[Kang Daniel]

787 80 2
                                    

HAPPY READING ‼️

Jangan lupa VOTE nya 😊🙏🏻

~~~

Sulit bagi aku untuk percaya cinta sejak ditinggalkan oleh kekasih ku, tapi sulit juga bagi ku untuk tidak percaya cinta setiap berhadapan dengan Jimin dalam setahun terakhir, khususnya malam ini, ketika sepupu ku itu berdiri di dekat ku lengkap dengan jas pengantin, senyumnya terus mengembang. Laki-laki yang selama ini jumlah pacarnya tak terhitung, dan malam ini akhirnya tunduk jatuh cinta pada sahabat dekatku sendiri yang sudah sah dinikahinya tadi siang.

 Laki-laki yang selama ini jumlah pacarnya tak terhitung, dan malam ini akhirnya tunduk jatuh cinta pada sahabat dekatku sendiri yang sudah sah dinikahinya tadi siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya ya." goda aku.

Di antara semua sepupuku, aku paling dekat dengan Jimin. Terlahir sebagai anak tunggal membuat aku sering merindukan sosok kakak, dan entah kenapa aku merasa paling cocok dengan Jimin, meskipun usia Jimin lebih muda dibanding aku. Jimin tidak moralis, tidak pernah merasa paling benar, tidak menghakimi, tidak sok bijaksana, dan itu membuat aku nyaman bercerita apapun padanya.

"Yeah" binar-binar bahagia terus terpancar dari mata Jimin sama cerahnya dengan cengirannya, lalu dia melanjutkan kalimatnya dengan berbisik, "Akhirnya gue gak harus membuang calon anak gue di kamar mandi lagi"

"Heeeh!!" aku refleks menutup satu telinga bayi yang sedang digendongku. "Dekat bayi mulutnya kotor ih!"

"He's just a baby. Belum ngerti juga kali" Jimin tertawa. "Kita pakai Inggris aja, bayi kan belum mengerti Inggris"

Mau tidak mau, aku ikut tergelak mendengar logika Jimin yang entah dari mana datangnya.

"Two years, (y/n). Two bloody years, imagine that"

"Terus?" aku bingung.

"Not getting laid"

"Ha?" aku masih tidak paham. "But you've been dating Seulgi for almost that long before marrying her, no?"

"Exactly"

"You mean, noooo..." mataku membulat, menatap Jimin tidak percaya. "She won't let you touch her all this time?"

"I can't get into details but basically, no"

"Dude" tawaku pecah. "Kualat tau rasa"

"Senang banget ya ketawanya meledek" Jimin mendengus.

"Harusnya bangga. Hubungan lo suci. Bangga dikitlah. Gue ketawa tapi gue bangga lho. Jangan salah. Kalau gak sedang gendong bayi, udah gue bekap lo di ketek gue, Jimin"

"Jimin mulai ngomong jorok lagi ya dekat anak gue?" Seokjin, kakak sulung Jimin keluar dari kamar mandi. Istrinya Joohyun, mengikuti di belakangnya.

"Curigaan amat sama gue"

"Kasihan soalnya, anak gue punya om cabul, bisa rusak dia" tukas Seokjin sambil merapikan setelan jasnya di depan cermin.

IMAGE MALE IDOL | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang