82

3K 566 95
                                        

hi, longtime no see.
miss me, anyone?

.

"Sayang?"


Yoongi yang barusan kelar nyuci piring cepet-cepet ngeringin tangannya yang masih basah. Baru aja mau datengin, yang manggil dia tadi udah di hadapan aja. "Kenapa, Jimin?"



Hening.



Jimin ga ngejawab. Cuma berdiri di hadapan Yoongi, sambil natapin istrinya dari atas sampai bawah. Ow ow ow, seksi bung. Celananya selutut, kaki mulusnya keliatan, deh. Duh, jadi pengen.


"Heh, liatin apa?"

Jimin pun tersadar dari lamunan ratednya. "Bukan apa-apa." dia maju selangkah, terus ngelingkarin tangannya di pinggang Yoongi. "Keluar jangan pakai celana pendek."

"Eh?" Yoongi ngernyit, sambil ngebales pelukan Jimin. "Kenapa?"

"Kaki─"

"Kenapa kaki?"

"Punyaku. Aku aja yang boleh liat, yang lain dilarang."

Dengernya, Yoongi ketawa gemes. Tangannya mukul pelan punggung Jimin, bikin yang punya punggung ngeringis sebelum ikut ketawa. "Dasar posesif."

"Tapi suka, kan?"

"Suka."

Jimin ketawa lagi. 





Beberapa saat mereka diem-dieman lagi. Keadaan jadi hening. Cuma diisi sama helaan nafas Jimin di permukaan kulit Yoongi, atau suara desisan Yoongi─nahan geli, soalnya Jimin ngecupin lehernya juga di sana.

"Jangan bikin tanda,"

"Kamu ngelarang aku jadi pengen nandain."

"Jimin─nhh"

"Yoongi, sayang─" leher Yoongi dikecup lagi, dijilat sekilas, terus diisap. "─jangan desah. Nanti aku turn on."

"M-Mesum! uh─udah, yang.." 

Jimin nyeringai samar, sebelum ngelakuin hal yang tadi ke tempat yang beda. Baru mau berkarya di tengkuk, yang punya leher duluan ngejambak rambutnya. Ga sakit, sih. Cuma, kepalanya ketarik ke belakang.

"Dibilangin udah!"

Jimin ngedengus kesel. "Iya iya, udah nih." Katanya sambil ngerapiin poni Yoongi, ditatapin juga.

"Ini tandanya kebikin?" Tanya Yoongi sambil natapin balik suaminya.

Yang ditanya cuma ngangkat bahu, lagak-lagak ga peduli. Tapi ujung-ujungnya ketawa pas liat ekspresi kesel setengah marahnya Yoongi. "Kebikin,"

"Aduh─kamu kan! Nanti orang-orang liat gimana?!" 

"Ya, bagus." jawabnya sante, sambil ngecup bibir istrinya yang ngerucut gemesin. "Orang-orang jadi tau kamu punya Park Jimin."

"Tapi ngga gini jugaaaa"

"Ah, jadi kamu ga suka ditandain suami sendiri?"

"Ah─eh," Yoongi langsung kelabakan pas liat Jimin semacam kecewa gitu. Duh, Yoongi ga bermaksud gitu! "N-Ngga gitu juga.."

"Jadi suka, kan?"

"Engga!"

"Halah, suka bilang aja." Dikecupnya lagi bibir Yoongi. "Ngapain tadi jenjangin leher, ngasih aku tempat buat bikin tanda kalau kamu 'ngga suka', hm?"

"Aku ga gitu!"

"Ck," Jimin ngegeleng bijak. "Bohong itu dosa, bby."

"Aih─" Yoongi ngerengut sebel. "Emang.. Tadi aku gitu?"





Asli, Jimin gemas ingin memakan.





"Iya, sayangku. Tadi lehernya dijenjangin, terus kamu─"

"Iyaiyaiyaiya gausah diperjelaas!!"

"Loh, kan kamu nanya?"

"Iya, udah, diem aja!!"

"Nah, terus kamu desah. Inget ga? Sambil desah kamu nekan─"






Wow. 



Jimin ga pernah tau kalau istrinya bisa ngebungkam dia pakai bibir.






Ena, bosqu.

. . .

aku kembali dengan part semi-rated : )

❛Kumamon❜ ─ minyoon » ⦗complete⦘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang