulillah 🙏🏻😊 2018/11/28 #1 in namjachingu 2018/12/13 #1 in innercircle 2019/1/2 #1 in innercircle 2019/1/14 #1 in universe 2019/2/4 #1 in namjachingu 2019/2/24 #1 in igot7 2019/3/4 #1 in innercircle Sekumpulan cerita oneshoot dengan cast Mal...